Lompat ke isi

2 Tawarikh 7: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
JThorneBOT (bicara | kontrib)
k Pranala luar: clean up using AWB
Baris 40: Baris 40:
{{2 Tawarikh}}
{{2 Tawarikh}}


[[Kategori:Kitab 2 Tawarikh|07]]
[[Kategori:Pasal dalam Kitab 2 Tawarikh|07]]

Revisi per 2 Februari 2017 23.28

2 Tawarikh 7 (atau II Tawarikh 7, disingkat 2Taw 7) adalah bagian dari Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]

Teks

Waktu

  • Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 950 SM, yaitu tahun ke-11 pemerintahan raja Salomo di di Kerajaan Israel.

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 14

"Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."[4]

Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (2 Tawarikh 7:13). Janji Allah, sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bandingkan Kisah Para Rasul 3:19):

  • 1) "Merendahkan diri." Umat Allah harus menyadari kegagalan mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa mereka dan memperbaharui komitmen mereka untuk melakukan kehendak Allah. Merendahkan diri di hadapan Allah dan Firman-Nya berarti mengakui kemiskinan rohani pribadi (2 Tawarikh 11:16; 2 Tawarikh 15:12–13,15; 34:15–19; Mazmur 51:19; Matius 5:3).
  • 2) "Berdoa." Umat Allah harus berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya memohon kemurahan-Nya, dan harus sepenuhnya bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan turun tangan. Doa itu harus sungguh-sungguh dan tak berkeputusan hingga Allah menjawab dari sorga (bandingkan Lukas 11:1–13; Lukas 18:1–8; Yakobus 5:17–18).
  • 3) "Mencari wajah-Ku." Umat Allah harus dengan tekun berbalik kepada Allah dengan segenap hati dan mendambakan kehadiran-Nya—dan bukan hanya sekadar ingin luput dari kemalangan (2 Tawarikh 11:16; 19:3; 1 Tawarikh 16:11; 22:19; Yesaya 55:6–7).
  • 4) "Berbalik dari jalan-jalannya yang jahat." Umat Allah harus sungguh-sungguh bertobat dengan berbalik dari dosa-dosa khusus dan semua bentuk penyembahan berhala, meninggalkan persesuaian dengan dunia, dan menghampiri Allah untuk menerima kemurahan, pengampunan, dan penyucian (2 Tawarikh 29:6–11; 2 Raja–raja 17:13; Yeremia 25:5; Zakharia 1:4; Ibrani 4:16).

Apabila empat syarat Allah bagi kebangunan rohani dan pemulihan sudah dipenuhi, maka janji Allah yang rangkap tiga mengenai kebangunan rohani akan digenapi.

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ 2 Tawarikh 7:14

Lihat pula

Pranala luar