Lompat ke isi

Akhir sejarah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Akhir sejarah''' ({{lang-en|end of history}}) adalah sebuah gagasan politik dan filosofis yang menyatakan bahwa suatu sistem politik, ekonomi, atau sosial akan berk...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Akhir sejarah''' ({{lang-en|end of history}}) adalah sebuah gagasan politik dan filosofis yang menyatakan bahwa suatu sistem politik, ekonomi, atau sosial akan berkembang dan menjadi titik akhir perkembangan sosial-budaya manusia, sehingga akan menjadi bentuk pemerintahan manusia yang terakhir. Terdapat beberapa penulis yang berpendapat bahwa sistem tertentu adalah "akhir sejarah", seperti [[Thomas More]] dalam buku ''[[Utopia (buku)|Utopia]]'', [[Georg Wilhelm Friedrich Hegel]], [[Karl Marx]],<ref>{{cite journal|last1=Clarke|first1=J. J.|title="The End of History": A Reappraisal of Marx's Views on Alienation and Human Emancipation|journal=Canadian Journal of Political Science / Revue canadienne de science politique|date=1971|volume=4|issue=3|pages=367–380|jstor=3231359}}</ref> [[Vladimir Solovyov (filsuf)|Vladimir Solovyov]], [[Alexandre Kojève]]<ref>{{Cite web|url = https://www.marxists.org/reference/archive/hegel/txt/kojeve-s.htm|title = History and Desire in Kojève|last = Boucher|first = Geoff|date =|website =|publisher =|access-date =}}</ref> serta [[Francis Fukuyama]] dalam bukunya dari tahun 1992, ''[[The End of History and the Last Man]]''.<ref name="SpiegelFukuyamaInterview">Fukuyama sendiri sudah mengubah beberapa gagasannya dan meninggalkan unsur-unsur neokonservatif semenjak meletusnya [[Perang Irak]]. [http://www.spiegel.de/international/interview-with-ex-neocon-francis-fukuyama-a-model-democracy-is-not-emerging-in-iraq-a-407315.html Interview with Ex-Neocon Francis Fukuyama: "A Model Democracy Is not Emerging in Iraq"] Spiegel Online, 22 Maret 2006</ref>
'''Akhir sejarah''' ({{lang-en|end of history}}) adalah sebuah gagasan politik dan filosofis yang menyatakan bahwa suatu sistem politik, ekonomi, atau sosial akan muncul dan menjadi titik akhir perkembangan sosial-budaya manusia, sehingga akan menjadi bentuk pemerintahan manusia yang terakhir. Terdapat beberapa penulis yang berpendapat bahwa sistem tertentu adalah "akhir sejarah", seperti [[Thomas More]] dalam buku ''[[Utopia (buku)|Utopia]]'', [[Georg Wilhelm Friedrich Hegel]], [[Karl Marx]],<ref>{{cite journal|last1=Clarke|first1=J. J.|title="The End of History": A Reappraisal of Marx's Views on Alienation and Human Emancipation|journal=Canadian Journal of Political Science / Revue canadienne de science politique|date=1971|volume=4|issue=3|pages=367–380|jstor=3231359}}</ref> [[Vladimir Solovyov (filsuf)|Vladimir Solovyov]], [[Alexandre Kojève]]<ref>{{Cite web|url = https://www.marxists.org/reference/archive/hegel/txt/kojeve-s.htm|title = History and Desire in Kojève|last = Boucher|first = Geoff|date =|website =|publisher =|access-date =}}</ref> serta [[Francis Fukuyama]] dalam bukunya dari tahun 1992, ''[[The End of History and the Last Man]]''.<ref name="SpiegelFukuyamaInterview">Fukuyama sendiri sudah mengubah beberapa gagasannya dan meninggalkan unsur-unsur neokonservatif semenjak meletusnya [[Perang Irak]]. [http://www.spiegel.de/international/interview-with-ex-neocon-francis-fukuyama-a-model-democracy-is-not-emerging-in-iraq-a-407315.html Interview with Ex-Neocon Francis Fukuyama: "A Model Democracy Is not Emerging in Iraq"] Spiegel Online, 22 Maret 2006</ref>


