Orang Franka Sali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 18: Baris 18:
Ada berbagai pendapat mengenai etimologi kata "Sali". Nama kelompok etnis ini tidak ada kaitannya dengan imam-imam penari dewa Mars, yang juga disebut [[Salii]]. Sejalan dengan teori-teori yang mengatakan bahwa orang Sali sudah terwujud menjadi sebuah suku di luar wilayah Kekaisaran Romawi, nama ini mungkin saja berasal dari nama [[Sungai IJssel]], yang sebelumnya disebut ''Hisloa'' atau ''Hisla'', dan pada zaman kuno disebut ''Sala'', yakni sungai di daerah yang mungkin saja adalah tempat orang Sali mula-mula bermukim.<ref>{{cite book |ref=harv| last=Perry | first=Walter Copland | authorlink = Walter Copland Perry | year=1857 | location=London | publisher=Longman, Brown, Green, Longmans, and Roberts | title=The Franks, from their first appearance in history to the death of King Pepin|trans-title=Orang Franka, mulai dari kemunculan perdananya dalam sejarah sampai dengan mangkatnya Raja Pipin |url=https://archive.org/stream/cu31924028133522#page/n65/mode/2up/search/salian}}</ref> Daerah ini sekarang disebut [[Salland]].
Ada berbagai pendapat mengenai etimologi kata "Sali". Nama kelompok etnis ini tidak ada kaitannya dengan imam-imam penari dewa Mars, yang juga disebut [[Salii]]. Sejalan dengan teori-teori yang mengatakan bahwa orang Sali sudah terwujud menjadi sebuah suku di luar wilayah Kekaisaran Romawi, nama ini mungkin saja berasal dari nama [[Sungai IJssel]], yang sebelumnya disebut ''Hisloa'' atau ''Hisla'', dan pada zaman kuno disebut ''Sala'', yakni sungai di daerah yang mungkin saja adalah tempat orang Sali mula-mula bermukim.<ref>{{cite book |ref=harv| last=Perry | first=Walter Copland | authorlink = Walter Copland Perry | year=1857 | location=London | publisher=Longman, Brown, Green, Longmans, and Roberts | title=The Franks, from their first appearance in history to the death of King Pepin|trans-title=Orang Franka, mulai dari kemunculan perdananya dalam sejarah sampai dengan mangkatnya Raja Pipin |url=https://archive.org/stream/cu31924028133522#page/n65/mode/2up/search/salian}}</ref> Daerah ini sekarang disebut [[Salland]].


Menurut pendapat lain, nama ini mungkin saja berasal dari kata ''*saljon'' dalam [[bahasa Jermanik|bahasa Jermani]], artinya kawan atau rekan, yang menunjukkan bahwa istilah ini mula-mula menyiratkan adanya suatu persekutuan.<ref name=palaeo>{{citation|journal=Palaeohistoria|url=https://books.google.com/books?id=6HCeJU_7SFwC&pg=PA69 |volume=51/52| year=2010| title=De <sup>14</sup>C-chronologie van de Nederlandse Pre- en Protohistorie VI: Romeinse tijd en Merovingische periode, deel A: historische bronnen en chronologische schema’s|last1=Lanting |last2=van der Plicht| page=69}}</ref> Menurut pendapat ini, nama "sali" adalah nama asli yang berasal dari imperium suku-suku Jermani itu sendiri, dan nama sungai dan/atau daerah tempat mereka bermukim diberi nama menurut nama masyarakat yang bermukim di atasnya (bukan sebaliknya).<ref name="erfgoed"/>
Menurut pendapat lain, nama ini mungkin saja berasal dari kata ''*saljon'' dalam [[bahasa Jermanik|bahasa Jermani]], artinya kawan atau rekan, yang menunjukkan bahwa istilah ini mula-mula menyiratkan adanya suatu persekutuan.<ref name=palaeo>{{citation|journal=Palaeohistoria|url=https://books.google.com/books?id=6HCeJU_7SFwC&pg=PA69 |volume=51/52| year=2010| title=De <sup>14</sup>C-chronologie van de Nederlandse Pre- en Protohistorie VI: Romeinse tijd en Merovingische periode, deel A: historische bronnen en chronologische schema’s|last1=Lanting |last2=van der Plicht| page=69}}</ref> Menurut pendapat ini, nama "sali" adalah nama asli yang berasal dari imperium suku-suku Jermani itu sendiri, dan nama sungai dan/atau daerah tempat mereka bermukim berasal dari nama masyarakat pemukimannya (bukan sebaliknya).<ref name="erfgoed"/>


== Budaya ==
== Budaya ==

Revisi per 19 Maret 2018 11.34

Permukiman orang Sali di Toxandria, tempat mereka menetap pada 358, manakala Kaisar Yulianus Si Murtad menjadikan mereka dediticii.

