Lompat ke isi

Partai Syarikat Islam Indonesia 1905: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OI SARO (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OI SARO (bicara | kontrib)
k Menambah organisasi sayap
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33: Baris 33:


== Organisasi Sayap ==
== Organisasi Sayap ==
• Pemuda Muslimin Indonesia
[[Pemuda Muslimin Indonesia]]


• Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia
[[Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia]] (SEMMI)


• Serikat Pelajar Muslim Indonesia
[[Serikat Pelajar Muslim Indonesia]] (SEPMI)


• Perisai

<br />


== umum 1999 ==
== umum 1999 ==

Revisi per 21 Maret 2019 16.49

Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
SingkatanPSII 1905
Dibentuk21 Mei 1998
Dipisah dariPSII
Didahului olehSarekat Islam
Diteruskan olehPSI (2002)
Kantor pusatJl Prof Dr Latumenten Barat No 16, Grogol, DKI Jakarta, Indonesia 11460
IdeologiIslam

Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 adalah salah satu partai politik yang pernah ada di Indonesia.

Sejarah

Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 (PSII 1905) ini lahir dengan mengacu pada pendirian Serikat Dagang Islam pada tahun 1905. Pada masa Orde baru, PSII kemudian berfusi dengan partai politik lain menjadi Partai Persatuan Pembangunan karena tuntutan undang-undang dan menjadi organisasi kemasyarakatan. Setelah pemerintahan Soeharto turun, muncul dua kubu, yaitu PSII 1905 pimpinan Drs H Ohan Sudjana dan Partai Syarikat Islam Indonesia di bawah pimpinan Taufiq R Tjokroaminoto.

Seperti pada tahun 1905, partai ini tetap berlambang "Kalimat Tauhid" dalam gambar bulan sabit di bawahnya dan disertai tulisan PSII 1905.[1]

Organisasi Sayap

Pemuda Muslimin Indonesia

Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI)

Serikat Pelajar Muslim Indonesia (SEPMI)


umum 1999

Pada pemilihan umum tahun 1999, partai ini mendapatkan suara sebanyak 152.820 suara atau 0,14% dari keseluruhan suara yang masuk. Partai ini sama sekali tidak mendapatkan kursi di DPR.

Referensi

Pranala luar