Sinyal kereta api: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 57: Baris 57:


{{Prasarana perkeretaapian}}
{{Prasarana perkeretaapian}}
{{persinyalan kereta api}}


[[Kategori:Persinyalan kereta api| ]]
[[Kategori:Persinyalan kereta api| ]]

Revisi per 8 Agustus 2019 14.21

Semboyan 7: Sinyal keluar mekanik di Stasiun Semut

Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api.

Jenis sinyal kereta api

Berkas:Sinyalmekanik.jpg
Tuas pengerak sinyal mekanis yang ditempatkan di stasiun kereta api
Semboyan 7: Sinyal mekanis

Jenis sinyal pada perkeretaapian digolongkan dalam:

Sinyal mekanik

Adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik, disini ada papan/lengan semapur yang dinaikkan dan diturunkan untuk memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunakan di Indonesia pada lintasan dengan frekuensi yang rendah namun mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih modern.

Sinyal mekanik dengan blok elektro mekanik

Hampir sama dengan sinyal mekanis namun lengan semapur dinaikkan dan diturunkan dengan perangkat elektro mekanis. Peralatan sinyal antar stasiun satu dengan lainnya dihubungkan oleh perangkat blok (kunci elektrik) untuk mencegah pemberian indikasi aman saat jalur kereta sedang terisi. Urutan pemasangan sinyal:

  1. Sinyal muka (semapur atau lampu elektrik)
  2. Sinyal masuk (semapur)
  3. Sinyal keluar (semapur)

Sinyal elektrik

Sinyal keluar 2 aspek, merah dan hijau di Stasiun Brebes

Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk mengatur jalan tidak jalannya kereta api.

Pada sistem persinyalan elektrik warna lampu:

  • menunjukkan indikasi tidak aman (warna merah), sehingga kereta api harus berhenti
  • menunjukkan indikasi hati-hati (warna kuning), sehingga harus mengurangi kecepatan dan siap untuk berhenti
  • menunjukkan indikasi aman (warna hijau)

Untuk menghindari bola lampu putus, biasanya digunakan dua pasang lampu atau setiap aspek dipasangi 2 lampu, sedang perkembangan terakhir yang sudah mulai digunakan di Indonesia adalah penggunaan lampu LED.[butuh rujukan]

Penggunaan jenis sinyal

Sedapat mungkin sinyal yang digunakan adalah sinyal listrik, tetapi jika anggaran masih terbatas digunakan pendekatan sebagai berikut:

  1. jenis sinyal mekanik untuk frekuensi lalu-lintas rendah;
  2. sinyal mekanik dengan blok elektro mekanik untuk frekuensi lalu-lintas sedang;
  3. sinyal listrik untuk frekuensi lalu-lintas tinggi.

Lihat pula

Pranala luar