Lompat ke isi

Metode sejarah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa; +pada masa)
Mrbonbon (bicara | kontrib)
Mengganti bagian yang tidak relevan.Terjemahan dari versi bahasa Inggris.
Baris 1: Baris 1:
{{redirect|Sejarah ilmiah|kajian perkembangan ilmu|Sejarah ilmu pengetahuan}}
{{paragrafpembuka}}
[[Berkas:Thucydides pushkin02.jpg|thumb|[[Thucydides]] ({{c.}} 460-{{c.}} 400 BC) disebut juga "bapak sejarah ilmiah"]]
Metode sejarah adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk merekontruksi kejadian-kejadian pada masa lampau. Suatu [[metode]] diperlukan dalam penulisan kisah [[sejarah]] untuk mendapatkan tulisan yang sistematik dan objektif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Menurut [[Gottschalk]] (1975:32) yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Lubis, 2011:2). Peristiwa pada masa lampau dapat kita hadirkan kembali dengan cara merekonstruksi peristiwa itu dari jejak – jejak masa lampau yang disebut sumber (historical sources) (Lubis, 2011:7). Sumber sejarah menurut bentuknya digolongkan menjadi tiga, yakni sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda ([[artefak]]) (Gottschalk, 1975: 35-36; Kuntowijoyo, 1995: 94-96; dalam Lubis, 2011: 7). Adapun menurut asal usulnya, sumber sejarah digolongkan menjadi sumber [[primer]], sumber [[sekunder]], dan sumber [[tersier]] (Garraghan, 1946: 107; Alfian, 2000: 9; dalam Lubis, 2011:9-10). Menghadirkan kembali periwtiwa pada masa lampau bukan berarti kita mengulang atau menampilkan kembali peristiwa atau tokoh–tokoh peristiwa tersebut secara nyata, melainkan menghadirkannya melalui tulisan, yakni tulisan kisah peristiwa pada masa lampau.

'''Metode sejarah''' terdiri dari teknik dan pedoman yang digunakan [[sejarawan]] terhadap [[sumber primer]] dan [[bukti]] lainnya, termasuk bukti [[arkeologi]], untuk meneliti dan kemudian menuliskan [[sejarah]] dalam bentuk masa lalu. permasalaha mengenai asal mula, dan bahkan kemungkinan, suatu metode sejarah yang baik telah dikembangkandalam [[filsafat sejarah]] sebagai permasalahan [[epistemologi]]. Kajian metode sejarah dan berbagai cara dalam penulisan sejarah dikenal sebagai [[historiografi]].

== Kritik sumber ==
{{main|Kritik sumber}}

Kritik sumber (atau evaluasi informasi) adalah proses mengevaluasi kualitas dari [[sumber informasi]], seperti validitas, reliabilitas, dan relevansi terhadap subjek yang sedang diteliti.

Gilbert J Garraghan membagi kritik sumber menjadi enam bagian:<ref> Gilbert J. Garraghan and Jean Delanglez ''A Guide to Historical Method'' p. 168</ref>

# ''Kapan'' sumber, tertulis atau tidak, dibuat (tanggal)?
# ''Dimana'' sumber, dibuat (lokalisasi)?
# ''Oleh siapa'' sumber dibuat (kepenulisan)?
# ''Dalam bentuk asli apa'' itu dibuat (integritas)?
# ''Apa nilai bukti'' dari isinya (kredibilitas)?

Empat bagian pertama dikenal sebagai [[kritik lebih tinggi]]; yang kelima dikenal sebagai [[kritik lebih rendah]]; dan jika digabung dikenal sebagai [[kritik sumber]].

R. J. Shafer mengenai kritik eksternal: "Kadang kritik sumber berfungsi negatif, hanya menyelamatkan kita dari penggunaan bukti palsu; sedangkan kritik internal memiliki fungsi positif dengan memberi tahu kita bagaimana menggunakan bukti yang terkonfirmasi."<ref>''A Guide to Historical Method'', p. 118</ref>

Melihat bahwa sedikit dokumen yang diterima sebagai terpercaya sepenuhnya, [[Louis R. Gottschalk|Louis Gottschalk]] membuat peraturan umum, "untuk setiap dokumen, proses untuk menentukan kredibilitasnya harus dilakukan secara terpisah tanpa memperhatikan kredibilitas umum dari penulisnya." Kepercayaan seorang penulis dalam secara umum membentuk probablitias latar belakang untuk pertimbangan setiap pernyataannya, tapi setiap potong bukti yang diambil harus dinilai secara individu.


