Lompat ke isi

Singa Laoet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 29: Baris 29:
'''''Singa Laoet''''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''''Singa Laut''''') adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1941. Film ini disutradarai [[Tan Tjoei Hock]], diproduseri [[The Teng Chun]], dan dibintangi Tan Tjen Bok, [[Mohamad Mochtar]], dan [[Hadidjah]].
'''''Singa Laoet''''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''''Singa Laut''''') adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1941. Film ini disutradarai [[Tan Tjoei Hock]], diproduseri [[The Teng Chun]], dan dibintangi Tan Tjen Bok, [[Mohamad Mochtar]], dan [[Hadidjah]].


==Alur==
== Alur ==
Robin dikucilkan dari masyarakat setelah dituduh membunuh seorang pria bernama Ibrahim dalam sebuah perkelahian. Dua puluh tahun kemudian, putra Ibrahim, Mahmud, mulai mencari pembunuh ayahnya. Ia pun mencapai pulau Sampojo dan menemukan Robin. Robin saat itu sudah menjadi perompak dan menggunakan nama "Singa Laoet". Setelah salah satu tangan kanan Robin, Hasan, menculik perempuan yang dicintainya, Mahmud melacak si penculik dan menghajarnya sampai mati. Kelak terungkap bahwa Hasan, bukan Robin, adalah pembunuh Ibrahim yang sebenarnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}
Robin dikucilkan dari masyarakat setelah dituduh membunuh seorang pria bernama Ibrahim dalam sebuah perkelahian. Dua puluh tahun kemudian, putra Ibrahim, Mahmud, mulai mencari pembunuh ayahnya. Ia pun mencapai pulau Sampojo dan menemukan Robin. Robin saat itu sudah menjadi perompak dan menggunakan nama "Singa Laoet". Setelah salah satu tangan kanan Robin, Hasan, menculik perempuan yang dicintainya, Mahmud melacak si penculik dan menghajarnya sampai mati. Kelak terungkap bahwa Hasan, bukan Robin, adalah pembunuh Ibrahim yang sebenarnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}


==Produksi==
== Produksi ==
''Singa Laoet'' disutradarai [[Tan Tjoei Hock]], sutradara [[Tionghoa Indonesia]] yang terikat kontrak dengan Java Industrial Film milik [[The Teng Chun]] sejak 1940. The memproduseri film ini untuk Action Film, anak perusahaan Java Industrial Film.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}} Tan juga disebutkan di kreditnya sebagai penulis naskah, sinematografer, dan penyunting suara film [[hitam putih]] berdurasi 76 menit ini.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kredit Singa Laoet}} Sebagian besar proses produksi film ini selesai pada Oktober 1941.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}
''Singa Laoet'' disutradarai [[Tan Tjoei Hock]], sutradara [[Tionghoa Indonesia]] yang terikat kontrak dengan Java Industrial Film milik [[The Teng Chun]] sejak 1940. The memproduseri film ini untuk Action Film, anak perusahaan Java Industrial Film.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}} Tan juga disebutkan di kreditnya sebagai penulis naskah, sinematografer, dan penyunting suara film [[hitam putih]] berdurasi 76 menit ini.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kredit Singa Laoet}} Sebagian besar proses produksi film ini selesai pada Oktober 1941.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}


