Tawau: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:SabahDistrikte-Tawau-pp.png|jmpl|Lokasi kota dan Distrik Tawau]] |
[[Berkas:SabahDistrikte-Tawau-pp.png|jmpl|Lokasi kota dan Distrik Tawau]] |
||
'''Tawau''' merupakan nama sebuah Karesidenan dan juga kota di [[Sabah]]. Tawau kini merupakan kota ketiga terbesar di Sabah setelah [[Kota Kinabalu]] dan [[Sandakan]]. Kota ini dihubungkan dengan |
'''Tawau''' merupakan nama sebuah Karesidenan dan juga kota di [[Sabah]]. Tawau kini merupakan kota ketiga terbesar di Sabah setelah [[Kota Kinabalu]] dan [[Sandakan]]. Kota ini dihubungkan dengan ibu kota Sabah (Kota Kinabalu) melalui jalan raya sejauh 500 km, jalur udara ([[Bandar Udara Tawau]]) dan laut (pelabuhan Tawau). |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
Revisi per 5 Juni 2019 10.42
Tawau merupakan nama sebuah Karesidenan dan juga kota di Sabah. Tawau kini merupakan kota ketiga terbesar di Sabah setelah Kota Kinabalu dan Sandakan. Kota ini dihubungkan dengan ibu kota Sabah (Kota Kinabalu) melalui jalan raya sejauh 500 km, jalur udara (Bandar Udara Tawau) dan laut (pelabuhan Tawau).
Sejarah
Sejarah Tawau tidak diketahui dengan jelas terutama sebelum tahun-tahun 1890-an. Bagaimanapun Tawau telah memiliki penduduk dengan sebuah perkampungan kecil nelayan dengan 200 orang penduduk pada tahun 1898. Pada saat itu Tawau berada di bawah kekuasaan Kesultanan Sulu. Dalam satu perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 22 Januari ??, Kesultanan Sulu menyerahkan kawasan di sekitar Tawau yang ada sekarang kepada pihak Inggris.
Tawau menjadi sebagian kawasan jajahan orang-orang Inggris melalui Perusahaan Borneo Utara. Menurut catatan The North Borneo Annual Volume (1955-1965) menyatakan sistem administrasi bermula pada tahun 1898, menuruti langkah-langkah pihak Perusahaan Borneo Utara membuka sebuah pos di Tawau dan seterusnya mengadakan dasar-dasar administrasi pemerintahan setempat di situ.
Untuk menghindarkan salah paham dengan pihak Belanda yang memerintah Hindia Belanda pada masa tersebut tidak, disebabkan Tawau berbagi perbatasan dengan Indonesia, pihak pemerintahan Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk menetapkan perbatasan. Ini disebabkan perbatasan asal bagi kawasan yang telah diserahkan kepada pihak Inggris oleh kedua Sultan Brunei dan Sultan Sulu ialah di bawah Sungai Sibuco/Sungai Sebuku berdekatan dengan Tarakan (Indonesia) yang mana kawasan tersebut termasuk di bawah pemerintahan Belanda yang saat itu telah menghuni kawasan tersebut. Menyusul hal itu suatu komite perbatasan telah didirikan pada tahun 1912 yang terdiri dari pegawai-pegawai dari Britania Raya dan Belanda.
Sebuah Laporan Bersama telah disediakan beserta dengan peta dan ditandatangani oleh komite masing-masing di Tawau pada tanggal 17 Februari 1913. Kemudian menurut protokol di antara Britania Raya dan Belanda yang telah ditandatangani di London pada tanggal 28 September 1915, kedua pemerintahan tersebut mengesahkan laporan bersama dan peta tersebut.
Geografi
Daerah Tawau meliputi kawasan seluas 6.125 km persegi atau 612.506 hektare. Kota ini berbagi perbatasan dengan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Indonesia di selatan serta dikelilingi Laut Sulu di timur dan Laut Sulawesi di selatan.
Tawau mempunyai 10 mukim dan 81 kampung yang terhimpun dalam dua kawasan parlemen dan enam Dewan Undangan Negeri (DUN). Parlemen Tawau melingkupi DUN Sri Tanjung, Apas dan Balung sementara Parlemen Kalabakan melingkupi Merotai, Tanjung Batu dan Sebatik. Dahulu berada dalam satu kawasan parlemen (dapil DPR) dengan 4 Dewan Undangan Negeri (dapil DPRD) Sabah yaitu Balung, Merotai, Sri Tanjung dan Kalabakan.
Terdapat beberapa kawasan hitam yang dikatakan terlibat dengan berbagai kasus kejahatan. Beberapa kawasan tersebut adalah:
- batu 4 tempat timbangan
- kg titingan icebox
- Kampung Pisang
- taman tikus
- belakang pasar sayur
- terkini : giant bt3 sebelah kiri dari bandar
Demografi
Hingga 2000, populasi Tawau diperkirakan berjumlah kira-kira 304.888 jiwa.
Statistik Populasi (Sensus 1991) | |
Jumlah |
245.000 |
Wanita | 114.416 |
Pria | 130.312 |
Melayu | 11.516 |
Dusun | 921 |
Kadazan | 2.808 |
Bugis Warga Indonesia | Mayoritas |
Bajau | 17.094 |
Murut | 1.529 |
Bumiputera Lain | 24.946 |
Tionghoa | 35.097 |
Orang Indonesia | 55.057 |
Bukan Bumiputera Lain | 3.727 |
Jumlah Warganegara Malaysia | 152.695 |
Jumlah Warganegara Bukan Malaysia | 92.033 |
Sebaran Populasi | 14,1% |
Kepadatan Penduduk | 40/km² |