== Tahapan ==
== Tahapan ==
Baris 20: Baris 41:
Tahapan – tahapan metode sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah.
Tahapan – tahapan metode sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah.


== Lihat pula ==
* [[Antik]]
* [[Arkeologi]]
* [[Penelitian arsip]]
* [[Ilmu pelengkap sejarah]]
* [[Bisikan Cina]]
* [[Kritik sejarah]]
* [[Historiografi]]
* [[Daftar jurnal sejarah]]
* [[Filsafat sejarah]]
* [[Metode akademis]]
* [[Metode ilmiah]]
* [[Kritik sumber]]

== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}

== Referensi ==
* Gilbert J. Garraghan, ''A Guide to Historical Method'', Fordham University Press: New York (1946). {{ISBN|0-8371-7132-6}}
* [[Louis R. Gottschalk|Louis Gottschalk]], ''Understanding History: A Primer of Historical Method'', Alfred A. Knopf: New York (1950). {{ISBN|0-394-30215-X}}.
* Martha Howell and Walter Prevenier, ''From Reliable Sources: An Introduction to Historical Methods'', Cornell University Press: Ithaca (2001). {{ISBN|0-8014-8560-6}}.
* C. Behan McCullagh, ''Justifying Historical Descriptions'', Cambridge University Press: New York (1984). {{ISBN|0-521-31830-0}}.
* R. J. Shafer, ''A Guide to Historical Method'', The Dorsey Press: Illinois (1974). {{ISBN|0-534-10825-3}}.

== Pranala luar ==
* [http://cliopolitical.blogspot.com/2005/08/introduction-to-historical_112482482753969170.html Introduction to Historical Method] oleh Marc Comtois
* [http://www.galilean-library.org/int18.html Philosophy of History] oleh Paul Newall
* [http://straylight.law.cornell.edu/rules/fre/rules.htm Federal Rules of Evidence] dalam hukum Amerika Serikat

{{Historiografi}}

{{DEFAULTSORT:Metode sejarah}}
[[Kategori:Historiografi]]
[[Kategori:Metodologi]]
[[Kategori:Sejarah]]
[[Kategori:Sejarah]]
[[Kategori:Artikel BP2014]]

Revisi per 22 September 2018 13.56

Thucydides (ca 460-ca 400 BC) disebut juga "bapak sejarah ilmiah"

Metode sejarah terdiri dari teknik dan pedoman yang digunakan sejarawan terhadap sumber primer dan bukti lainnya, termasuk bukti arkeologi, untuk meneliti dan kemudian menuliskan sejarah dalam bentuk masa lalu. permasalaha mengenai asal mula, dan bahkan kemungkinan, suatu metode sejarah yang baik telah dikembangkandalam filsafat sejarah sebagai permasalahan epistemologi. Kajian metode sejarah dan berbagai cara dalam penulisan sejarah dikenal sebagai historiografi.

Kritik sumber

Kritik sumber (atau evaluasi informasi) adalah proses mengevaluasi kualitas dari sumber informasi, seperti validitas, reliabilitas, dan relevansi terhadap subjek yang sedang diteliti.

Gilbert J Garraghan membagi kritik sumber menjadi enam bagian:[1]

  1. Kapan sumber, tertulis atau tidak, dibuat (tanggal)?
  2. Dimana sumber, dibuat (lokalisasi)?
  3. Oleh siapa sumber dibuat (kepenulisan)?
  4. Dalam bentuk asli apa itu dibuat (integritas)?
  5. Apa nilai bukti dari isinya (kredibilitas)?

Empat bagian pertama dikenal sebagai kritik lebih tinggi; yang kelima dikenal sebagai kritik lebih rendah; dan jika digabung dikenal sebagai kritik sumber.

R. J. Shafer mengenai kritik eksternal: "Kadang kritik sumber berfungsi negatif, hanya menyelamatkan kita dari penggunaan bukti palsu; sedangkan kritik internal memiliki fungsi positif dengan memberi tahu kita bagaimana menggunakan bukti yang terkonfirmasi."[2]

Melihat bahwa sedikit dokumen yang diterima sebagai terpercaya sepenuhnya, Louis Gottschalk membuat peraturan umum, "untuk setiap dokumen, proses untuk menentukan kredibilitasnya harus dilakukan secara terpisah tanpa memperhatikan kredibilitas umum dari penulisnya." Kepercayaan seorang penulis dalam secara umum membentuk probablitias latar belakang untuk pertimbangan setiap pernyataannya, tapi setiap potong bukti yang diambil harus dinilai secara individu.

