Lompat ke isi

BB10: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fierly V.T (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30: Baris 30:
Lokomotif uap BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe [[Mallet]] yang beroperasi di [[Indonesia]]. Lokomotif ini dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) sebanyak 16 unit dari dua pabrik yang berbeda. 12 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Hartmann ([[Jerman]]) dan 4 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff ([[Jerman]]). Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1899 – 1908. Lokomotif in menggunakan bahan bakar [[residu]].
Lokomotif uap BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe [[Mallet]] yang beroperasi di [[Indonesia]]. Lokomotif ini dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) sebanyak 16 unit dari dua pabrik yang berbeda. 12 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Hartmann ([[Jerman]]) dan 4 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff ([[Jerman]]). Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1899 – 1908. Lokomotif in menggunakan bahan bakar [[residu]].


Diawal kariernya, Lokomotif uap [[BB10|BB 10]] digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut hasil bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute [[Bogor]] – [[Bandung]]. Jalur kereta api rute [[Bogor]] – [[Bandung]] dibuka pada tahun 1884. Lokomotif ini memiliki tekanan gandar yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan. Lokomotif [[BB10|BB 10]] juga beroperasi di [[Rangkasbitung]] dan [[Banjar]]. Pada masa pemerintahan [[Jepang]] di [[Indonesia]], lokomotif [[BB10|BB 10]] juga beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km). Pemerintah [[Jepang]] membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok ([[Banten]]).
Diawal kariernya, Lokomotif uap [[BB10|BB 10]] digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut HANS bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute [[Bogor]] – [[Bandung]]. Jalur kereta api rute [[Bogor]] – [[Bandung]] dibuka pada tahun 1884. Lokomotif ini memiliki tekanan gandar yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan. Lokomotif [[BB10|BB 10]] juga beroperasi di [[Rangkasbitung]] dan [[Banjar]]. Pada masa pemerintahan [[Jepang]] di [[Indonesia]], lokomotif [[BB10|BB 10]] juga beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km). Pemerintah [[Jepang]] membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok ([[Banten]]).


Lokomotif [[BB10|BB 10]] memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah. Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakan roda-roda penggerak. Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda. Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif. Lokomtif [[BB10|BB 10]] memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki. Lokomotif [[BB10|BB 10]] memiliki panjang 10.560 mm, daya 465 hp (horse power) dan berat 44,1 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam.
Lokomotif [[BB10|BB 10]] memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah. Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakan roda-roda penggerak. Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda. Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif. Lokomtif [[BB10|BB 10]] memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki. Lokomotif [[BB10|BB 10]] memiliki panjang 10.560 mm, daya 465 hp (horse power) dan berat 44,1 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam.

Revisi per 4 Januari 2017 10.43

BB10
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Chamnitz, Schwartzkopff Jerman
Nomor seriBB10
ModelBB10
Tanggal dibuat1899 – 1908
Jumlah dibuat16 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-4-4-2T
Susunan roda AARBB
Klasifikasi UICBB
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.050 mm
Panjang10,560 mm
Berat
Berat kosong44,1 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarResidu
Sistem mesin
Kinerja
Kecepatan maksimum50 km/h
Daya mesin465 hp
Lain-lain


Lokomotif uap BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe Mallet yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) sebanyak 16 unit dari dua pabrik yang berbeda. 12 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Hartmann (Jerman) dan 4 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff (Jerman). Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1899 – 1908. Lokomotif in menggunakan bahan bakar residu.

Diawal kariernya, Lokomotif uap BB 10 digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut HANS bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute BogorBandung. Jalur kereta api rute BogorBandung dibuka pada tahun 1884. Lokomotif ini memiliki tekanan gandar yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan. Lokomotif BB 10 juga beroperasi di Rangkasbitung dan Banjar. Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia, lokomotif BB 10 juga beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km). Pemerintah Jepang membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok (Banten).

Lokomotif BB 10 memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah. Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakan roda-roda penggerak. Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda. Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif. Lokomtif BB 10 memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki. Lokomotif BB 10 memiliki panjang 10.560 mm, daya 465 hp (horse power) dan berat 44,1 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam.

Dari 16 unit lokomotif BB 10, saat ini hanya tersisa 1 unit, yaitu BB 10 12. Lokomotif BB 10 12 dipajang di Museum Kereta Api Ambarawa (Jawa Tengah).

Lihat pula

Pranala luar