Lompat ke isi

Ceplukan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Amanda Amalia (bicara | kontrib)
k Mengganti kata pelbagai -> berbagai
Baris 18: Baris 18:
{{untuk|jenis yang mirip namanya|Ceplukan blungsun}}
{{untuk|jenis yang mirip namanya|Ceplukan blungsun}}
[[Berkas:Buah Ciplukan Lokal.jpg|al=Buah Ciplukan Lokal|jmpl|245x245px|Buah Ciplukan Lokal]]
[[Berkas:Buah Ciplukan Lokal.jpg|al=Buah Ciplukan Lokal|jmpl|245x245px|Buah Ciplukan Lokal]]
'''Ceplukan''' atau '''ciplukan''' adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan pelbagai nama daerah seperti ''cecenet'' atau ''[[cecendet]]'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]), ''nyurnyuran'' ([[bahasa Madura|Md.]]), dan ''kopok-kopokan'' ([[bahasa Bali|Bl.]]).
'''Ceplukan''' atau '''ciplukan''' adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti ''cecenet'' atau ''[[cecendet]]'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]), ''nyurnyuran'' ([[bahasa Madura|Md.]]), dan ''kopok-kopokan'' ([[bahasa Bali|Bl.]]).


[[Berkas:Physalis angulata Blanco1.50.jpg|jmpl|kiri|220px]]
[[Berkas:Physalis angulata Blanco1.50.jpg|jmpl|kiri|220px]]

Revisi per 24 September 2019 00.50

Ceplukan
Bunga dan buah ceplukan, Bogor, Jawa Barat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Nama binomial
P. angulata L. P. minima
Buah Ciplukan Lokal
Buah Ciplukan Lokal

Ceplukan atau ciplukan adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti cecenet atau cecendet (Sd.), nyurnyuran (Md.), dan kopok-kopokan (Bl.).

Pemerian

Herba berumur satu tahun, tegak, tinggi s/d 1 m. Batang berusuk (=angulata) bersegi tajam dan berongga. Daun berbentuk bundar telur memanjang berujung runcing, dengan tepi rata atau tidak, 2,5-10,5 × 5–15 cm.

Bunga di ketiak, dengan tangkai yang tegak, keunguan, dan dengan ujung yang mengangguk. Kelopak berbagi lima, dengan taju yang bersudut tiga dan meruncing, hijau dengan rusuk keunguan. Mahkota serupa lonceng, berlekuk lima dangkal, kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam, 7–9 mm tingginya. Tangkai sari kuning pucat dengan kepala sari biru muda.

Buah dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing, hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, 2–4 cm panjangnya. Buah buni di dalamnya bulat memanjang, 1,5–2 cm, kekuningan jika masak, manis dan disukai anak-anak.

Ekologi dan kegunaan

Umumnya tumbuh liar, ceplukan biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.

Buahnya digemari anak-anak. Seluruh bagian tumbuhan, dari daun sampai akar dan biasanya dikeringkan lebih dulu, digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional.

Jenis yang mirip

Di Jawa juga diketahui adanya jenis Physalis minima yang mirip bentuknya. Beberapa perbedaannya dengan jenis di atas ialah, P. minima berambut panjang pada bagian-bagian batang dan daun yang berwarna hijau (angulata: berambut pendek atau gundul); tanda V di bawah noda di leher mahkota tidak jelas (angulata: ada kelompok rambut pendek dan rapat membentuk tanda V yang jelas); dan kepala sari berwarna kuning dengan sedikit warna biru.

Ceplukan badak Physalis peruviana dibudidayakan orang di Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru. Buahnya sebagian diekspor ke Eropa.

Kandungan

Terdapat kandungan asam sitrat dan fisalin dalam buahnya. Selain itu, terdapat pula alkaloid, asam malat, tanin, kriptoxantin, vitamin C, dan gula buah[1]

Referensi

  • Steenis, CGGJ van 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.
  • Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.
  1. ^ AgroMedia, Redaksi (2008). Buku Pintar Tanaman Obat. Agro Media. hlm. 57.