Film ini dibintangi Tan Tjeng Bok, [[Hadidjah]], Bissu, dan [[Mohamad Mochtar]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}} Tiga aktor di antaranya pernah terlibat lebih jauh di Java Industrial Film: Bissu mengawali karier perfilmannya melalui ''[[Oh Iboe]]'' (1938),{{sfn|TIM, Bissu}} Hadidjah bersama suaminya [[Mas Sardi]] ambil bagian di ''[[Roesia si Pengkor]]'' (1939),{{sfn|Biran|2009|pp=176–77}} dan Mochtar tampil di ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' pada tahun yang sama setelah keberadaannya ditemukan di sebuah kedai pangkas.{{sfn|Biran|2009|p=181}} Tan Tjeng Bok, mantan aktor panggung [[Dardanella]], adalah rekrutan terbaru dan mengawali karier perfilmannya melalui ''[[Srigala Item]]'' buatan perusahaan ini tahun 1941.{{sfn|Biran|2009|p=272}}
Film ini dibintangi Tan Tjeng Bok, [[Hadidjah]], Bissu, dan [[Mohamad Mochtar]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}} Tiga aktor di antaranya pernah terlibat lebih jauh di Java Industrial Film: Bissu mengawali karier perfilmannya melalui ''[[Oh Iboe]]'' (1938),{{sfn|TIM, Bissu}} Hadidjah bersama suaminya [[Mas Sardi]] ambil bagian di ''[[Roesia si Pengkor]]'' (1939),{{sfn|Biran|2009|pp=176–77}} dan Mochtar tampil di ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' pada tahun yang sama setelah keberadaannya ditemukan di sebuah kedai pangkas.{{sfn|Biran|2009|p=181}} Tan Tjeng Bok, mantan aktor panggung [[Dardanella]], adalah rekrutan terbaru dan mengawali karier perfilmannya melalui ''[[Srigala Item]]'' buatan perusahaan ini tahun 1941.{{sfn|Biran|2009|p=272}}


==Rilis dan tanggapan==
== Rilis dan tanggapan ==
''Singa Laoet'' was dirilis pada akhir 1941 dan baru ditayangkan di [[Surabaya]] bulan November. Di kota ini, film ini dikatakan bisa membuat darah penonton mengalir lebih cepat di dalam pembuluh, sedangkan panorama Hindia Belanda digambarkan indah dan cantik. Film ini dapat ditonton oleh semua usia.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}} Seorang kritikus di ''Soerabaijasch Handelsblad'' menulis bahwa film ini lebih populer di kalangan penonton Tionghoa dan pribumi.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna Theater}}
''Singa Laoet'' was dirilis pada akhir 1941 dan baru ditayangkan di [[Surabaya]] bulan November. Di kota ini, film ini dikatakan bisa membuat darah penonton mengalir lebih cepat di dalam pembuluh, sedangkan panorama Hindia Belanda digambarkan indah dan cantik. Film ini dapat ditonton oleh semua usia.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}} Seorang kritikus di ''Soerabaijasch Handelsblad'' menulis bahwa film ini lebih populer di kalangan penonton Tionghoa dan pribumi.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna Theater}}


Penayangan ''Singa Laoet'' terus berlanjut sampai 1945.{{sfn|Tjahaja 1945, (untitled)}} Menurut ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun J.B. Kristanto, salinan [[35 mm]]-nya disimpan di [[Sinematek Indonesia]], Jakarta.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}
Penayangan ''Singa Laoet'' terus berlanjut sampai 1945.{{sfn|Tjahaja 1945, (untitled)}} Menurut ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun J.B. Kristanto, salinan [[35 mm]]-nya disimpan di [[Sinematek Indonesia]], Jakarta.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
{{reflist|30em}}


==Sumber==
== Sumber ==
{{refbegin|40em}}
{{refbegin|40em}}
* {{cite book
* {{cite book
Baris 78: Baris 78:
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kredit Singa Laoet}}
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kredit Singa Laoet}}
}}
}}
*{{cite news
* {{cite news
|title=Sampoerna Theater: Singa Laoet
|title=Sampoerna Theater: Singa Laoet
|language=Belanda
|language=Belanda
Baris 99: Baris 99:
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Singa Laoet}}
}}
}}
*{{Cite journal
* {{Cite journal
|title=Studio Nieuws
|title=Studio Nieuws
|work=Pertjatoeran Doenia dan Film
|work=Pertjatoeran Doenia dan Film
Baris 109: Baris 109:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}
}}
}}
*{{cite news
* {{cite news
|title=(tanpa judul)
|title=(tanpa judul)
|language=Belanda
|language=Belanda
Baris 119: Baris 119:
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}}
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}}
}}
}}
*{{cite news
* {{cite news
|title=(tanpa judul)
|title=(tanpa judul)
|language=Indonesia
|language=Indonesia