Orang Franka Sali atau Orang Sali (bahasa Latin: Salii; bahasa Yunani: Σάλιοι, Salioi), adalah salah satu puak orang Franka yang paling tua. Orang Franka Sali mendiami kawasan barat laut Eropa, dan pertama kali muncul dalam catatan sejarah pada abad ke-3 Masehi.

Asal usul dan permulaan sejarah

Sebagaimana puak-puak Franka lainnya, orang Franka Sali tergolong suku Jermani yang mendiami daerah di sekitar Sungai Rhein, yakni daerah yang sudah sejak lama merupakan kawasan tapal batas yang dijaga tentara Romawi. Tidak seperti puak-puak Franka lainnya, orang Franka Sali pertama kali disebut-sebut dalam catatan sejarah telah menetap di dalam wilayah Kekaisaran Romawi. Mereka mendiami kawasan di sekitar muara Sungai Rhein yang sekarang menjadi Negeri Belanda. Dalam karya-karya tulis modern, orang Franka Sali seringkali dibanding-bandingkan dengan jiran mereka di sebelah timur, yakni orang Rheinland atau orang Franka Ripuari, yang di kemudian hari menguasai kota Romawi, Köln (bahasa Latin: Colonia Agrippina), di Jerman sekarang ini. Tidak diketahui secara pasti apakah puak-puak Franka ini terpisah atau terhubung secara politik, maupun berapa banyak puak Franka yang ada, sampai seluruh puak Franka tunduk di bawah pemerintahan Klovis I. Seorang pujangga dari masa yang lebih belakangan, Gregorius dari Tours, meriwayatkan bahwa dalam catatan-catatan sejarah kuno yang ia jumpai, tampaknya orang-orang Franka pernah diperintah oleh raja-raja kecil (bahasa Latin: reguli) di tiap-tiap kota yang mereka kuasai.

Meskipun orang Franka Sali seringkali dianggap sebagai sebuah suku, Matthias Springer berpendapat bahwa anggapan ini agaknya timbul akibat kesalahpahaman. Semua catatan sejarah klasik mengenai orang Franka Sali diturunkan dari sebaris kalimat dalam laporan Amianus Marselinus yang berbunyi "orang Franka, yakni orang-orang yang menurut kebiasaan disebut Salii".[1] Amianus, yang berprofesi sebagai seorang tentara Romawi, melaporkan bahwa orang Salii pindah dari kampung halaman mereka di Batavia ke Toxandria (kedua daerah ini termasuk wilayah Kekaisaran Romawi), karena terdesak oleh orang Kamavi yang bukan bangsa Romawi. Sejarawan pertama yang mencatat bahwa orang-orang Sali berpindah dari luar ke dalam wilayah Kekaisaran Romawi adalah Zosimus, namun keterangannya mengenai peristiwa perpindahan itu tampaknya keliru dan diturunkan dari sumber-sumber lain.

Keterangan Zosimus mengenai orang-orang Sali yang terdesak sehingga berpindah ke dalam wilayah Kekaisaran Romawi sebagai satu suku, seringkali masih dipercaya. Berdasarkan keterangan ini, mungkin saja kampung halaman mereka adalah daerah di antara Sungai Rhein dan Sungai IJssel di Veluwe, provinsi Gelderland, Negeri Belanda sekarang ini, bahkan mungkin saja nama daerah Salland berasal dari nama mereka.[2] Diduga pula bahwa Salii mungkin adalah salah satu dari puak-puak yang membentuk suku besar Kausi pada zaman Kekaisaran Romawi, yakni puak-puak yang sebagian besar menjadi orang Saksen di kemudian hari (tidak ada perbedaan yang jelas antara orang Saksen dan orang Franka dalam catatan-catatan sejarah mengenai mereka).[3]

Pada 358, orang Sali menyepakati suatu perjanjian dengan orang-orang Romawi agar diperbolehkan terus menetap di sebelah selatan muara Sungai Rhein di Toxandria, yakni kawasan di antara Sungai Scheldt, Sungai Maas, dan Sungai Demer, yang sekarang ini kurang lebih meliputi wilayah provinsi Noord-Brabant di Negeri Belanda, dan sejumlah daerah di provinsi Antwerpen dan provinsi Limburg di Belgia yang berbatasan langsung dengan provinsi Noord-Brabant, yakni kawasan yang disebut "De Kempen".