Tahapan

Lebih jauh mengenai metode sejarah lihat Helius Sjamsuddin., “Metodologi Sejarah”. dan Kuntowijoyo. “Pengantar Ilmu Sejarah”. Dalam metode sejarah, terdapat empat tahapan yang harus dilewati. Keempat tahapan tersebut yakni heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi (Lubis, 2011: 15-16).

Heuristik

Tahapan yang pertama adalah heuristik. Heuristik berasal dari bahasa Yunani “heuriskein” yang berarti menemukan atau memperoleh (Renier, 1997:113 dalam Lubis, 2011:17). Sejarawan Nina Herlina Lubis (2011:15) mendefinisikan heuristik sebagai tahapan / kegiatan menemukan dan menghimpun sumber, informasi, jejak masa lampau. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses mengumpulkan sumber – sumber sejarah. Di samping sumber tertulis, terdapat pula sumber lisan. Menurut Sartono Kartodirjo, sejarah lisan merupakan cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan (Dienaputra, 2006:12). Sejarah lisan diperlukan untuk melengkapi sumber – sumber tertulis. Dalam sejarah lisan, terdapat informasi – informasi yang tidak tercantum dalam sumber – sumber tertulis. Untuk mendapatkan informasi – informasi itu, penulis harus melakukan wawancara dengan naarsumber yang disebut sebagai pengkisah dengan menggunakan alat rekam dan kaset (Dienaputra,2006:35).

Kritik

Tahapan yang kedua adalah kritik. Sumber – sumber yang telah diperoleh melalui tahapan heuristik, selanjutnya harus melalui tahapan verifikasi. Terdapat dua macam kritik, yakni kritik ekstern untuk meneliti otentisitas atau keaslian sumber, dan kritik intern untuk meneliti kredibilitas sumber (Kuntowijoyo, 2005: 100). Singkatnya, tahapan kritik ini merupakan tahapan untuk memilih sumber – sumber asli dari sumber – sumber palsu. Untuk mendapatkan fakta sejarah, perlu melakaukan proses koroborasi, yakni pendukungan suatu data dari suatu sumber sejarah dengan sumber lain (dua atau lebih), dimana tidak ada hubungan kepentingn di antara sumber-sumber tersebut, atau sumber bersifat merdeka (Herlina, 2011: 34).

Interpretasi

Tahapan yang ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-fakta yang diperoleh (Herlina, 2011:15). Terdapat dua macam interpretasi, yakni analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi ini lah, kemampuan intelektual seorang sejarawan benar – benar diuji. Sejarawan dituntut untuk dapat berimajinasi membayangkan bagaimana peristiwa pada masa lalu itu terjadi. Namun, bukan berarti imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dibatasi oleh fakta – fakta sejarah yang ada.

Historiografi

Tahapan yang keempat adalah historiografi. Historiografi (Gottschalk, 2006:39) adalah rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam melakukan penulisan sejarah, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, penyeleksian atas fakta-fakta, untaian fakta-fakta, yang dipilihnya berdasarkan dua kriteria: relevansi peristiwa-peristiwa dan kelayakannya. Kedua, imajinasi yang digunakan untuk merangkai fakta-fakta yang dimaksudkan untuk merumuskan suatu hipotesis (Reiner, 1997:194 dalam Herlina, 2011:57). Ketiga, kronologis. Dalam tahapan historiografi ini lah, seluruh imajinasi dari serangkaian fakta yang ada dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Potongan – potongan fakta sejarah ditulis hingga menjadi sebuah tulisan kisah sejarah yang kronologis. Tahapan – tahapan metode sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Gilbert J. Garraghan and Jean Delanglez A Guide to Historical Method p. 168
  2. ^ A Guide to Historical Method, p. 118

Referensi

  • Gilbert J. Garraghan, A Guide to Historical Method, Fordham University Press: New York (1946). ISBN 0-8371-7132-6
  • Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer of Historical Method, Alfred A. Knopf: New York (1950). ISBN 0-394-30215-X.
  • Martha Howell and Walter Prevenier, From Reliable Sources: An Introduction to Historical Methods, Cornell University Press: Ithaca (2001). ISBN 0-8014-8560-6.
  • C. Behan McCullagh, Justifying Historical Descriptions, Cambridge University Press: New York (1984). ISBN 0-521-31830-0.
  • R. J. Shafer, A Guide to Historical Method, The Dorsey Press: Illinois (1974). ISBN 0-534-10825-3.

Pranala luar