Lompat ke isi

Kedatuan Suppa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Andipepeng78 (bicara | kontrib)
k menambahkan referensi terkini dan pemberian judul judul
Baris 1: Baris 1:
{{lindungi}}
'''Kerajaan Suppa''' atau [[kedatuan Suppa]] (yang dibaca dengan Suppa') adalah salah satu kerajaan suku bugis yang disegani di wilayah [[ajatappareng]] dan sulawesi selatan. Setelah kemerdekaan kini kerajaan suppa' merupakan suatu kecamatan yang berada di [[kabupaten pinrang]] provinsi [[Sulawesi Selatan]]. [[Kerajaan Suppa]] sendiri dapat di lihat asal usulnya dalam naskah lontaraq [[i lagaligo]]<ref>http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/2015/05/27/suppa-dalam-lontara/</ref>.


'''Kerajaan Suppa''' atau [[kedatuan Suppa]] (yang dibaca dengan Suppa') adalah salah satu kerajaan Suku [[Bugis]] yang disegani di wilayah [[Ajatappareng]] dan didaerah Sulawesi Selatan. Setelah kemerdekaan kini kerajaan suppa' merupakan suatu kecamatan yang berada di [[kabupaten Pinrang]] Provinsi [[Sulawesi Selatan]]. [[Kerajaan Suppa]] sendiri dapat di lihat asal usulnya dalam naskah lontaraq [[i lagaligo]] yang disebut dengan ''toloqna iyarega minruranna Suppa''<ref>http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/2015/05/27/suppa-dalam-lontara/</ref>. Kerajaan Suppa secara astronomi berada pada titik koordinat 03˚55’26.40” LS, 119˚33’59.11” BT.
Para sejarahwan pun banyak menelusuri dan meneliti sejarah dari kerajaan suppa ini, di kerajaan ini lah pernah memerintah pahlawan nasional [[andi abdullah bau massepe]] sebagai datu suppa ke 25. Saat ini adalah [[Hj Andi dala uleng bau massepe]] putri dari beliau yang melanjutkan keturunan sebagai pewaris tahta kedatuan suppa sampai sekarang setelah [[Kuneng Bau Massepe]] yang dikenal dengan datu lolo mangkat ditahun 2014 sebagai datu suppa ke 28 (1992-2014).


== Sejarah berdirinya ==
Seperti epik kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang pembentukan melalui konsep to manurung atau dikenal dengan kepemimpinan to manurung
Seperti epik kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang pembentukan melalui konsep to manurung atau dikenal dengan kepemimpinan to manurung
<ref>Mattulada, Andi, 1998., Sejarah Masyarakat dan kebudayaan Sulawesi selatan.,Hasanuddin University Press., ISBN 979-530-020-2 </ref> sebagai mana pula di tertuang dalam sure' Galigo atau i lagaligo kedatuan suppa pun pembentukannya diawali dengan pengangkatan Manurung’nge sebagai Datu Suppa pertama oleh orang-orang yang menyaksikan dan mendengar berita kedatangannya di tanah Suppa diperkirakan pada abad ke 14.
<ref>Mattulada, Andi, 1998., Sejarah Masyarakat dan kebudayaan Sulawesi selatan.,Hasanuddin University Press., ISBN 979-530-020-2 </ref> sebagai mana pula di tertuang dalam sure' Galigo atau i lagaligo kedatuan suppa pun pembentukannya diawali dengan pengangkatan Manurung’nge sebagai Datu Suppa pertama oleh orang-orang yang menyaksikan dan mendengar berita kedatangannya di tanah Suppa diperkirakan pada abad ke 14.

== Bergabung dalam Wilayah Ajattapareng ==
Kerajaan Suppa merupakan salah satu kerajaan anggota [[konfederasi Ajatappareng]] yang letaknya di sebelah barat Danau Tempe, Danau Sidenreng, dan Danau Buaya. Sekitar abad ke-15, konfederasi ini terbangun yang dicetuskan oleh La Makkarawi Datu Suppa (tapi hal ini masih menjadi kajian lebih lanjut) yang dikikuti oleh Lima Kerajaanya itu [[Sidenreng]], [[Suppa]], [[Rappang]], [[Sawitto]] dan [[Alitta]].
<ref>Poelinggomang, dkk. 2004 (dalam Muhaeminah & Makmur) Sejarah Sulawesi Selatan jilid I Cetakan Pertama. Makassar: Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Balai Penelitian Daerah (Balitbangda) dan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Salah satu motif bergabungnya kerajaan-kerajaan ini karena dikenal sebagai penghasil beras terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi rebutan bagi kerajaan-kerajaan besar yakni Luwu, Bone, dan Gowa.
Pasca persekutuan terbentuk, nampak eksistensi persekutuan Ajatappareng makin maju, itu ditandai hadirnya beberapa pedagang dari luar antara lain Antonio De Paiva pada Tahun 1544, seorang pedagang asal Portugis. Kemajuan perdagangan hasil-hasil pertanian telah mengundang kerajaan yang lebih besar untuk melakukan penguasaan.

