Lompat ke isi

Arswendo Atmowiloto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
WL3 Hani Siti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
Arswendo pernah kuliah di IKIP Solo (tidak tamat). Pernah memimpin [[Bengkel Sastra]] Pusat Kesenian [[Jawa Tengah]], di Solo (1972), wartawan Kompas dan pemimpin redaksi Hai, Monitor, Senang, Dan tahun 1979 mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Tahun 1972 memenangkan Hadiah Zakse ayas esaomua "Buyung -Hok dalam kreativitas kompromi.

Pada tahun [[1990]], ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid ''[[Monitor]]'', ia ditahan dan dipenjara karena satu [[jajak pendapat]]. Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca. Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11. Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat. Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.
Pada tahun [[1990]], ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid ''[[Monitor]]'', ia ditahan dan dipenjara karena satu [[jajak pendapat]]. Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca. Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11. Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat. Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.



Revisi per 31 Juli 2017 04.13

Templat:Infobox artis indonesia Arswendo Atmowiloto (lahir 26 November 1948) adalah penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Mempunyai nama asli Sarwendo. Nama itu diubahnya menjadi Arswendo karena dianggapnya kurang komersial dan ngepop. Lalu di belakang namanya itu ditambahkannyalah nama ayahnya, Atmowiloto, sehingga namanya menjadi apa yang dikenal luas sekarang.

Kehidupan pribadi

Arswendo pernah kuliah di IKIP Solo (tidak tamat). Pernah memimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah, di Solo (1972), wartawan Kompas dan pemimpin redaksi Hai, Monitor, Senang, Dan tahun 1979 mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Tahun 1972 memenangkan Hadiah Zakse ayas esaomua "Buyung -Hok dalam kreativitas kompromi.

Pada tahun 1990, ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat. Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca. Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11. Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat. Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.

Arswendo mulanya beragama Islam, namun berpindah agama menjadi Katholik mengikuti agama sang istri.

Selama dalam tahanan, Arswendo menghasilkan tujuh buah novel, puluhan artikel, tiga naskah skenario dan sejumlah cerita bersambung. Sebagian dikirimkannya ke berbagai surat kabar, seperti KOMPAS, Suara Pembaruan, dan Media Indonesia. Semuanya dengan menggunakan alamat dan identitas samaran.

Untuk cerita bersambungnya, "Sudesi" (Sukses dengan Satu Istri), di harian "Kompas", ia menggunakan nama "Sukmo Sasmito". Untuk "Auk" yang dimuat di "Suara Pembaruan" ia memakai nama "Lani Biki", kependekan dari Laki Bini Bini Laki, nama iseng ia pungut sekenanya. Nama-nama lain pernah dipakainya adalah "Said Saat" dan "B.M.D Harahap".

Setelah menjalani hukuman 5 tahun ia dibebaskan dan kemudian kembali ke profesi lamanya. Ia menemui Sudwikatmono yang menerbitkan tabloid Bintang Indonesia yang sedang kembang-kempis. Di tangannya, Arswendo berhasil menghidupkan tabloid itu. Namun Arswendo hanya bertahan tiga tahun di situ, karena ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV. Saat ini selain masih aktif menulis ia juga memiliki sebuah rumah produksi sinetron.

Kakaknya, Satmowi Atmowiloto, adalah seorang kartunis.

Bibliografi

Sinetron

  • 1 Kakak 7 Ponakan (RCTI, 1996)
  • Keluarga Cemara (RCTI, 1996-2002)
  • Deru Debu (SCTV, 1994-1996)
  • Jalan Makin Membara II (SCTV, 1995-1996)
  • Jalan Makin Membara III (SCTV, 1996-1997)
  • Imung (SCTV, 1997)
  • Ali Topan Anak Jalanan (SCTV, 1997-1998)

Pranala luar