Revisi per 26 Januari 2017 03.27

Singa Laoet
Iklan koran, Surabaya
SutradaraTan Tjoei Hock
ProduserThe Teng Chun
SkenarioTan Tjoei Hock
Pemeran
SinematograferTan Tjoei Hock
Perusahaan
produksi
Action Film
Tanggal rilis
  • 1941 (1941) (Hindia Belanda)
Durasi76 menit
NegaraHindia Belanda
BahasaIndonesia

Singa Laoet (EYD: Singa Laut) adalah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1941. Film ini disutradarai Tan Tjoei Hock, diproduseri The Teng Chun, dan dibintangi Tan Tjen Bok, Mohamad Mochtar, dan Hadidjah.

Alur

Robin dikucilkan dari masyarakat setelah dituduh membunuh seorang pria bernama Ibrahim dalam sebuah perkelahian. Dua puluh tahun kemudian, putra Ibrahim, Mahmud, mulai mencari pembunuh ayahnya. Ia pun mencapai pulau Sampojo dan menemukan Robin. Robin saat itu sudah menjadi perompak dan menggunakan nama "Singa Laoet". Setelah salah satu tangan kanan Robin, Hasan, menculik perempuan yang dicintainya, Mahmud melacak si penculik dan menghajarnya sampai mati. Kelak terungkap bahwa Hasan, bukan Robin, adalah pembunuh Ibrahim yang sebenarnya.[1]

Produksi

Singa Laoet disutradarai Tan Tjoei Hock, sutradara Tionghoa Indonesia yang terikat kontrak dengan Java Industrial Film milik The Teng Chun sejak 1940. The memproduseri film ini untuk Action Film, anak perusahaan Java Industrial Film.[1] Tan juga disebutkan di kreditnya sebagai penulis naskah, sinematografer, dan penyunting suara film hitam putih berdurasi 76 menit ini.[2] Sebagian besar proses produksi film ini selesai pada Oktober 1941.[3]

Film ini dibintangi Tan Tjeng Bok, Hadidjah, Bissu, dan Mohamad Mochtar.[1] Tiga aktor di antaranya pernah terlibat lebih jauh di Java Industrial Film: Bissu mengawali karier perfilmannya melalui Oh Iboe (1938),[4] Hadidjah bersama suaminya Mas Sardi ambil bagian di Roesia si Pengkor (1939),[5] dan Mochtar tampil di Alang-Alang pada tahun yang sama setelah keberadaannya ditemukan di sebuah kedai pangkas.[6] Tan Tjeng Bok, mantan aktor panggung Dardanella, adalah rekrutan terbaru dan mengawali karier perfilmannya melalui Srigala Item buatan perusahaan ini tahun 1941.[7]

Rilis dan tanggapan

Singa Laoet was dirilis pada akhir 1941 dan baru ditayangkan di Surabaya bulan November. Di kota ini, film ini dikatakan bisa membuat darah penonton mengalir lebih cepat di dalam pembuluh, sedangkan panorama Hindia Belanda digambarkan indah dan cantik. Film ini dapat ditonton oleh semua usia.[8] Seorang kritikus di Soerabaijasch Handelsblad menulis bahwa film ini lebih populer di kalangan penonton Tionghoa dan pribumi.[9]

Penayangan Singa Laoet terus berlanjut sampai 1945.[10] Menurut Katalog Film Indonesia yang disusun J.B. Kristanto, salinan 35 mm-nya disimpan di Sinematek Indonesia, Jakarta.[1]

Referensi

Sumber