El Manik: Perbedaan antara revisi
OrophinBot (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 186: | Baris 186: | ||
* [[Putri Titipan Tuhan]] |
* [[Putri Titipan Tuhan]] |
||
* [[Tiada Hari Yang Tak Indah]] |
* [[Tiada Hari Yang Tak Indah]] |
||
* [[Merindu Baginda Nabi (sinetron)|Merindu Baginda Nabi]] |
|||
== Sutradara == |
== Sutradara == |
Revisi per 12 Mei 2019 10.13
Templat:Infobox artis indonesia El Manik (lahir 17 November 1949) adalah pemain film dan sinetron. Selama hampir 35 tahun berkarya, lebih dari 30 judul film telah dibintanginya.
Karier
Setelah menyelesaikan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di Binjai, Sumatra Utara pada tahun 1969, El Manik merantau ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu, El Manik membuka studio foto. Studio fotonya menjadi sukses. El Manik menginginkan lebih, dan dia mengikuti tes di Lembaga Pendidikan Musik & Film di Jakarta dan berhasil menjadi lulusan terbaik di lembaga tersebut. Ia dijanjikan akan bermain di film layar lebar. Namun sayang lembaga pendidikan tersebut telah menipu drinya, hingga membuat dirinya mengelandang, karena El Manik terlanjur menjual semua aset di studio fotonya.
Kesempatan datang padanya saat menjadi figuran dalam film arahan Nawi Ismail, "Mereka Kembali" (1973). Setelah itu, langkah El Manik memasukki dunia seni peran terbentang lebar. El Manik mendapat peran pembantu dalam film "Cinta Pertama" arahan Teguh Karya dan "Kampus Biru" yang ditangani oleh Ami Priyono, serta beberapa film arahan Ami.
El Manik mendapat kepercayaan sebagai peran utama dalam film "Jakarta Jakarta" (1979) dari Ami Priyono. Pada tahun yang sama, Teguh Karya menawarkan peran sebagai opsir Belanda dalam "November 1828", yang menghantarkan dirinya meraih Piala Citra dalam FFI 1979 sebagai pemeran pembantu pria terbaik. Pria Batak Karo ini juga berhasil memperankan ustad dalam film "Titian Serambut Dibelah Tujuh" (nominasi peran utama FFI 1983). Beberapa kali masuk sebagai nominasi, baru tahun1984, dalam FFI di Yogyakarta, El Manik meraih Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik lewat film "Budak Nafsu" arahan Sjumandjaja. Gelar best supporting actor dalam Festival Film Asia Pasifik 1985 di Tokyo juga digondolnya melalui film "Jejak Pengantin".
El Manik juga sempat menjadi wartawan di sejumlah media, seperti Aktuil (1978-1982), Variasi (1982-1984), harian Pelita (1985-1986), dan Vista (1988). Meski begitu, dunianya adalah seni peran. Bahkan saat industri film nasional 'pingsan' pada tahun 1990-an, El Manik tetap setia dengan seni peran dengan membintangi beberapa sinetron. Sinetron yang pernah dibintanginya, antara lain "Abad 21", "Terpesona", "Senandung", "Cintaku Terhalang Tembok", "Benar Benar Cinta", dan "Titipan Illahi". El Manik pun sempat mejajal kemampuannya sebagai sutradara, antara lain di film televisi "Pacar Dunia Akhirat" (1996), sinetron "Panggung Sandiwara" dan "Shakila".
Saat dunia perfilman Indonesia bergeliat lagi, El Manik tak ketinggalan turut serta. Film yang didukungnya antara lain "Beth" (2002), "Biarkan Bintang Menari" (2003), "Berbagi Suami" (2006), "Maskot" (2006). Bahkan El Manik terpilih sebagai pemeran pendukung pria terbaik Festival Film Indonesia 2006 dalam film "Berbagai Suami", arahan sutradara Nia Dinata.
Kehidupan pribadi
El Manik mengaku mendapat hidayah untuk memeluk Islam karena bermain dalam film karya Asrul Sani, “Titian Serambut Dibelah Tujuh” yang beredar di bioskop sekitar tahun 1982.
Prestasi
- Piala Citra FFI 1979 sebagai Aktor Pembantu Terbaik dalam film "November 1828"
- Piala Citra FFI 1984 sebagai Aktor Terbaik dalam film "Budak Nafsu"
- Piala Citra FFI 1985 sebagai Aktor Pembantu Terbaik dalam film "Carok"
- Festival Film Asia Pasifik 1985 sebagai Best Supporting Actor dalam film "Jejak Pengantin"
- Aktor Terpuji di Festival Film Bandung 2001 di sinetron "Senandung"
- Piala Citra FFI 2006 sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film "Berbagi Suami"
Nominasi
- "Gara-gara Istri Muda" Aktor Utama Terbaik FFI 1979
- "Kabut Sutera Ungu" Aktor Pembantu Terbaik FFI 1980
- "Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa" Aktor Pembantu Terbaik FFI 1981
- "Titian Serambut Dibelah Tujuh" Aktor Utama Terbaik FFI 1983
- "Jaka Sembung dan Bajing Ireng" Aktor Pembantu Terbaik FFI 1984
- "Biarkan Bulan Itu" Aktor Utama Terbaik FFI 1987
- "Tujuh Manusia Harimau" Aktor Pembantu Terbaik FFI 1987
- "Mentari di Sedayu" Aktor Utama Drama, Piala Vidia 1994
- "Pakaian dan Kepalsuan" Aktor Pembantu, Piala Vidia 1995
Filmografi
Film
Sinetron
- Pakaian dan Kepalsuan
- Abad 21
- Warisan
- Dua Pilar
- Gol
- Pinokio dan Peri Biru
- Terpesona
- Senandung
- Cintaku Terhalang Tembok
- Titipan Illahi
- Cinta Fitri Season 5
- Cinta Fitri Season 6
- Anugerah
- Tukang Bubur Naik Haji The Series
- Cinta Illahi
- Putri Titipan Tuhan
- Tiada Hari Yang Tak Indah
- Merindu Baginda Nabi
Sutradara
- Pacar Dunia Akhirat (1996)
- Panggung Sandwara (1998)
- Shakila
Penampilan lain di TV
- Adzan Subuh di RCTI - 2010
- Adzan Maghrib di RCTI (khusus untuk tayangan RCTI di Jakarta) - 2010
- Station ID RCTI - 2010
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- Filmografi di imdb.com [1]
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Slamet Rahardjo Film : Di Balik Kelambu (1983) |
Pemeran Utama Pria Terbaik (Festival Film Indonesia) Film : Budak Nafsu (1984) |
Diteruskan oleh: Alex Komang Film : Doea Tanda Mata (1985) |
Didahului oleh: Masito Sitorus 1978 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1979 |
Diteruskan oleh: Hassan Sanusi 1980 |
Didahului oleh: Bambang Hermanto 1984 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1985 |
Diteruskan oleh: Deddy Mizwar 1986 |
Didahului oleh: Gito Rollies 2005 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 2006 |
Diteruskan oleh: Lukman Sardi 2007 |