Lompat ke isi

Trigonometri bola: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 26: Baris 26:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
* {{Encyclopaedia of Islam, New Edition|volume=5|title=Ḳibla: Astronomical Aspects |page=83–88|first=David A.|last=King|authorlink=David A. King (sejarawan)|url=}}
* {{cite book|ref=harv|last=Hadi Bashori|first=Muhammad|title=Pengantar Ilmu Falak|url=https://books.google.com/books?id=erLqDAAAQBAJ|year=2015|publisher=Pustaka Al Kautsar|location=Jakarta|isbn=978-979-592-701-3}}

Revisi per 25 Desember 2019 19.38

Segitiga bola adalah segitiga yang dibentuk dari perpotongan tiga "lingkaran besar" dalam sebuah bola, seperti segitiga ABC dalam gambar. Trigonometri bola mempelajari hubungan antara fungsi trigonometri dengan sisi-sisi dan sudut-sudut segitiga tersebut.

Trigonometri bola (bahasa Inggris: spherical trigonometry) adalah cabang geometri yang mempelajari hubungan antara fungsi trigonometri dengan sisi-sisi serta sudut-sudut yang dibentuk oleh segitiga bola. Segitiga bola adalah segitiga yang dibentuk oleh tiga lingkaran besar (lingkaran yang pusatnya sama dengan pusat bola) pada permukaan bola.

Rumus-rumus dalam trigonometri bola

Di antara rumus yang berlaku dalam sebuah segitiga bola dengan tiga sudut , , dan tiga sisi , , adalah hukum kosinus, yaitu:

dan hukum sinus, yaitu:

Sisi-sisi sebuah segitiga bola dapat diambil sinus dan kosinusnya, karena sisi-sisi tersebut sebenarnya adalah busur dari lingkaran besar sehingga dapat dinyatakan dalam satuan sudut seperti radian atau derajat.

Penerapan

Hisab arah kiblat

Rumus trigonometri bola dapat diterapkan untuk menghitung arah kiblat dari koordinat tertentu. Untuk menghitungnya, digunakan segitiga bola terdiri dari tiga titik: lokasi tempat tersebut , lokasi kiblat , dan kutub utara adalah . Arah kiblat adalah arah , atau searah lingkaran besar yang melewati dan . Arah ini dapat juga dinyatakan sebagai sudut terhadap arah utara yaitu atau . Arah ini dapat dihitung sebagai fungsi dari posisi lintang setempat , posisi lintang kiblat , serta selisih bujur antara lokasi setempat dengan lokasi kiblat.[1]

Dari hukum kotangen trigonometri bola[2] dapat diturunkan:

, atau
[1]

Ilustrasi arah kiblat dari Yogyakarta, Indonesia.

Referensi

  1. ^ a b King 1986, hlm. 83.
  2. ^ Hadi Bashori 2015, hlm. 119.

Daftar pustaka