Lompat ke isi

Stasiun Panarukan: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°41′53″S 113°56′6″E / 7.69806°S 113.93500°E / -7.69806; 113.93500
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13: Baris 13:
| tinggi = +3 m
| tinggi = +3 m
| line = -
| line = -
| track = 2 (jalur 1: sepur lurus)
| track = 6 (jalur 1: sepur lurus, 5 sepur simpan)
| operator = [[Daerah Operasi IX Jember]]
| operator = [[Daerah Operasi IX Jember]]
| class = I
| class = I

Revisi per 20 Oktober 2018 04.18

Stasiun Panarukan
Panarukan
+3 m
Berkas:Panarukan 2.jpg
Emplasemen Stasiun Panarukan.
Lokasi
Koordinat7°41′53″S 113°56′6″E / 7.69806°S 113.93500°E / -7.69806; 113.93500
Ketinggian+3 m
Operator
Letak
km 284+016 lintas Surabaya Kota-Probolinggo-Kalisat-Panarukan[1]
Jumlah jalur6 (jalur 1: sepur lurus, 5 sepur simpan)
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka1897
Ditutup2004
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Panarukan (PNR) adalah stasiun kereta api non aktif yang berada di Kilensari, Panarukan, Situbondo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember. Stasiun ini merupakan stasiun paling ujung di jalur kereta api Kalisat-Panarukan. Stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus ditambah lima jalur simpan (khusus bongkar muat barang).

Sejarah

Stasiun ini dibuka pada tahun 1897. Tujuan membuat stasiun ini adalah untuk mengangkut barang dari Pelabuhan Panarukan. Karena itu, dibangunlah jalur lori dari Pelabuhan Panarukan yang berjarak 1 km timur dari stasiun ini. Jalur lori ini hanya digunakan untuk mengangkut barang. Operator stasiun ini adalah perusahaan kereta api pemerintah Hindia Belanda Staats Spoorwegen (SS). Sebelum tahun 1980, stasiun ini sangat ramai dengan penumpang dan barang yang hendak ke pelabuhan.

Pada tahun 1980, aktivitas Pelabuhan Panarukan perlahan-lahan mulai sepi. Ekspor melalui laut kemudian dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pelabuhan Panarukan menjadi kurang diminati karena lautnya menjadi dangkal sekitar 1,5 meter akibat sedimentasi dari Sungai Sampeyan. Akibatnya, kapal-kapal bertonase besar tidak dapat sandar. Karena jarang dipakai, jalur lori ke pelabuhan dinonaktifkan pada awal tahun 1990. Setelah jalur lori ini ditutup, stasiun ini tidak melayani kereta barang lagi.

Kereta api penumpang masih bisa beroperasi sampai tahun 2004. Karena prasarna yang sudah sangat tua, PT KAI menutup jalur dan stasiun ini pada tahun 2004. Selain itu, jalur ini ditutup karena kurangnya sarana kereta api Daop IX Jember. Kereta api lokal yang melewati jalur ini sebelum ditutup hanya membawa 1-2 gerbong ekonomi dan 1 gerbong barang. Tidak ada kereta api yang melewati jalur ini lagi. Rel-rel, sinyal, wesel dan aset-aset kereta lainnya dibiarkan terbengkalai. Bahkan ada sebagian yang dicuri dan dijual. Bekas Stasiun Panarukan kini masih ada, namun sudah rusak dan butuh banyak dana untuk memperbaikinya.

Sejak ditutup jalur ini pada tahun 2004, telah muncul banyak wacana untuk mengaktifkan kembali jalur ini. Namun, hingga sekarang wacana-wacana tersebut belum terealisasi.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI linesTerminus

7°41′53″S 113°56′6″E / 7.69806°S 113.93500°E / -7.69806; 113.93500