Lompat ke isi

PSM Makassar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yovan98 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yovan98 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12: Baris 12:
| ketua umum = {{flagicon|indonesia}} [[Munafri Arifuddin]]
| ketua umum = {{flagicon|indonesia}} [[Munafri Arifuddin]]
| Dirtek = Sumirlan
| Dirtek = Sumirlan
| pelatih = {{flagicon|CRO}} [[Bojan Malisic]]
| pelatih = {{flagicon|SER}} [[Bojan Malisic]]
| asisten pelatih = {{flagicon|NED}} [[Bonnie Fautngil]], {{flagicon|IDN}} [[Imran Amirullah, Syamsuddin Batola, Bahar Muharram, Herman Kadiaman]]
| asisten pelatih = {{flagicon|NED}} [[Bonnie Fautngil]], {{flagicon|IDN}} [[Imran Amirullah, Syamsuddin Batola, Bahar Muharram, Herman Kadiaman]]
| pelatih fisik = Ahmad Rum Bismar
| pelatih fisik = Ahmad Rum Bismar

Revisi per 7 Januari 2020 14.00

PSM Makassar
Nama lengkapPersatuan Sepak bola Makassar
JulukanJuku Eja (Ikan Merah)
Pasukan Ramang
Ayam Jantan dari Timur
Berdiri2 November 1915 dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB)
StadionAndi Mattalatta,
Makassar, Indonesia
(Kapasitas: 15.000)
Ketua UmumIndonesia Munafri Arifuddin
PelatihSerbia Bojan Malisic
Asisten PelatihBelanda Bonnie Fautngil, Indonesia Imran Amirullah, Syamsuddin Batola, Bahar Muharram, Herman Kadiaman
Dokter TimIndonesia dr. Hardiansyah Muslimin Indonesia Physio Wahyu Iriandi
LigaLiga 1
Liga 1 2019Peringkat 12
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Persatuan Sepak bola Makassar (disingkat PSM Makassar) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang dikenal pasukan Ramang atau Juku Eja. PSM Makassar saat ini bermain di Shopee Liga 1, setelah sebelumnya pernah bermain di Liga Primer Indonesia. PSM Makassar merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia dan telah mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia sebanyak tiga kali. PSM Makassar merupakan tim dengan catatan prestasi paling stabil di pentas Liga Indonesia, dengan sekali menjadi juara, empat kali runner up, dan hanya sekali gagal masuk putaran final. PSM Makassar adalah tim tertua di Indonesia. Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI.

Sejarah

Persatuan Sepak bola Makassar atau lebih populer dengan sebutan PSM Makassar, adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tim berjuluk Juku Eja yang juga biasa dijuluki Ayam Jantan dari Timur, merupakan salah satu tim terkuat di pentas sepak bola nasional. Kisah terbentuknya PSM Makassar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian tercatat sebagai embrio PSM. Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani. Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama. Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa. Sebagiannya lagi dikirim ke Myanmar. MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia kala itu. Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepak bola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Pada dekade 1950, PSM mulai melakukan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal tentunya adalah Ramang. Bahkan kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepak bola nasional sebagai legenda itu tetap dikenang hingga saat ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini terkadang dijuluki Pasukan Ramang. PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final yang digelar di Medan. Sejak saat itu PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepak bola Indonesia. Lima kali gelar juara perserikatan mereka raih serta beberapa kali runner-up di era sepak bola profesional, tim ini pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dream Team ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. Hebatnya, PSM kala itu hanya dua kali menelan kekalahan dari 31 pertandingan yang mereka mainkan.

Pra kemerdekaan

Kisah sejarah PSM Makassar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar). Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.

Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burma (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).

Pasca kemerdekaan

Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi napas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepak bolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.

PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.

Liga Indonesia

Ketika tim-tim Perserikatan digabung dengan tim-tim Galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya empat kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, dan 2004.

Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto yang dikombinasikan dengan pemain asli Makasar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.

Sementara itu di level internasional, PSM tercatat satu kali berlaga di Piala Winners Asia dan tiga kali mewakili Indonesia di laga Liga Champions Asia. PSM merupakan klub Indonesia yang stabil hingga saat ini. Bahkan PSM Makassar pernah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Perempat Final Liga Champions Asia pada tahun 2000, di mana saat itu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Perempat Final LCA yang menghadirkan klub-klub lain dari Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea).

Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun. PSM juga didukung oleh regenerasi yang berkelanjutan dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi PSM.

PSM Makassar yang juga dijuluki Ayam Jantan Dari Timur memiliki sekitar 24 kelompok suporter, diantaranya adalah The Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makasar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, Antang Communitty.

Liga Primer Indonesia

Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).[1]

Liga Super Indonesia

Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League, setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.