== Jejak kerajaan Suppa ==
Jejak kerajaan suppa sendiri masih dapat di telusuri dengan menemukan rumah soraja (kini berada di pare-pare), benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan perlengkapan raja lainnya<ref>http://andioddang.blogspot.co.id/2011/10/saoraja-andi-abdullah-bau-massepe-datu.html</ref> dan rumah datu di dekat pantai mara'bombang di kecamatan suppa. Selain itu dapat dijumpa makam raa-raja kerajaan Suppa di KOta Pare-pare

== Kepemimpinan Kerjaan Suppa Dulu dan saat ini ==
Para sejarahwan pun banyak menelusuri dan meneliti sejarah dari kerajaan suppa ini, di kerajaan ini lah pernah memerintah pahlawan nasional [[andi abdullah bau massepe]] sebagai datu suppa ke 25. Saat ini adalah [[Hj Andi dala uleng bau massepe]] putri dari beliau yang melanjutkan keturunan sebagai pewaris tahta kedatuan suppa sampai sekarang setelah [[Kuneng Bau Massepe]] yang dikenal dengan datu lolo mangkat ditahun 2014 sebagai datu suppa ke 28 (1992-2014).


Dalam lontara suppa diceritakan manurung’nge mompo ri lura malowangnge (muncul didanau yg besar : maksudnya ialah laut. pen.) bersama dengan sarung lumut dan benda-benda Arajang/kebesarannya yang serba emas, seperti periuk emas, sendok nasi emas, periuk sayur emas, dan peralatan dapur lain-lainnya yang terbuat dari emas. <ref>https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-of-suppa/</ref>.
Dalam lontara suppa diceritakan manurung’nge mompo ri lura malowangnge (muncul didanau yg besar : maksudnya ialah laut. pen.) bersama dengan sarung lumut dan benda-benda Arajang/kebesarannya yang serba emas, seperti periuk emas, sendok nasi emas, periuk sayur emas, dan peralatan dapur lain-lainnya yang terbuat dari emas. <ref>https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-of-suppa/</ref>.
Baris 31: Baris 44:
* 2014- sekarang: Hj Dala Uleng Bau Massepe (pewaris tahtah, adik kandung La Kuneng dan Putri Andi Abdullah Bau Massepe)
* 2014- sekarang: Hj Dala Uleng Bau Massepe (pewaris tahtah, adik kandung La Kuneng dan Putri Andi Abdullah Bau Massepe)



Jejak kerajaan suppa sendiri masih dapat di telusuri dengan menemukan rumah soraja (kini berada di pare-pare) dan rumah datu di dekat pantai mara'bombang di kecamatan suppa.


([[Pengguna:Andipepeng78|Andipepeng78]] ([[Pembicaraan Pengguna:Andipepeng78|bicara]]) 30 Mei 2017 11.49 (UTC)
([[Pengguna:Andipepeng78|Andipepeng78]] ([[Pembicaraan Pengguna:Andipepeng78|bicara]]) 30 Mei 2017 11.49 (UTC)

Revisi per 10 Desember 2017 01.13


Kerajaan Suppa atau kedatuan Suppa (yang dibaca dengan Suppa') adalah salah satu kerajaan Suku Bugis yang disegani di wilayah Ajatappareng dan didaerah Sulawesi Selatan. Setelah kemerdekaan kini kerajaan suppa' merupakan suatu kecamatan yang berada di kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Suppa sendiri dapat di lihat asal usulnya dalam naskah lontaraq i lagaligo yang disebut dengan toloqna iyarega minruranna Suppa[1]. Kerajaan Suppa secara astronomi berada pada titik koordinat 03˚55’26.40” LS, 119˚33’59.11” BT.

Sejarah berdirinya

Seperti epik kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang pembentukan melalui konsep to manurung atau dikenal dengan kepemimpinan to manurung [2] sebagai mana pula di tertuang dalam sure' Galigo atau i lagaligo kedatuan suppa pun pembentukannya diawali dengan pengangkatan Manurung’nge sebagai Datu Suppa pertama oleh orang-orang yang menyaksikan dan mendengar berita kedatangannya di tanah Suppa diperkirakan pada abad ke 14.

