Lompat ke isi

Immanuel Kant: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 202.43.93.11 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Dewikhami
Isaimamiqi (bicara | kontrib)
Tiga Pokok Pemikiran Kant
Baris 20: Baris 20:
'''Immanuel Kant''' ({{lahirmati|Königsberg, [[Kerajaan Prusia]]|22|4|1724|Königsberg, [[Kerajaan Prusia]]|12|2|1804}}). Kota itu sekarang bernama Kaliningrad di Rusia. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan mereka harus didukung oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat disiplin.
'''Immanuel Kant''' ({{lahirmati|Königsberg, [[Kerajaan Prusia]]|22|4|1724|Königsberg, [[Kerajaan Prusia]]|12|2|1804}}). Kota itu sekarang bernama Kaliningrad di Rusia. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan mereka harus didukung oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat disiplin.


Dilihat dari riwayat hidupnya, Immanuel Kant adalah seseorang yang sederhana. Selama hidupnya Kant menetap di Prusia dan mengalami masa peperangan tujuh tahun sewaktu Rusia menaklukkan Prusia Timur. Ia juga hidup dalam masa revolusi Perancis dan masa kejayaan Napoleon.

Selama hidupnya jarang sekali ia bepergian lebih dari 70 km dari tempat tinggalnya. Seperti yang tersebut di atas, Immanuel Kant dilahirkan di Koenigsberg, suatu kota di Prusia Timur, Jerman, pada tanggal 22 April 1724, dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan menunggang kuda. Semula namanya ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C juga dibaca seperti S, maka untuk tidak membuat meragukan orang yang mengenalnya, nama itu ditulis seperti yang dikenal orang sekarang. Perubahan itu telah terjadi pada zaman neneknya. Perhatian bagi hal-hal kecil semacam itu antara lain yang mempengaruhi sikap hidup Kant yang serba teliti lebih-lebih dalam hal pembagian waktu, sampai ia terkenal sebagai seorang profesor yang bekerja menurut waktu yang telah ditentukannya.

Berbicara tentang Kehidupannya. Kehidupan Kant sebagai filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis, ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh  Wolft. Tetapi karena terpengaruh oleh Hume secara berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kritisnya, Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Ia menanamkan filsafatnya sekaligus mempertanggungkannya dengan dogmatisme.

'''Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant'''

Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume. Berikut ini pokok pemikirnnya:
# Panca indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Menurut Kant istilah rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budi dan pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan pengalaman inderawi.
# Dalam filsafatnya, Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedangkan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya.
# Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subjek) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.[http://nartocalonlegislator.blogspot.co.id/2014/12/mengenal-immanuel-kant-dan-pokok.html]<ref>Oleh: Andi Sunarto Ns {{Cite web|url=http://nartocalonlegislator.blogspot.co.id/2014/12/mengenal-immanuel-kant-dan-pokok.html|title=MENGENAL IMMANUEL KANT DAN POKOK PEMIKIRANNYA|last=here!|first=Author Name|website=nartocalonlegislator.blogspot.co.id|access-date=2017-12-04}}</ref>
         Immanuel Kant sangat kaya akan pemikirannya. Tidak hanya menjelaskan seperti yang tertera di atas. Tapi juga, ada pemikiran lain dari seorang Immanuel yakni tentang Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant. Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1.          Apakah yang dapat kita ketahui?

2.          Apakah yang boleh kita lakukan?

3.          Sampai di manakah pengharapan kita?

4.          Apakah manusia itu?

Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam tiga hal:
# Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
# Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
# Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur anaximanesa priori  yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur aposteriori  yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.
         Selain beberapa hal tersebut di atas Immanuel Kant terkenal dengan 12 Kategori Kant. Apa saja yang termasuk, berikut ini adalah 12 kategori Kant:
#     Unitas
#     Pluralitas
#     Tolalitas
#     Realitas
#     Negasi
#     Pembatasan
#     Inheren dan Penghidupan (Substansi dan Aksiden)
#     Kausalitas dan Ketergantungan ( Sebab dan Akibat)
#     Pertukaran antara komunitas antara Agen dan Pasien
#     Kemungkinan – kemustahilan
#     Eksistensi dan Noneksistensi
#     Pendelegasian kepentingan
Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di [[Universitas Konisberg|Universitas Königsberg]]. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang [[geografi]] fisik. Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai tahun [[1796]]. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.
Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di [[Universitas Konisberg|Universitas Königsberg]]. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang [[geografi]] fisik. Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai tahun [[1796]]. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.



Revisi per 4 Desember 2017 19.55

Immanuel Kant
Lahir(1724-04-22)22 April 1724
Königsberg, Kerajaan Prusia
Meninggal12 Februari 1804(1804-02-12) (umur 79)
Königsberg, Kerajaan Prusia
Tempat tinggalKerajaan Prusia
KebangsaanJerman
EraFilsafat abad ke-18
KawasanFilsafat Barat
AliranKantianisme
Filsafat Pencerahan
Minat utama
Epistemologi · Metafisika · Etika
Gagasan penting
Imperatif Kategoris
Transendental Idealisme
Sintetik a priori
Ansichtslosigkeit · Sapere aude
Hipotesis nebula
Tanda tangan

Immanuel Kant (22 April 1724 – 12 Februari 1804). Kota itu sekarang bernama Kaliningrad di Rusia. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan mereka harus didukung oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat disiplin.