Stadion

Stadion Andi Mattalata, dahulu bernama Mattoangin didirikan tahun 1955 dan merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang ke-4 pada tahun 1957 dan saat ini merupakan markas PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 20.000 orang. Sebelum Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun tahun 1962, stadion ini termasuk salah satu stadion terbesar di Indonesia dan sering dipakai untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.

Stadion ini pernah menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Champions Asia 2001 dimana semua pertandingan di grup Asia Timur termasuk PSM dihelat di stadion ini dan untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah di kancah asia di stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar.

Pada musim 2014, PSM Makassar terpaksa harus berlaga diluar Sulawesi Selatan yakni menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, setelah Stadion Andi Mattalata tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2014. Setahun kemudian, dilakukan renovasi stadion setelah manajemen PSM mengadakan kesepakatan dengan pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) selaku pengelola stadion. Di Liga Super Indonesia 2015, PSM kembali bermarkas di Makassar.

Prestasi

Liga Domestik

Piala Domestik

Kejuaraan Asia

  • Supercup Asia
    • Juara (1): 2018
  • Piala AFC
    • Semifinalis Zona ASEAN (1): 2019

Internasional

  • Ho Chi Minh City Cup
    • Juara (1): 2001

Lambang dan kostum

Semenjak tahun 1950-an, klub-klub yang dulunya merupakan bentukan Belanda mutlak mesti di bawah kendali pemerintah daerah. Ini karena saat bertarung di kejuaraan nasional mereka membawa panji-panji daerah. Jadi seperti halnya klub sepak bola lain di era Perserikatan, maka PSM Makassar juga mengadopsi logo pemda sebagai identitas dari diri klub.

Berdasarkan itulah maka warna utama PSM adalah merah, termasuk dalam hal kostum. Untuk kostum kandang, setiap musim PSM menggunakan warna merah. Sedangkan untuk kostum tandang, menggunakan warna yang berbeda. Pada musim 2016, PSM menggunakan warna hitam dengan aksen putih, sedangkan pada musim 2015 menggunakan warna biru dengan aksen putih.

Kit apparel

Period Kit manufaktur
1994–1998 Jerman Adidas
1999–2000 Amerika Serikat Reebok
2000–2006 Jerman Adidas
2006–2007 Italia Diadora
2008–2009 Indonesia Specs
2011–2013 Indonesia Vilour[2]
2013–2016 Amerika Serikat Nike[3]
2017 Spanyol Kelme
2018-sekarang Inggris Umbro

Suporter

PSM Makassar dikenal memiliki beberapa kelompok suporter fanatik yang jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari sekitar 22 kelompok suporter, diantaranya adalah:

  1. The Macz man
  2. Red Gank
  3. Laskar Ayam Jantan (LAJ)
  4. PSM Fans 1915
  5. Komunitas VIP Utara (KVU)
  6. Komunitas VIP Selatan (KVS)
  7. Ramang Mania
  8. Komunitas Dottoro Suporter
  9. Mappanyuki
  10. Ikatan Suporter Makasar (ISM)
  11. Suporter Hasanuddin
  12. Suporter Dealos
  13. Suporter Reformasi
  14. Komando
  15. Suporter Bias
  16. Suporter Kubis
  17. Karebosi
  18. Gunung Lokong
  19. Suporter PKC
  20. Zaiger
  21. Antang Community
  22. CSM 1915 (Curva Sud Mattoanging)

Suporter terbesar yang dikenal di media massa dan terkenal sangat fanatik adalah The Macz Man.

Pemain

Pemain saat ini

Per 15 Agustus 2019.[4][5]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
4 DF Australia AUS Aaron Evans
6 FW Indonesia IDN Ferdinand Sinaga
7 MF Indonesia IDN Zulham Zamrun
10 MF Belanda NED Marc Klok
14 MF Indonesia IDN Asnawi Mangkualam
11 FW Indonesia IDN Osas Saha
15 DF Indonesia IDN Hasyim Kipuw
17 MF Indonesia IDN Rasyid Bakri
19 MF Indonesia IDN Rizky Pellu
20 GK Indonesia IDN Rivki Mokodompit
23 MF Indonesia IDN Bayu Gatra
24 MF Indonesia IDN Rizky Eka Pratama
26 DF Indonesia IDN Taufik Hidayat
No. Pos. Negara Pemain
28 DF Indonesia IDN Abdul Rahman Sulaeman
30 FW Belanda NED Ezra Walian
32 MF Indonesia IDN Beny Wahyudi
39 FW Indonesia IDN Guy Junior Ondoua
45 GK Indonesia IDN Reza Arya Pratama
48 MF Indonesia IDN Muhammad Arfan
55 MF Indonesia IDN Takwir
77 GK Indonesia IDN Hery Prasetyo
80 MF Belanda NED Wiljan Pluim (Kapten)
88 MF Indonesia IDN Fajri Ardiansyah
97 GK Indonesia IDN Hilman Syah
99 MF Indonesia IDN Saldi Amiruddin

