Kauman, Kauman, Tulungagung: Perbedaan antara revisi
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
Desa Kauman awal mulanya adalah nama sebuah wilayah pemukiman yang dihuni para kaum santri. Kauman sendiri konon berasal dari kata Kaum yang berarti sekelompok orang dan kata Iman, berawal dari komunitas santri itulah kemudian terlontar kata Kaum Iman yang kemudian menyingkat secara pelafalan menjadi Kauman. |
Desa Kauman awal mulanya adalah nama sebuah wilayah pemukiman yang dihuni para kaum santri. Kauman sendiri konon berasal dari kata Kaum yang berarti sekelompok orang dan kata Iman, berawal dari komunitas santri itulah kemudian terlontar kata Kaum Iman yang kemudian menyingkat secara pelafalan menjadi Kauman. |
||
Sedangkan penetapan Desa Kauman itu sendiri tak lepas dari Pengaruh yang dimiliki oleh kedua Tokoh Masyarakat di dua wilayah yang berbeda, yaitu Mbah Ageng Withono (Syeih Hasan Ghozali) |
Sedangkan penetapan Desa Kauman itu sendiri tak lepas dari Pengaruh yang dimiliki oleh kedua Tokoh Masyarakat di dua wilayah yang berbeda, yaitu Mbah Ageng Withono (Syeih Hasan Ghozali) yang bermukim di wilayah Kauman dan Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) yang bermukim di wilayah Kalitumpang, beliau hidup semasa dengan Bupati Tulungagung yang pertama Raden Ngabei Mangundirono. Karena pengaruh kedua tokoh tersebut dan atas saran dari Raden Ngabei Mangundirono agar beliau berdua membentuk suatu pemerintahan yang nantinya bisa diakui maka Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) menerima saran tersebut dengan baik dan bahkan bermaksud untuk mendirikan sebuah kademangan, namun berbeda dengan Mbah Ageng Withono karena beliau seorang sufi yang tidak mau mencampuri urusan duniawi maka beliau menyerahkan wilayahnya untuk digabung dengan Kalitumpang dengan satu syarat bahwa kelak jika terbentuk kademangan harus menggunakan Nama Kauman meskipun yang menjadi demang orang Kalitumpang. |
||
Maka dengan disaksikan oleh Raden Ngabei Mangundirono diputuskanlah penggabungan wilayah tersebut dengan nama Kademangan Kauman dengan pusat pemerintahannya di Dukuh Krajan yang lokasi tepatnya di Dusun Jetaan RW I (sekarang). Namun sampai sekarang belum diketahui siapa yang menjadi Kepala Desa/Demang pertama kali pada waktu itu.{{Kauman, Tulungagung}} |
Maka dengan disaksikan oleh Raden Ngabei Mangundirono diputuskanlah penggabungan wilayah tersebut dengan nama Kademangan Kauman dengan pusat pemerintahannya di Dukuh Krajan yang lokasi tepatnya di Dusun Jetaan RW I (sekarang). Namun sampai sekarang belum diketahui siapa yang menjadi Kepala Desa/Demang pertama kali pada waktu itu.{{Kauman, Tulungagung}} |
Revisi per 27 November 2018 04.58
Kauman | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Tulungagung | ||||
Kecamatan | Kauman | ||||
Kode pos | 66261 | ||||
Kode Kemendagri | 35.04.05.2002 | ||||
Luas | 1,58 Km² | ||||
Jumlah penduduk | 4410 jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Kauman adalah sebuah desa di Kecamatan Kauman, Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia.
Desa Kauman awal mulanya adalah nama sebuah wilayah pemukiman yang dihuni para kaum santri. Kauman sendiri konon berasal dari kata Kaum yang berarti sekelompok orang dan kata Iman, berawal dari komunitas santri itulah kemudian terlontar kata Kaum Iman yang kemudian menyingkat secara pelafalan menjadi Kauman.
Sedangkan penetapan Desa Kauman itu sendiri tak lepas dari Pengaruh yang dimiliki oleh kedua Tokoh Masyarakat di dua wilayah yang berbeda, yaitu Mbah Ageng Withono (Syeih Hasan Ghozali) yang bermukim di wilayah Kauman dan Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) yang bermukim di wilayah Kalitumpang, beliau hidup semasa dengan Bupati Tulungagung yang pertama Raden Ngabei Mangundirono. Karena pengaruh kedua tokoh tersebut dan atas saran dari Raden Ngabei Mangundirono agar beliau berdua membentuk suatu pemerintahan yang nantinya bisa diakui maka Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) menerima saran tersebut dengan baik dan bahkan bermaksud untuk mendirikan sebuah kademangan, namun berbeda dengan Mbah Ageng Withono karena beliau seorang sufi yang tidak mau mencampuri urusan duniawi maka beliau menyerahkan wilayahnya untuk digabung dengan Kalitumpang dengan satu syarat bahwa kelak jika terbentuk kademangan harus menggunakan Nama Kauman meskipun yang menjadi demang orang Kalitumpang.
Maka dengan disaksikan oleh Raden Ngabei Mangundirono diputuskanlah penggabungan wilayah tersebut dengan nama Kademangan Kauman dengan pusat pemerintahannya di Dukuh Krajan yang lokasi tepatnya di Dusun Jetaan RW I (sekarang). Namun sampai sekarang belum diketahui siapa yang menjadi Kepala Desa/Demang pertama kali pada waktu itu.