Raja-raja wangsa Meroving yang menaklukkan Galia diduga masih keturunan orang Sali, karena mereka menerapkan undang-undang yang disebut Hukum Sali (bahasa Latin: Lex Salica) di daerah-daerah berpenduduk orang Romawi antara Sungai Loire dan Silva Carbonaria, meskipun mereka jelas-jelas berkerabat dengan orang Rheinland atau orang Franka Ripuari, bahkan sebelum mereka menaklukkan orang Franka Ripuari.[4] Lex Ripuaria muncul sekitar 630 M dan disebut-sebut sebagai salah satu hasil pengembangan dari hukum-hukum orang Franka yang termaktub dalam Lex Salica. Di lain pihak, menurut penafsiran Matthias Springer, Lex Salica bisa saja hanya berarti suatu pranata semacam "hukum adat".

Etimologi

Ada berbagai pendapat mengenai etimologi kata "Sali". Nama kelompok etnis ini tidak ada kaitannya dengan imam-imam penari dewa Mars, yang juga disebut Salii. Sejalan dengan teori-teori yang mengatakan bahwa orang Sali sudah terwujud menjadi sebuah suku di luar wilayah Kekaisaran Romawi, nama ini mungkin saja berasal dari nama Sungai IJssel, yang sebelumnya disebut Hisloa atau Hisla, dan pada zaman kuno disebut Sala, yakni sungai di daerah yang mungkin saja adalah tempat orang Sali mula-mula bermukim.[5] Daerah ini sekarang disebut Salland.

Menurut pendapat lain, nama ini mungkin saja berasal dari kata *saljon dalam bahasa Jermani, artinya kawan atau rekan, yang menunjukkan bahwa istilah ini mula-mula menyiratkan adanya suatu persekutuan.[6] Menurut pendapat ini, nama "sali" adalah nama asli yang berasal dari imperium suku-suku Jermani itu sendiri, dan nama sungai dan/atau daerah tempat mereka bermukim berasal dari nama masyarakat pemukimannya (bukan sebaliknya).[2]

Budaya

Cincin mohor Kilderik I, raja orang Franka Sali sejak 457 sampai 481. Tulisan pada cincin berbunyi CHILDIRICI REGIS ("milik Kilderik Sang Raja").[7] Ditemukan di makamnya di Tournai, kini tersimpan di Monnaie de Paris

Rujukan

  1. ^ Bahasa Latin: Francos, eos videlicet quos consuetudo Salios appellavit. Bahasa Latin,Bahasa Inggris.
  2. ^ a b Naam regio: Salland (dalam bahasa Belanda), hlm.6, Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed
  3. ^ Ulrich Nonn, Die Franken, hlm.82
  4. ^ Halsall p.308
  5. ^ Perry, Walter Copland (1857). The Franks, from their first appearance in history to the death of King Pepin [Orang Franka, mulai dari kemunculan perdananya dalam sejarah sampai dengan mangkatnya Raja Pipin]. London: Longman, Brown, Green, Longmans, and Roberts. 
  6. ^ Lanting; van der Plicht (2010), "De 14C-chronologie van de Nederlandse Pre- en Protohistorie VI: Romeinse tijd en Merovingische periode, deel A: historische bronnen en chronologische schema's", Palaeohistoria, 51/52: 69 
  7. ^ G. Salaün, A. McGregor & P. Périn, "Empreintes inédites de l'anneau sigillaire de Childéric Ier : état des connaissances", Antiquités Nationales, 39 (2008), hlmn. 217-224 (khususnya hlm. 218).

Sumber

Primer
Sekunder
  • Anderson, Thomas. 1995. "Roman Military Colonies in Gaul, Salian Ethnogenesis and the Forgotten Meaning of Pactus Legis Salicae 59.5". Early Medieval Europe 4 (2): 129–44.
  • Chisholm, Hugh (1910). Franks, dalam The Encyclopædia Britannica: A Dictionary of Arts, Sciences, Literature and General Information, jld. 11, hlmn. 35–36.[2]
  • James, Edward (1988). The Franks [Orang Franka]. The Peoples of Europe. Oxford, UK; Cambridge, Massachusetts: Basil Blackwell. ISBN 0-631-17936-4. 
  • Musset, Lucien : The Germanic Invasions: The Making of Europe, Ad 400-600,1975, ISBN 1-56619-326-5, hlm. 68.
  • Perry, Walter Copland (1857). The Franks, from Their First Appearance in History to the Death of King Pepin. Longman, Brown, Green: 1857.
  • Wood, Ian, The Merovingian Kingdoms, 450-751 AD. 1994.