Gagasan akhir sejarah tidaklah sama dengan [[akhir zaman]] atau kiamat seperti yang dikemukakan oleh agama-agama, karena konsep tersebut membayangkan bahwa dunia atau kehidupan di Bumi akan hancur. Gagasan akhir sejarah justru menyatakan bahwa akan ada suatu bentuk pemerintahan, ekonomi, atau sosial yang akan terus diikuti oleh manusia apabila tidak terjadi perubahan besar-besaran dalam masyarakat. Istilah ini sendiri pertama kali digunakan oleh seorang filsuf dan matematikawan Prancis [[Antoine Augustin Cournot]] pada tahun 1861.<ref name="Featherstone">[[Mike Featherstone]], "Global and Local Cultures", in John Bird, Barry Curtis, Tim Putnam, ''Mapping the Futures: Local Cultures, Global Change'' (1993), p. 184, n. 3.</ref> "[[Arnold Gehlen]] menggunakannya pada tahun 1952 dan kemudian juga oleh [[Martin Heidegger|Heidegger]] dan [[Gianni Vattimo|Vattimo]]".<ref name="Featherstone"/>
Gagasan akhir sejarah tidaklah sama dengan [[akhir zaman]] atau kiamat seperti yang dikemukakan oleh agama-agama, karena konsep tersebut membayangkan bahwa dunia atau kehidupan di Bumi akan hancur. Gagasan akhir sejarah justru menyatakan bahwa akan ada suatu bentuk pemerintahan, ekonomi, atau sosial yang akan terus diikuti oleh manusia apabila tidak terjadi perubahan besar-besaran dalam masyarakat. Istilah ini sendiri pertama kali digunakan oleh seorang filsuf dan matematikawan Prancis [[Antoine Augustin Cournot]] pada tahun 1861.<ref name="Featherstone">[[Mike Featherstone]], "Global and Local Cultures", in John Bird, Barry Curtis, Tim Putnam, ''Mapping the Futures: Local Cultures, Global Change'' (1993), p. 184, n. 3.</ref> "[[Arnold Gehlen]] menggunakannya pada tahun 1952 dan kemudian juga oleh [[Martin Heidegger|Heidegger]] dan [[Gianni Vattimo|Vattimo]]".<ref name="Featherstone"/>

Revisi per 10 Desember 2018 15.50

Akhir sejarah (bahasa Inggris: end of history) adalah sebuah gagasan politik dan filosofis yang menyatakan bahwa suatu sistem politik, ekonomi, atau sosial akan muncul dan menjadi titik akhir perkembangan sosial-budaya manusia, sehingga akan menjadi bentuk pemerintahan manusia yang terakhir. Terdapat beberapa penulis yang berpendapat bahwa sistem tertentu adalah "akhir sejarah", seperti Thomas More dalam buku Utopia, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Karl Marx,[1] Vladimir Solovyov, Alexandre Kojève[2] serta Francis Fukuyama dalam bukunya dari tahun 1992, The End of History and the Last Man.[3]

Gagasan akhir sejarah tidaklah sama dengan akhir zaman atau kiamat seperti yang dikemukakan oleh agama-agama, karena konsep tersebut membayangkan bahwa dunia atau kehidupan di Bumi akan hancur. Gagasan akhir sejarah justru menyatakan bahwa akan ada suatu bentuk pemerintahan, ekonomi, atau sosial yang akan terus diikuti oleh manusia apabila tidak terjadi perubahan besar-besaran dalam masyarakat. Istilah ini sendiri pertama kali digunakan oleh seorang filsuf dan matematikawan Prancis Antoine Augustin Cournot pada tahun 1861.[4] "Arnold Gehlen menggunakannya pada tahun 1952 dan kemudian juga oleh Heidegger dan Vattimo".[4]

Referensi

  1. ^ Clarke, J. J. (1971). ""The End of History": A Reappraisal of Marx's Views on Alienation and Human Emancipation". Canadian Journal of Political Science / Revue canadienne de science politique. 4 (3): 367–380. JSTOR 3231359. 
  2. ^ Boucher, Geoff. "History and Desire in Kojève". 
  3. ^ Fukuyama sendiri sudah mengubah beberapa gagasannya dan meninggalkan unsur-unsur neokonservatif semenjak meletusnya Perang Irak. Interview with Ex-Neocon Francis Fukuyama: "A Model Democracy Is not Emerging in Iraq" Spiegel Online, 22 Maret 2006
  4. ^ a b Mike Featherstone, "Global and Local Cultures", in John Bird, Barry Curtis, Tim Putnam, Mapping the Futures: Local Cultures, Global Change (1993), p. 184, n. 3.

Pranala luar