Bergabung dalam Wilayah Ajattapareng

Kerajaan Suppa merupakan salah satu kerajaan anggota konfederasi Ajatappareng yang letaknya di sebelah barat Danau Tempe, Danau Sidenreng, dan Danau Buaya. Sekitar abad ke-15, konfederasi ini terbangun yang dicetuskan oleh La Makkarawi Datu Suppa (tapi hal ini masih menjadi kajian lebih lanjut) yang dikikuti oleh Lima Kerajaanya itu Sidenreng, Suppa, Rappang, Sawitto dan Alitta. [3] Salah satu motif bergabungnya kerajaan-kerajaan ini karena dikenal sebagai penghasil beras terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi rebutan bagi kerajaan-kerajaan besar yakni Luwu, Bone, dan Gowa. Pasca persekutuan terbentuk, nampak eksistensi persekutuan Ajatappareng makin maju, itu ditandai hadirnya beberapa pedagang dari luar antara lain Antonio De Paiva pada Tahun 1544, seorang pedagang asal Portugis. Kemajuan perdagangan hasil-hasil pertanian telah mengundang kerajaan yang lebih besar untuk melakukan penguasaan.

Jejak kerajaan Suppa

Jejak kerajaan suppa sendiri masih dapat di telusuri dengan menemukan rumah soraja (kini berada di pare-pare), benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan perlengkapan raja lainnya[4] dan rumah datu di dekat pantai mara'bombang di kecamatan suppa. Selain itu dapat dijumpa makam raa-raja kerajaan Suppa di KOta Pare-pare

Kepemimpinan Kerjaan Suppa Dulu dan saat ini

Para sejarahwan pun banyak menelusuri dan meneliti sejarah dari kerajaan suppa ini, di kerajaan ini lah pernah memerintah pahlawan nasional andi abdullah bau massepe sebagai datu suppa ke 25. Saat ini adalah Hj Andi dala uleng bau massepe putri dari beliau yang melanjutkan keturunan sebagai pewaris tahta kedatuan suppa sampai sekarang setelah Kuneng Bau Massepe yang dikenal dengan datu lolo mangkat ditahun 2014 sebagai datu suppa ke 28 (1992-2014).

Dalam lontara suppa diceritakan manurung’nge mompo ri lura malowangnge (muncul didanau yg besar : maksudnya ialah laut. pen.) bersama dengan sarung lumut dan benda-benda Arajang/kebesarannya yang serba emas, seperti periuk emas, sendok nasi emas, periuk sayur emas, dan peralatan dapur lain-lainnya yang terbuat dari emas. [5].

Berikut silsilah raja-raja suppa yang dihimpun dari berbagai sumber :

  • c.1370: Suppa (Ajatappareng)
  • 1681 – c.1700: La Toware
  • ……. – …….: La Pamessangi
  • ……. – …….: La Sangka
  • ……. – 1820: La Kuneng
  • 1820 – 1830: La Tenri lengkang (La Bampe)
  • 1830 – 1855: I Towakka Arung Kalibong
  • 1855 – 1860: La Cebu -Regent
  • 1860 – 1881: Bassee Kajuwara
  • Pelai-eengi Paseempa (f)
  • 1881 – 1900: I Madallung (f)
  • 1900 – 1902: Regent
  • 1902 – 1906: La Mappanyukki (andi Mappanyukki)
  • 1906 – 1926: La Parerengi Karaeng Tinggimae
  • 1926 – 1938: Andi Makassau
  • 1938 – 1947: Andi Abdullah Bau Maseppe
  • 1947 – 1950: La Patettengi (La Cante’)
  • 1950 – 1984: I Soji Datu Kajene (permaisuri Andi Abdullah Bau Massepe)
  • 1992 - 2014: La Kuneng Bau Massepe (datu lolo) Putra dari Andi Abdullah Bau Massepe[6]
  • 2014- sekarang: Hj Dala Uleng Bau Massepe (pewaris tahtah, adik kandung La Kuneng dan Putri Andi Abdullah Bau Massepe)


(Andipepeng78 (bicara) 30 Mei 2017 11.49 (UTC)

  1. ^ http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/2015/05/27/suppa-dalam-lontara/
  2. ^ Mattulada, Andi, 1998., Sejarah Masyarakat dan kebudayaan Sulawesi selatan.,Hasanuddin University Press., ISBN 979-530-020-2
  3. ^ Poelinggomang, dkk. 2004 (dalam Muhaeminah & Makmur) Sejarah Sulawesi Selatan jilid I Cetakan Pertama. Makassar: Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Balai Penelitian Daerah (Balitbangda) dan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Provinsi Sulawesi Selatan.
  4. ^ http://andioddang.blogspot.co.id/2011/10/saoraja-andi-abdullah-bau-massepe-datu.html
  5. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-of-suppa/
  6. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-of-suppa/daftar-raja-suppa/