Daftar transfer pemain 2019

Masuk

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
23 Indonesia MF Bayu Gatra (dari Madura United)
9 Finlandia FW Eero Markkanen (dari Dalkurt)
2 Australia DF Aaron Evans (dari PS Barito Putera)
77 Indonesia GK Hery Prasetyo (dari Madura United)
No. Pos. Negara Pemain
16 Indonesia DF Munhar (dari Madura United)
32 Indonesia DF Benny Wahyudi (dari Madura United)
26 Indonesia DF Taufik Hidayat(dari Bali United)
90 FW Amido Balde(dari Persebaya Surabaya)
30 FW Ezra Walian(dari Almere City)

Keluar

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
Indonesia GK Syaiful(ke Persita Tangerang)
Prancis DF Steven Paulle (ke Persija Jakarta)
Indonesia DF Wasyiat Hasbullah (ke Kalteng Putra FC)
Indonesia DF Ardan Aras (ke Mitra Kukar)
Indonesia FW Arsyad Yusgiantoro (ke PSS Sleman)
No. Pos. Negara Pemain
Brasil FW Alessandro Ferreira Leonardo(ke Tai Po Hong Kong)
Indonesia FW Heri Susanto (ke Persija Jakarta)
Indonesia DF Hendra Wijaya (ke PSIM Yogyakarta)[5]
Indonesia FW Zulkifli Syukur (dipinjam Sriwijaya FC)[5]
Indonesia DF Reva Adi Utama (ke Perseru Badak Lampung FC)[5]

Pemain terkenal

Sebagai klub tertua di Indonesia yang berprestasi, PSM memiliki sejumlah pemain terkenal baik pemain lokal maupun pemain asing. Bahkan beberapa pemain lokal diantaranya pernah memperkuat tim nasional Indonesia. Pemain asing yang pernah merumput bersama PSM juga tidak sedikit yang sukses dan menjadi incaran tim sepak bola lain di dalam negeri. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat PSM.

Rekor musim ke musim

Liga domestik

Musim Liga Tim Posisi Piala Indonesia Kompetisi AFC
1994–95 Divisi Utama 34 First round
1995–96 Divisi Utama 31 Runner-up
1996–97 Divisi Utama 33 Semi-final
1997–98 Divisi Utama 31 Dihentikan Piala Winners Asia Perempat-final
1998–99 Divisi Utama 28 Second-round
1999–00 Divisi Utama 28 1
2001 Divisi Utama 28 Runner-up Kejuaraan Antarklub Asia Perempat-final
2002 Divisi Utama 24 Semi-final
2003 Divisi Utama 20 Runner-up
2004 Divisi Utama 18 Runner-up Liga Champions AFC Penyisihan grup
2005 Divisi Utama 28 Second-round Liga Champions AFC Penyisihan grup
2006 Divisi Utama 28 Second-round
2007–08 Divisi Utama 36 First-round
2008–09 Liga Super 18 8
2009–10 Liga Super 18 13
2011 Liga Primer Indonesia 19 3
2011–12 Liga Prima Indonesia 16 6
2013 Liga Prima Indonesia 16 6
2014 Liga Super 22 First round
2015 Liga Super 18 Dihentikan
2016 Indonesia Soccer Championship 18 6
2017 Liga 1 18 3
2018 Liga 1 18 Runner-up Juara

Kompetisi AFC

Musim Kompetisi Babak Negara Klub Kandang Tandang
2000 Kejuaraan Antarklub Asia First round Vietnam Sông Lam Nghệ An 0–0 1–4
Second round Thailand Royal Thai Air Force 6–1 5–0
Perempat-final Tiongkok Shandong Luneng Taishan 1–3
Perempat-final Korea Suwon Samsung Bluewings 1–8
Perempat-final Jepang Júbilo Iwata 0–3
2004 Liga Champions AFC Penyisihan grup Vietnam Hoàng Anh Gia Lai F.C. 3–0 5–1
Penyisihan grup Thailand Krung Thai Bank FC 2–3 1–2
Penyisihan grup Tiongkok Dalian Shide 0–1 2–1
2004 Liga Champions AFC Penyisihan grup Thailand BEC Tero 1–0 2–2
Penyisihan grup Jepang Yokohama F. Marinos 0–2 3–0
Penyisihan grup Tiongkok Shandong Luneng Taishan 0–1 6–1

Ranking klub di Asia

Per 9 Februari 2017.[16]
Peringkat Klub Nilai
164 Australia Wellington Phoenix 1,275
165 Lebanon Al-Ansar 1,275
166 Indonesia PSM Makassar 1,275
167 Uzbekistan Metallurg Bekobod 1,274
168 Uzbekistan Neftchi 1,274

Referensi

Pranala luar

Templat:Liga 1