Jenderal Soedirman (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5: Baris 5:
| alt =
| alt =
| caption = Poster film
| caption = Poster film
| director = [[Viva Westi]]<br />[[Winaldo_Artaraya_Swastia|Aldo Swastia]] (Asst. Sutradara)
| director = [[Viva Westi]]<br />[[Winaldo Artaraya Swastia|Aldo Swastia]] (Asst. Sutradara)
| producer =
| producer =
| writer = Tubagus Deddy
| writer = Tubagus Deddy

Revisi per 1 Juli 2020 01.52

Jenderal Soedirman
Poster film
SutradaraViva Westi
Aldo Swastia (Asst. Sutradara)
Ditulis olehTubagus Deddy
PemeranAdipati Dolken
Ibnu Jamil
Mathias Muchus
Baim Wong
Nugie
Lukman Sardi
Annisa Hertami
Landung Simatupang
Tanggal rilis
27 Agustus 2015 (2015-08-27)
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Bahasa Belanda
Bahasa Jawa

Jenderal Soedirman adalah film biopik yang menceritakan tentang seorang tokoh yang bernama Soedirman, seorang jenderal besar yang memimpin perang gerilya mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia walaupun menderita penyakit paru-paru dan hanya memiliki satu paru-paru. Film ini disutradarai oleh Viva Westi dan dibintangi oleh Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Mathias Muchus, Baim Wong, dan Nugie.[1]

Sinopsis

Belanda menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menyatakan penghentian gencatan senjata. Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin Agresi militer ke II menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Republik.[2]

Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Jenderal Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.[3]

Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan, Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.[4]

Soedirman membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas, membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Kemanunggalan TNI dan rakyat lah akhirya memenangkan perang. Dengan ditanda tangani Perjanjian Roem-Royen, Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya.

Pemeran

Referensi

  1. ^ "Jendral Soedirman (2015)". IMDB dot com. 27 Agustus 2015. Diakses tanggal 30 Juni 2020. 
  2. ^ Warman Adam, Asvi (02 September 2015). "Kontroversi Film Jenderal Soedirman". Tempo. Diakses tanggal 30 Juni 2020. 
  3. ^ Fikri, Chairul (25 Agustus 2015). "Film Jenderal Soedirman Siap Dirilis". beritasatu.com. Diakses tanggal 30 Juni 2020. 
  4. ^ Irwansyah, Ade (02 September 2015). "4 Hal yang Jadi Alasan Film Jenderal Soedirman Wajib Tonton". liputan6.com. Diakses tanggal 30 Juni 2020.