Lompat ke isi

Maria Van Kerkhove: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24: Baris 24:
Bulan April 2009, van Kerkhove mulai bekerja sebagai konsultan teknis untuk World Health Organization (WHO) dalam Global Capacities, Alert and Response Cluster. Tahun 2013, ia menjadi konsultan teknis untuk WHO sebagai anggota gugus tugas MERS-CoV.
Bulan April 2009, van Kerkhove mulai bekerja sebagai konsultan teknis untuk World Health Organization (WHO) dalam Global Capacities, Alert and Response Cluster. Tahun 2013, ia menjadi konsultan teknis untuk WHO sebagai anggota gugus tugas MERS-CoV.


Sejak 2015, ia menjadi dosen kehormatan di Imperial College London.
Sejak 2015, ia menjadi dosen kehormatan di Imperial College London. Ia juga menjadi peneliti, kepala teknis MERS-CoV di WHO, Jenewa, Swiss, sejak Maret 2017.


Sebagai bagian dari kerjanya bersama WHO, van Kerkhove sering tampil dalam konperensi pers untuk pandemi Novel Coronavirus 2019-2020. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai pandemi ini. Van Kerkhove menghabiskan waktu dua minggu di China untuk memahami penyebaran Covid-10 dan cara China mengontrol penyebarannya.

Van Kerkhove has been Scientist, Technical Lead MERS-CoV at WHO in Geneva, Switzerland, since March 2017.

As part of her work with WHO, Van Kerkhove appears in regular press conferences by the WHO regarding the 2019-2020 COVID-19 pandemic.[3][10] Van Kerkhove has provided answers to common questions about the pandemic. Van Kerkhove spent two weeks in China to better understand the COVID-19 outbreak to understand how China was trying to control the virus.[2]

Revisi per 4 April 2020 20.07

Maria Van Kerkhove
LahirUnited States
KebangsaanAmerican
PendidikanB.S., M.S., Ph.D.
AlmamaterCornell University, Stanford University School of Medicine, London School of Hygiene & Tropical Medicine
PekerjaanEpidemiolog penyakit menular
Tahun aktif2006-sekarang
Facebook: maria.vankerkhove Twitter: mvankerkhove Edit nilai pada Wikidata

Maria van Kerkhove adalah seorang epidemiolig penyakit menular berkebangsaan Amerika Serikat. Dengan latar belakang patogen serangan tingkat tinggi, Van Kerkhove memiliki spesialisasi dalam penyakit menular berkembang dan mendapat posisi di Health Emergency Program di World Health Organization (WHO). Ia pemimpin teknis dalam respon Covid 19 dan kepala penyakit berkembang dan zoonosis di WHO.

Masa kecil dan pendidikan

Van Kerkhove lahir di Amerika Serikat. Tahun 1999, ia meraih gelar B.S. dalam sains biologis di Cornell University. Tahun 2000, ia meraih gelar magister M.S. di bidang epidemiologi di Stanford University School of Medicine. Tahun 2009, ia menerima Ph.D dalam epidemiologi penyakit menular dari London School of Gygiene and Tropical Medicine, dengan thesis flu burung di Kamboja.

Karir

Tahun 2006 sampai 2008, van Kerkhove adalah epidemiolog di Institut Pasteur de Cambodia. Ia kepala dari Gugus Tugas Investigasi Penyebaran, dengan membuat riset lapangan berupa zoonosis, virus pernapasan, dan penyakit merebak atau merebak kemabli seperti Ebola dan Marburg. Ia memiliki spesialisasi dalam riset lapangan untuk mengumpulkan data dalam penyakit flu burung H5N1 (HPAI/H5N1), dengan fokus resiko transmisi dari binatang peliharaan ke manusia. Dari 2009 sampai 2015, ia bekerja di Imperial College, London sebagai rekanan peneliti senior dalam Medical Research Council Centre for Outbreak Analysis and Modelling. Ia memiliki spesialisasi Ebola, influenze, meningitis, MERS-CoV, dan demam kuning.

Bulan April 2009, van Kerkhove mulai bekerja sebagai konsultan teknis untuk World Health Organization (WHO) dalam Global Capacities, Alert and Response Cluster. Tahun 2013, ia menjadi konsultan teknis untuk WHO sebagai anggota gugus tugas MERS-CoV.

Sejak 2015, ia menjadi dosen kehormatan di Imperial College London. Ia juga menjadi peneliti, kepala teknis MERS-CoV di WHO, Jenewa, Swiss, sejak Maret 2017.

Sebagai bagian dari kerjanya bersama WHO, van Kerkhove sering tampil dalam konperensi pers untuk pandemi Novel Coronavirus 2019-2020. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai pandemi ini. Van Kerkhove menghabiskan waktu dua minggu di China untuk memahami penyebaran Covid-10 dan cara China mengontrol penyebarannya.