Lompat ke isi

Bima Sakti: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
k Nama: + source
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 20: Baris 20:


==Nama==
==Nama==
Nama dalam bahasa Indonesia mengadopsi istilah dalam astronomi Jawa. Sebutan "Bima Sakti" dalam astronomi orang Jawa diilhami dari gambaran tokoh [[Wayang|pewayangan]], yaitu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] yang tengah dililit ular naga, sebagaimana diceritakan dalam lakon "[[Dewa Ruci|Bima Suci]]". Gambaran pewayangan itu dikenal sebagai "Sang Bima Sakti". Susunan kabut putih yang melintasi angkasa dan diselingi alur hitam di tengahnya memberikan kesan pada orang Jawa seperti Bima (kabut putih) yang tengah dililit naga (alur hitam)<ref>{{Cite web|url=https://planetarium.jakarta.go.id/index.php/artikel-astronomi/58-bima-sakti-mitologi-dalam-budaya-jawa|title=BIMA SAKTI, Mitologi dalam Budaya Jawa|last=Sawitar|first=W.|date=26 Oktober 2016|website=https://planetarium.jakarta.go.id/|access-date=31 Juli 2020}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2018/10/19/100100623/9-fakta-galaksi-bima-sakti-dari-kisah-wayang-sampai-serangan-bintang?page=all|title=9 Fakta Galaksi Bima Sakti, dari Kisah Wayang sampai Serangan Bintang|last=Putri|first=Gloria Setyvani|date=19 Oktober 2018|work=kompas.com|access-date=30 Juli 2020}}</ref>.
Nama dalam bahasa Indonesia mengadopsi istilah dalam perbintangan Jawa. Sebutan "Bima Sakti" dalam astronomi orang Jawa diilhami dari gambaran tokoh [[Wayang|pewayangan]], yaitu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] yang tengah dililit ular naga, sebagaimana diceritakan dalam lakon "[[Dewa Ruci|Bima Suci]]". Gambaran pewayangan itu dikenal sebagai "Sang Bima Sakti". Susunan kabut putih yang melintasi angkasa dan diselingi alur hitam di tengahnya memberikan kesan pada orang Jawa seperti Bima (kabut putih) yang tengah dililit naga (alur hitam)<ref>{{Cite web|url=https://planetarium.jakarta.go.id/index.php/artikel-astronomi/58-bima-sakti-mitologi-dalam-budaya-jawa|title=BIMA SAKTI, Mitologi dalam Budaya Jawa|last=Sawitar|first=W.|date=26 Oktober 2016|website=https://planetarium.jakarta.go.id/|access-date=31 Juli 2020}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2018/10/19/100100623/9-fakta-galaksi-bima-sakti-dari-kisah-wayang-sampai-serangan-bintang?page=all|title=9 Fakta Galaksi Bima Sakti, dari Kisah Wayang sampai Serangan Bintang|last=Putri|first=Gloria Setyvani|date=19 Oktober 2018|work=kompas.com|access-date=30 Juli 2020}}</ref>.


Sementara itu, masyarakat Eropa menyebutnya "Jalur Susu" (misalnya [[bahasa Inggris|Ing.]]: ''Milky Way'', [[bahasa Jerman|Jer.]]: ''Milchstrasse,'' [[Bahasa Prancis|Pra.]]: ''voie lactée''), yang merupakan terjemah langsung dari [[bahasa Latin]] ''Via Lactea'', yang pada gilirannya diambil dari [[bahasa Yunani]]: ''Γαλαξίας'' ("Galaxias") yang berarti "susu". Mereka melihatnya sebagai kabut ber[[cahaya]] [[putih]] seperti [[susu]] yang membentang pada [[bola langit]]. Dalam [[mitologi Yunani]], itu adalah tumpahan susu yang mengalir di langit saat Dewi [[Hera]] (Juno dalam [[mitologi Romawi]]) menyusui [[Herakles]] (Herkules).
Sementara itu, masyarakat Eropa menyebutnya "Jalur Susu" (misalnya [[bahasa Inggris|Ing.]]: ''Milky Way'', [[bahasa Jerman|Jer.]]: ''Milchstrasse,'' [[Bahasa Prancis|Pra.]]: ''voie lactée''), yang merupakan terjemah langsung dari [[bahasa Latin]] ''Via Lactea'', yang pada gilirannya diambil dari [[bahasa Yunani]]: ''Γαλαξίας'' ("Galaxias") yang berarti "susu". Mereka melihatnya sebagai kabut ber[[cahaya]] [[putih]] seperti [[susu]] yang membentang pada [[bola langit]]. Dalam [[mitologi Yunani]], itu adalah tumpahan susu yang mengalir di langit saat Dewi [[Hera]] (Juno dalam [[mitologi Romawi]]) menyusui [[Herakles]] (Herkules).

Revisi per 30 Juli 2020 23.29

Galaksi Bima Sakti
Galaksi Bima Sakti di atas Danau Summit, Virginia Barat
Data pengamatan
Rasi bintangSagittarius (pusat galaksi)
Ciri-ciri
Ukuran100.000-180.000 tahun cahaya
Ciri-ciri pentingGalaksi yang merupakan galaksi tempat tinggal Bumi dan kita di alam semesta

Bima Sakti adalah galaksi spiral yang besar, yang di dalamnya terdapatlah Tata Surya, tempat planet Bumi beredar mengelilingi matahari. Matahari hanya salah satu dari sekitar 200 miliar[1] sampai 400 miliar bintang[2] yang membentuk galaksi Bima Sakti. Galaksi ini termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total massa sekitar satu triliun () kali massa matahari serta memiliki diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1.000 tahun cahaya.[3].