Dilihat dari riwayat hidupnya, Immanuel Kant adalah seseorang yang sederhana. Selama hidupnya Kant menetap di Prusia dan mengalami masa peperangan tujuh tahun sewaktu Rusia menaklukkan Prusia Timur. Ia juga hidup dalam masa revolusi Perancis dan masa kejayaan Napoleon.

Selama hidupnya jarang sekali ia bepergian lebih dari 70 km dari tempat tinggalnya. Seperti yang tersebut di atas, Immanuel Kant dilahirkan di Koenigsberg, suatu kota di Prusia Timur, Jerman, pada tanggal 22 April 1724, dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan menunggang kuda. Semula namanya ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C juga dibaca seperti S, maka untuk tidak membuat meragukan orang yang mengenalnya, nama itu ditulis seperti yang dikenal orang sekarang. Perubahan itu telah terjadi pada zaman neneknya. Perhatian bagi hal-hal kecil semacam itu antara lain yang mempengaruhi sikap hidup Kant yang serba teliti lebih-lebih dalam hal pembagian waktu, sampai ia terkenal sebagai seorang profesor yang bekerja menurut waktu yang telah ditentukannya.

Berbicara tentang Kehidupannya. Kehidupan Kant sebagai filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis, ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh  Wolft. Tetapi karena terpengaruh oleh Hume secara berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kritisnya, Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal. Ia menanamkan filsafatnya sekaligus mempertanggungkannya dengan dogmatisme.

Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant

Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume. Berikut ini pokok pemikirnnya:

  1. Panca indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Menurut Kant istilah rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budi dan pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan pengalaman inderawi.
  2. Dalam filsafatnya, Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedangkan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya.
  3. Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subjek) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.[1][1]

         Immanuel Kant sangat kaya akan pemikirannya. Tidak hanya menjelaskan seperti yang tertera di atas. Tapi juga, ada pemikiran lain dari seorang Immanuel yakni tentang Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant. Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1.          Apakah yang dapat kita ketahui?

2.          Apakah yang boleh kita lakukan?

3.          Sampai di manakah pengharapan kita?

4.          Apakah manusia itu?

Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam tiga hal:

  1. Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
  2. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
  3. Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur anaximanesa priori  yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur aposteriori  yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.

         Selain beberapa hal tersebut di atas Immanuel Kant terkenal dengan 12 Kategori Kant. Apa saja yang termasuk, berikut ini adalah 12 kategori Kant:

  1.      Unitas
  2.      Pluralitas
  3.      Tolalitas
  4.      Realitas
  5.      Negasi
  6.      Pembatasan
  7.      Inheren dan Penghidupan (Substansi dan Aksiden)
  8.      Kausalitas dan Ketergantungan ( Sebab dan Akibat)
  9.      Pertukaran antara komunitas antara Agen dan Pasien
  10.      Kemungkinan – kemustahilan
  11.      Eksistensi dan Noneksistensi
  12.      Pendelegasian kepentingan

Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Königsberg. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik. Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai tahun 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.

Minat Kant dalam geografi fisik tidak dirangsang oleh pengalamannya menghadapi alam di berbagai belahan dunia tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris. Bagi Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem. Geografi, menurutnya merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya yang tersusun dalam ruang bumi.

Biografi

Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant.[2] Setelah itu, ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, tetapi pada tahun 1730-1740 perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan.[2] Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan.[2] Ibunya meninggal pada saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.[2]

Kant menempuh pendidikan dasar di Saint George's Hospital School, kemudian melanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist.[3] Keluarga Kant memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci.[3] Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di Universitas Königsberg dan mempelajari filsafat, matematika, dan ilmu alam.[3] Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah.[3] Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik.[3] Gelar profesor didapatkan Kant di Königsberg pada tahun 1770.[3]

Kant dikenal dengan hidupnya yang sangat disiplin. Setiap hari ia jalani dengan jadwal yang sudah sangat tersistematisasi. Orang konon bisa menebak dengan mudah pada jam/waktu ini ia berada di mana dan sedang melakukan kegiatan apa. Kedisiplinan hidup inilah yang memungkinkan Kant menulis begitu banyak karya yang fenomenal.

Daftar karya

Referensi

  1. ^ Oleh: Andi Sunarto Ns here!, Author Name. "MENGENAL IMMANUEL KANT DAN POKOK PEMIKIRANNYA". nartocalonlegislator.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2017-12-04. 
  2. ^ a b c d (Inggris)Manfred Kuehn (2001). Kant: A Biography. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-49704-6. 
  3. ^ a b c d e f Immanuel Kant. Encyclopedia of World Biography.

Lihat pula

Pranala luar