Lompat ke isi

Fragmen benua: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Fragmen kerak benua''', atau sebagian identik pula dengan '''mikrokontinen''',<ref>"Microcontinent" was initially the broader term, because it was defined morphologically rather than genetically (in term or genesis or origin). Scrutton, Roger A. (1976) "Microcontinents and Their Significance" pp. 177–189 ''In'' Drake, Charles L. (1976) (editor) ''Geodynamics: Progress and Prospects'' American Geophysical Union, Washington, D.C., {{ISBN|978-0-87590-203-6}}. But, using Scrutton's definition, "microcontinent" is a narrower term, excluding aseismic ridges of continental material, such as the [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Lomonosov_Ridge Lomonosov Ridge] and the [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Jan_Mayen_Microcontinent Jan Mayen Ridge], which could still be considered "continental fragments".</ref> adalah pecahan atau bagian yang telah patah dari massa [[benua]] utama dan membentuk pulau-pulau yang berbeda, yang umumnya berjarak beberapa ratus kilometer dari tempat asalnya.<ref>{{cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|author2=Fretes, Y.|author3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|pages=41–43}}</ref> Fragmen benua diketahui tidak mengandung [[kraton]], lapisan [[litosfer]] benua yang tua dan stabil, maupun fragmen dari kraton. Termasuk fragmen benua ialah beberapa [[Gunung laut|gunung bawah laut]] dan dataran tinggi bawah laut.
'''Fragmen kerak benua''', atau sebagian identik pula dengan '''mikrokontinen''',<ref>"Microcontinent" was initially the broader term, because it was defined morphologically rather than genetically (in term or genesis or origin). Scrutton, Roger A. (1976) "Microcontinents and Their Significance" pp. 177–189 ''In'' Drake, Charles L. (1976) (editor) ''Geodynamics: Progress and Prospects'' American Geophysical Union, Washington, D.C., {{ISBN|978-0-87590-203-6}}. But, using Scrutton's definition, "microcontinent" is a narrower term, excluding aseismic ridges of continental material, such as the [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Lomonosov_Ridge Lomonosov Ridge] and the [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Jan_Mayen_Microcontinent Jan Mayen Ridge], which could still be considered "continental fragments".</ref> adalah pecahan atau bagian yang telah patah dari massa [[benua]] utama dan membentuk pulau-pulau yang berbeda, yang umumnya berjarak beberapa ratus kilometer dari tempat asalnya.<ref>{{cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|author2=Fretes, Y.|author3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|pages=41–43}}</ref> Fragmen benua diketahui tidak mengandung [[kraton]], lapisan [[litosfer]] benua yang tua dan stabil, maupun fragmen dari kraton. Termasuk fragmen benua ialah beberapa [[Gunung laut|gunung bawah laut]] dan dataran tinggi bawah laut.


Beberapa mikrokontinen adalah fragmen dari [[Gondwana]]- [[superkontinen]] yang terbentuk dari penggabungan beberapa kraton- atau benua kuno kratonik lainnya: termasuk di dalamnya: [[Madagaskar]]; utara dataran tinggi [[Mascarene]], yang meliputi [[Seychelles]]; pulau [[Pulau Timor|Timor]],<ref>{{cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|author2=Fretes, Y.|author3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|pages=27–29}}</ref> dll. Pulau-pulau lain seperti beberapa pulau di [[Laut Karibia]] terbentuk sebagian besar dari bebatuan [[granit]], namun semua benua tidak hanya mengandung lempeng dari bebatuan granit, tetapi juga mengandung lempeng dari bebatuan [[basal]], dan tidak ada batas pemisahan yang jelas antara pulau dan mikrokontinen berdasarkan definisi tersebut. Dataran tinggi [[Kerguelen]] merupakan akumulasi [[batuan beku]] yang sangat besar yang terbentuk oleh gunung berapi; namun dataran tinggi Kerguelen ini dihubungkan pula dengan perpisahan Gondwana, yang untuk itu berarti terdapat periode dimana dataran tinggi Kerguellen pernah berada di atas permukaan air, yang menyebabkan dataran tinggi Kerguelen ini dapat dianggap sebagai mikrokontinen, meskipun tetap tidak dapat digolongkan sebagai fragmen benua.<ref name="UT">[http://www.utexas.edu/opa/news/99newsreleases/nr_199905/nr_continent990528.html UT Austin scientist plays major rule in study of underwater "micro-continent".] Retrieved on 2007-07-03</ref><ref>[http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/353277.stm Sci/Tech 'Lost continent' discovered] Retrieved on 2007-07-03</ref> Pulau-pulau lain yang terbentuk oleh gunung berapi seperti [[Islandia]] dan [[Kepulauan Hawaii|Hawaii]] dapat dianggap sebagai mikrokontinen dan juga fragmen benua. Tidak semua pulau dapat dianggap sebagai mikrokontinen: [[kepulauan Britania]], [[Sri Lanka]], [[Kalimantan]], dan [[Newfoundland]], misalnya, masing-masing berada di dalam landas-benua dari benua yang berdekatan, namun terpisahkan dari daratan oleh perairan pedalaman yang membanjiri garis tepinya.
Beberapa mikrokontinen adalah fragmen dari [[Gondwana]]- [[superkontinen]] yang terbentuk dari penggabungan beberapa kraton- atau benua kuno kratonik lainnya, termasuk di dalamnya: [[Madagaskar]]; utara dataran tinggi [[Mascarene]], yang meliputi [[Seychelles]]; pulau [[Pulau Timor|Timor]],<ref>{{cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|author2=Fretes, Y.|author3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|pages=27–29}}</ref> dll. Pulau-pulau lain seperti beberapa pulau di [[Laut Karibia]] terbentuk sebagian besar dari bebatuan [[granit]], namun semua benua tidak hanya mengandung lempeng dari bebatuan granit, tetapi juga mengandung lempeng dari bebatuan [[basal]], dan tidak ada batas pemisahan yang jelas antara pulau dan mikrokontinen berdasarkan definisi tersebut. Dataran tinggi [[Kerguelen]] merupakan akumulasi [[batuan beku]] yang sangat besar yang terbentuk oleh gunung berapi; namun dataran tinggi Kerguelen ini dihubungkan pula dengan perpisahan Gondwana, yang untuk itu berarti terdapat periode dimana dataran tinggi Kerguellen pernah berada di atas permukaan air, yang menyebabkan dataran tinggi Kerguelen ini dapat dianggap sebagai mikrokontinen, meskipun tetap tidak dapat digolongkan sebagai fragmen benua.<ref name="UT">[http://www.utexas.edu/opa/news/99newsreleases/nr_199905/nr_continent990528.html UT Austin scientist plays major rule in study of underwater "micro-continent".] Retrieved on 2007-07-03</ref><ref>[http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/353277.stm Sci/Tech 'Lost continent' discovered] Retrieved on 2007-07-03</ref> Pulau-pulau lain yang terbentuk oleh gunung berapi seperti [[Islandia]] dan [[Kepulauan Hawaii|Hawaii]] dapat dianggap sebagai mikrokontinen dan juga fragmen benua. Tidak semua pulau dapat dianggap sebagai mikrokontinen: [[kepulauan Britania]], [[Sri Lanka]], [[Kalimantan]], dan [[Newfoundland]], misalnya, masing-masing berada di dalam landas-benua dari benua yang berdekatan, namun terpisahkan dari daratan oleh perairan pedalaman yang membanjiri garis tepinya.


Beberapa pulau di bagian timur [[Daftar pulau di Indonesia|kepulauan Indonesia]] dianggap sebagai fragmen benua, meskipun penyebutan ini masih merupakan kontroversi. Beberapa pulau di Indonesia yang dipertimbangkan termasuk dalam fragmen benua ialah [[Pulau Sumba|Sumba]], pulau [[Pulau Timor|Timor]] ([[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara Barat]]), kepulauan [[Kabupaten Banggai Kepulauan|Banggai]]-[[Kepulauan Sulu|Sulu]] ([[Sulawesi]]), [[Kepulauan Obi|Obi]], [[Kesultanan Bacan|Bacan]] selatan, dan kompleks [[Pulau Buru|Buru]]-[[Pulau Seram|Seram]]-[[Pulau Ambon|Ambon]] ([[Kepulauan Maluku|Maluku]]).<ref>{{Cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|last2=Fretes, Y.|last3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|page=41}}</ref>
Beberapa pulau di bagian timur [[Daftar pulau di Indonesia|kepulauan Indonesia]] dianggap sebagai fragmen benua, meskipun penyebutan ini masih merupakan kontroversi. Beberapa pulau di Indonesia yang dipertimbangkan termasuk dalam fragmen benua ialah [[Pulau Sumba|Sumba]], pulau [[Pulau Timor|Timor]] ([[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara Barat]]), kepulauan [[Kabupaten Banggai Kepulauan|Banggai]]-[[Kepulauan Sulu|Sulu]] ([[Sulawesi]]), [[Kepulauan Obi|Obi]], [[Kesultanan Bacan|Bacan]] selatan, dan kompleks [[Pulau Buru|Buru]]-[[Pulau Seram|Seram]]-[[Pulau Ambon|Ambon]] ([[Kepulauan Maluku|Maluku]]).<ref>{{Cite book|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|last=Monk,|first=K.A.|last2=Fretes, Y.|last3=Reksodiharjo-Lilley, G.|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|isbn=962-593-076-0|location=Hong Kong|page=41}}</ref>

Revisi per 23 November 2017 16.41

Fragmen kerak benua, atau sebagian identik pula dengan mikrokontinen,[1] adalah pecahan atau bagian yang telah patah dari massa benua utama dan membentuk pulau-pulau yang berbeda, yang umumnya berjarak beberapa ratus kilometer dari tempat asalnya.[2] Fragmen benua diketahui tidak mengandung kraton, lapisan litosfer benua yang tua dan stabil, maupun fragmen dari kraton. Termasuk fragmen benua ialah beberapa gunung bawah laut dan dataran tinggi bawah laut.

Beberapa mikrokontinen adalah fragmen dari Gondwanasuperkontinen yang terbentuk dari penggabungan beberapa kraton- atau benua kuno kratonik lainnya, termasuk di dalamnya: Madagaskar; utara dataran tinggi Mascarene, yang meliputi Seychelles; pulau Timor,[3] dll. Pulau-pulau lain seperti beberapa pulau di Laut Karibia terbentuk sebagian besar dari bebatuan granit, namun semua benua tidak hanya mengandung lempeng dari bebatuan granit, tetapi juga mengandung lempeng dari bebatuan basal, dan tidak ada batas pemisahan yang jelas antara pulau dan mikrokontinen berdasarkan definisi tersebut. Dataran tinggi Kerguelen merupakan akumulasi batuan beku yang sangat besar yang terbentuk oleh gunung berapi; namun dataran tinggi Kerguelen ini dihubungkan pula dengan perpisahan Gondwana, yang untuk itu berarti terdapat periode dimana dataran tinggi Kerguellen pernah berada di atas permukaan air, yang menyebabkan dataran tinggi Kerguelen ini dapat dianggap sebagai mikrokontinen, meskipun tetap tidak dapat digolongkan sebagai fragmen benua.[4][5] Pulau-pulau lain yang terbentuk oleh gunung berapi seperti Islandia dan Hawaii dapat dianggap sebagai mikrokontinen dan juga fragmen benua. Tidak semua pulau dapat dianggap sebagai mikrokontinen: kepulauan Britania, Sri LankaKalimantan, dan Newfoundland, misalnya, masing-masing berada di dalam landas-benua dari benua yang berdekatan, namun terpisahkan dari daratan oleh perairan pedalaman yang membanjiri garis tepinya.

Beberapa pulau di bagian timur kepulauan Indonesia dianggap sebagai fragmen benua, meskipun penyebutan ini masih merupakan kontroversi. Beberapa pulau di Indonesia yang dipertimbangkan termasuk dalam fragmen benua ialah Sumba, pulau Timor (Nusa Tenggara Barat), kepulauan Banggai-Sulu (Sulawesi), Obi, Bacan selatan, dan kompleks Buru-Seram-Ambon (Maluku).[6]

Fragmen benua (potongan Pangaea yang lebih kecil dari Sahul)
  • Mikrokontinen Azores
  • Gunung bawah laut Bollons
  • Dataran tinggi Timur Tasman 
  • Gunung bawah laut Gilbert 
  • Mikrokontinen Jan Mayen 
  • Madagaskar
  • Dataran tinggi Mascarene 
  • Mauritia
  • Sebagian dari dataran tinggi Wallaby 
  • Kemungkinan pulau Sumba, Timor, dan pulau-pulau lain di Indonesia bagian timur, dengan pulau Sulawesi terbentuk melalui proses subduksi Mikrokontinen.
  • Dataran tinggi Rockall 
  • Socotra[7]
  • Mikrokontinen Orkney selatan [8]
  • Zealandia
Mikrokontinen lainnya (terbentuk pasca-Pangaea)

Referensi

  1. ^ "Microcontinent" was initially the broader term, because it was defined morphologically rather than genetically (in term or genesis or origin). Scrutton, Roger A. (1976) "Microcontinents and Their Significance" pp. 177–189 In Drake, Charles L. (1976) (editor) Geodynamics: Progress and Prospects American Geophysical Union, Washington, D.C., ISBN 978-0-87590-203-6. But, using Scrutton's definition, "microcontinent" is a narrower term, excluding aseismic ridges of continental material, such as the Lomonosov Ridge and the Jan Mayen Ridge, which could still be considered "continental fragments".
  2. ^ Monk,, K.A.; Fretes, Y.; Reksodiharjo-Lilley, G. (1996). The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 41–43. ISBN 962-593-076-0. 
  3. ^ Monk,, K.A.; Fretes, Y.; Reksodiharjo-Lilley, G. (1996). The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 27–29. ISBN 962-593-076-0. 
  4. ^ UT Austin scientist plays major rule in study of underwater "micro-continent". Retrieved on 2007-07-03
  5. ^ Sci/Tech 'Lost continent' discovered Retrieved on 2007-07-03
  6. ^ Monk,, K.A.; Fretes, Y.; Reksodiharjo-Lilley, G. (1996). The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 41. ISBN 962-593-076-0. 
  7. ^ "Socotra Archipelago – a lifeboat in the sea of changes: advancement in Socotran insect biodiversity survey" (PDF). Acta Entomologica Musei Nationalis Pragae. 52 (supplementum 2): 1–26. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-11-11. 
  8. ^ R. A. J. Trouw; C. W. Passchier; L. S. A. Simőes; R. R. Andreis; C. M. Valeriano (1997). "Mesozoic tectonic evolution of the South Orkney Microcontinent, Scotia arc, Antarctica". Geological Magazine. 134: 383–401. doi:10.1017/S0016756897007036.