Matahari kita tidak berada di pusat Bima Sakti namun berada agak di tepi, dengan jarak antara matahari dan pusat galaksi sekitar 27.700 tahun cahaya. Kuat dugaan, di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (bahasa Inggris: super massive black hole, SMBH). Titik tempat lubang hitam itu berada disebut sebagai Sagittarius A* (dibaca: Sagittarius A-star), suatu objek yang memancarkan gelombang radio yang sangat kuat.

Semua objek yang berada di Bima Sakti mengorbit di sekeliling pusat galaksi. Tata Surya memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu putaran orbit mengelilingi pusat galaksi, yang berarti telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit Tata Surya dalam Bima Sakti adalah 217 km/s.

Dari bumi, Bima Sakti tampak pada langit malam yang cerah dan bebas polusi cahaya sebagai kabut putih kelabu memanjang mengitari busur langit dengan bagian tengahnya terdapat alur gelap. Karena jalur kitaran busur langitnya tidak berdekatan dengan garis ekuator langit maupun ekliptika, Bima Sakti teramati dari berbagai sudut bumi. Sebenarnya, kabut putih itu merupakan kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak dan lebih rapat daripada di bagian langit lain serta debu dan gas angkasa yang terperangkap dalam piringan orbit.

Nama

Nama dalam bahasa Indonesia mengadopsi istilah dalam perbintangan Jawa. Sebutan "Bima Sakti" dalam astronomi orang Jawa diilhami dari gambaran tokoh pewayangan, yaitu Bima yang tengah dililit ular naga, sebagaimana diceritakan dalam lakon "Bima Suci". Gambaran pewayangan itu dikenal sebagai "Sang Bima Sakti". Susunan kabut putih yang melintasi angkasa dan diselingi alur hitam di tengahnya memberikan kesan pada orang Jawa seperti Bima (kabut putih) yang tengah dililit naga (alur hitam)[4][5].

Sementara itu, masyarakat Eropa menyebutnya "Jalur Susu" (misalnya Ing.: Milky Way, Jer.: Milchstrasse, Pra.: voie lactée), yang merupakan terjemah langsung dari bahasa Latin Via Lactea, yang pada gilirannya diambil dari bahasa Yunani: Γαλαξίας ("Galaxias") yang berarti "susu". Mereka melihatnya sebagai kabut bercahaya putih seperti susu yang membentang pada bola langit. Dalam mitologi Yunani, itu adalah tumpahan susu yang mengalir di langit saat Dewi Hera (Juno dalam mitologi Romawi) menyusui Herakles (Herkules).

Penampakan dari bumi

Bima Sakti teramati dari berbagai sudut bumi. Dari bumi, Bima Sakti tampak pada langit malam yang cerah dan bebas polusi cahaya sebagai kabut putih kelabu memanjang mengitari busur langit dengan bagian tengahnya terdapat alur gelap. Sebenarnya, kabut putih itu merupakan kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak dan lebih rapat daripada di bagian langit lain serta debu dan gas angkasa yang terperangkap dalam piringan orbit. Kabut Bima Sakti memanjang mengelilingi busur langit melintasi 30 konstelasi bintang. Bagian yang tampak paling terang dan lebar berada di arah Sagitarius dan Skorpio, dan memang di arah tersebut terletak pusat Bima Sakti.

Konsep seniman tentang lengan-lengan Bima Sakti. terdapat 6 lengan, 1 merupakan lengan baru

Dimensi

Bima Sakti terlihat di atas Gunung Bromo

Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya (9.5×1017 km = 950.000.000.000.000.000 ) diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5×1015 km = 95.000.000.000.000.000 ) Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 miliar bintang[6] dan mungkin hingga 400 miliar bintang[7]. Angka pastinya tergantung dari jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km = 110.000.000.000.000.000 ) sebesar dua belas kali nilai yang diterima sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk Awan Oort, akan berukuran tidak lebih dari 1 mm.

Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tetapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya (1.7×1018 km = 1.700.000.000.000.000.000 ). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari objek sekitar akan didisrupsi oleh kedua Awan Magellan dan objek objek itu kemungkinan besar akan terhempas keluar dari Bima Sakti.

Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA) menunjukkan bahwa ukuran Bima Sakti adalah lebih besar dari yang diketahui sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah 914.000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3 triliun bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut:

Galeri

Referensi

  1. ^ Sanders, Robert (January 9, 2006). "Milky Way Galaxy is warped and vibrating like a drum". UCBerkeley News. Diakses tanggal 2006-05-24. 
  2. ^ Frommert, H.; Kronberg, C. (August 25, 2005). "The Milky Way Galaxy". SEDS. Diakses tanggal 2007-05-09. 
  3. ^ Christian, Eric; Samar, Safi-Harb. "How large is the Milky Way?". Diakses tanggal 2009-02-06. 
  4. ^ Sawitar, W. (26 Oktober 2016). "BIMA SAKTI, Mitologi dalam Budaya Jawa". https://planetarium.jakarta.go.id/. Diakses tanggal 31 Juli 2020.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  5. ^ Putri, Gloria Setyvani (19 Oktober 2018). "9 Fakta Galaksi Bima Sakti, dari Kisah Wayang sampai Serangan Bintang". kompas.com. Diakses tanggal 30 Juli 2020. 
  6. ^ Sanders, Robert (January 9, 2006). "Milky Way Galaxy is warped and vibrating like a drum". UCBerkeley News. Diakses tanggal 2006-05-24. 
  7. ^ Frommert, H.; Kronberg, C. (August 25, 2005). "The Milky Way Galaxy". SEDS. Diakses tanggal 2007-05-09. 

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar