Lompat ke isi

Suku Rohingya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Added {{COI}} and {{disputed}} tags to article (TW)
Baris 1: Baris 1:
{{COI|date=November 2016}}
{{disputed|date=November 2016}}
{{Infobox ethnic group|
{{Infobox ethnic group|
|group= Orang Rohingya
|group= Orang Rohingya

Revisi per 21 November 2016 23.50

Orang Rohingya
Flag of the Rohingya Nation
Daerah dengan populasi signifikan
Burma (Arakan), Bangladesh, Malaysia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand, Indonesia, India
 Burma800,000[1][2]
 Saudi Arabia400,000
 Bangladesh300,000[3]
 Pakistan200,000[4][5][6]
 Thailand100,000[7]
 Malaysia28,000[8]
Bahasa
Bahasa Rohingya
Agama
Islam
Pengungsi orang Rohingya di negara bagian Rakhine.
Kamp Pengungsi yang kumuh di Cox's Bazar, Bangladesh

Rohingya (Bahasa Rohingya: /ˈrɪnə/, /ˈrhɪnə/, /ˈrɪŋjə/, or /ˈrhɪŋjə/),[9] adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Burma. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Burma yang Sino-Tibet).

Menurut penuturan warga Rohingya dan beberapa ulama, mereka berasal dari negara bagian Rakhine. Sedangkan sejarawan lain mengklaim bahwa mereka bermigrasi ke Myanmar dari Bengal terutama perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan Inggris di Burma[10][11][12], dan pada batas tertentu perpindahan itu terjadi setelah kemerdekaan Burma pada tahun 1948 dan selama periode Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971[13][14].

Muslim dilaporkan telah menetap di negara bagian Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan) sejak abad ke-16, meskipun jumlah pemukim Muslim sebelum pemerintahan Inggris tidak tidak diketahui dengan pasti[15]. Setelah Perang Anglo-Burma Pertama tahun 1826, Inggris menganeksasi Arakan dan pemerintah pendudukan mendorong terjadinya migrasi pekerja dari Bengal datang kesana untuk bekerja sebagai buruh tani. Diperkirakan terdapat 5% populasi Muslim yang mendiami Arakan pada tahun 1869, meskipun perkiraan untuk tahun sebelumnya memberikan angka yang lebih tinggi. Inggris melakukan beberapa kali sensus penduduk antara tahun 1872 dan 1911 yang hasilnya mencatat peningkatan jumlah populasi Muslim dari 58.255 ke 178.647 di Distrik Akyab. Selama Perang Dunia II, pada tahun 1942 terjadi peristiwa pembantaian Arakan, dalam peristiwa ini pecah kekerasan komunal antara rekrutan milisi bersenjata Inggris dari Angkatan Ke-V Rohingya yang berseteru dengan orang-orang Budha Rakhine. Peristiwa berdarah ini menjadikan etnis-etnis yang mendiami daerah menjadi semakin terpolarisasi oleh konflik dan perbedaan keyakinan. Pada tahun 1982, pemerintah Jenderal Ne Win berlaku hukum kewarganegaraan di Burma. Undang-undang tersebut menolak status kewarganegaraan etnis Rohingya. Sejak tahun 1990-an, penggunaan istilah "Orang-orang Rohingya" telah meningkat dalam penggunaan di kalangan masyarakat untuk merujuk penyebutan etnis Rohingya[11][16]. Pada 2013 sekitar 1,3 juta orang Rohingya menetap di Myanmar[17]. Mereka mayoritas mendiami kota-kota Rakhine utara, di mana mereka membentuk 80-98% dari populasi[16]. Media internasional dan organisasi hak asasi manusia menggambarkan Rohingya sebagai salah satu etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia[18][19]. Menghindari kekerasan di daerahnya banyak diantara orang-orang Rohingya yang melarikan diri ke pemukiman-pemukiman kumuh dan kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh[20], dan sejumlah besar orang Rohingya juga berserakan didaerah sepanjang perbatasan dengan Thailand. Sementara itu lebih dari 100.000 Rohingya di Myanmar terus hidup di kamp-kamp untuk pengungsi internal dan mereka dilarang meninggalkan kamp-kamp pengungsian oleh otoritas setempat[21][22].

Rohingya telah menuai perhatian internasional setelah kerusuhan negara bagian Rakhine pada tahun 2012. Lalu pada tahun 2015 ketika berlangsungnya perhatian internasional atas Krisis Pengungsi Rohingya dimana orang-orang Rohingya menempuh perjalanan laut yang berbahaya dalam upaya melarikan diri ke beberapa negara Asia Tenggara, dimana Malaysia menjadi tujuan utama mereka.

Referensi

  1. ^ Macan-Markar, Marwaan (15 June 2012). "Ethnic Cleansing of Muslim Minority in Myanmar?". Inter Press Service. Diakses tanggal 9 July 2012. 
  2. ^ 729,000 (United Nations estimate 2009)
  3. ^ "Myanmar Rohingya refugees call for Suu Kyi's help". Agence France-Presse. 13 June 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 January 2014. Diakses tanggal 9 July 2012. 
  4. ^ "Homeless In Karachi | Owais Tohid, Arshad Mahmud". Outlookindia.com. 1995-11-29. Diakses tanggal 2013-10-18. 
  5. ^ "Box 5925 Annapolis, MD 21403 info@srintl". Burmalibrary.org. Diakses tanggal 2013-10-18. 
  6. ^ [1] [pranala nonaktif]
  7. ^ Husain, Irfan (30 July 2012). "Karma and killings in Myanmar". Dawn. Diakses tanggal 10 August 2012. 
  8. ^ Thomson Reuters Foundation Correspondent (28 June 2013). "Fleeing Rohingya find safety but not peace in Malaysia". Thomson Reuters Foundation. Diakses tanggal 12 October 2013. 
  9. ^ "Rohingya"Perlu langganan berbayar. Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  10. ^ Leider 2013, hlm. 7.
  11. ^ a b Derek Tonkin. "The 'Rohingya' Identity - British experience in Arakan 1826-1948". The Irrawaddy. Diakses tanggal 19 January 2015. 
  12. ^ Selth, Andrew (2003). Burma's Muslims: Terrorists or Terrorised?. Australia: Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University. hlm. 7. ISBN 073155437X. 
  13. ^ Adloff, Richard; Thompson, Virginia (1955). Minority Problems in Southeast Asia. United States: Stanford University Press. hlm. 154. 
  14. ^ Crisis Group 2014, hlm. 4-5.
  15. ^ Leider 2013, hlm. 14.
  16. ^ a b Leider, Jacques P. ""Rohingya": Rakhaing and Recent Outbreak of Violence: A Note" (PDF). Network Myanmar. 
  17. ^ "Will anyone help the Rohingya people?". BBC News. 
  18. ^ Crisis Group 2014, hlm. i.
  19. ^ "Myanmar, Bangladesh leaders 'to discuss Rohingya'". Agence France-Presse. 29 June 2012. 
  20. ^ Ridwanul Hoque (16 March 2016). "Asian challenge". D+C, development and cooperation. 
  21. ^ "Trapped inside Burma's refugee camps, the Rohingya people call for recognition". The Guardian. 20 December 2012. 
  22. ^ "US Holocaust Museum highlights plight of Myanmar's downtrodden Rohingya Muslims". Fox News. Associated Press. 6 November 2013. 


Pranala luar