Lompat ke isi

Vorstenlanden: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AnsyahF (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
AnsyahF (bicara | kontrib)
Menambah info secara substansial
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Jawa Setelah Perjanjian Giyanti.png|jmpl|279x279px|Vorstenlanden pada tahun [[1757]]]]
[[Berkas:Jawa Setelah Perjanjian Giyanti.png|jmpl|279x279px|Vorstenlanden pada tahun [[1757]]]]
[[Berkas:Mataram Baru 1830.png|jmpl|276x276px|Vorstenlanden pada tahun [[1830]]]]
[[Berkas:Mataram Baru 1830.png|jmpl|276x276px|Vorstenlanden pada tahun [[1830]]]]
'''Vorstenlanden''' adalah istilah yang merujuk pada empat wilayah kerajaan-kerajaan pecahan dari [[Kesultanan Mataram]]. Empat kerajaan ini adalah [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]], [[Praja Mangkunegaran|Mangkunegaran]], dan [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]].
'''Vorstenlanden''' adalah daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat [[monarki]] pecahan dari [[Kesultanan Mataram]], yaitu [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]], [[Praja Mangkunegaran|Mangkunegaran]], dan [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]]. Istilah ini lebih merujuk pada wilayah [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] dan [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]], dan mengindikasikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah istimewa yang berhak memerintah dirinya sendiri.<ref>{{Cite journal|last=Darmarastri|first=Hayu Adi|date=2019-04-18|title=PEKERJA ANAK DI SURAKARTA MASA KOLONIAL: DARI PEKERJA KELUARGA MENJADI PEKERJA UPAH|url=https://jurnal.ugm.ac.id/sasdayajournal/article/view/31748|journal=SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities|language=id|volume=2|issue=1|pages=356|doi=10.22146/sasdayajournal.31748|issn=2549-3884}}</ref>


== Awal mula ==
Vorstenlanden berawal dari tahun [[1755]], ketika [[Perjanjian Giyanti]] membagi Mataram menjadi dua. yaitu Yogyakarta yang berwilayuah di sebelah barat [[Sungai Opak]] dan Surakarta yang berwilayah di sebelah timurnya. Dua tahun kemudian, [[Perjanjian Salatiga]] diadakan untuk mengakhiri [[Perang Tahta Jawa Ketiga]] yang melahirkan kerajaan baru, yaitu [[Praja Mangkunegaran|Mangkunegaran]].
Ketika [[Kesultanan Mataram|Mataram]] belum terbagi, [[Hindia Belanda|Kolonial Belanda]] menyebut wilayah yang dikuasainya sebagai '''Bovenlanden'''.<ref name=":0">{{Cite web|last=Sentalu|first=Dept Riset Ullen|date=2015-08-25|title=Vorstenlanden|url=https://blog.ullensentalu.com/vorstenlanden/|website=Ullen Sentalu|language=en-US|access-date=2020-10-23}}</ref> Kemudian, [[Perjanjian Giyanti]] diadakan pada tahun [[1755]] yang membagi Mataram menjadi dua, yaitu [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] dan [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]] dengan wilayahnya masing-masing beserta ''Negara Agung'' yang diperintah bersama. Luas wilayahnya pada saat itu terbentang dari masa-kini [[Cilacap]] hingga sekitar [[Gunung Kelud]] di [[Jawa Timur]].<ref name=":0" />


== Ikatan budaya ==
Secara khusus, nama ini sering muncul dalam pembahasan di bidang [[sosiologi]] [[desa|pedesa]]an dan sejarah [[perkebunan]]. Daerah Vorstenlanden terkenal sebagai penghasil [[tebu]] (gula) dan [[tembakau]] [[cerutu]]. Untuk tembakau, tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang, dengan daerah pusat utama di wilayah tenggara [[Kabupaten Sleman]] dan barat [[Kabupaten Klaten]].
Secara khusus, nama ini sering muncul dalam pembahasan di bidang [[sosiologi]] [[desa|pedesa]]an dan sejarah [[perkebunan]]. Daerah Vorstenlanden terkenal sebagai penghasil [[tebu]] (gula) dan [[tembakau]] [[cerutu]]. Untuk tembakau, tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang, dengan daerah pusat utama di wilayah tenggara [[Kabupaten Sleman]] dan barat [[Kabupaten Klaten]].
{{geografi-stub}}
{{geografi-stub}}

Revisi per 23 Oktober 2020 13.49

Vorstenlanden pada tahun 1757
Vorstenlanden pada tahun 1830

Vorstenlanden adalah daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman. Istilah ini lebih merujuk pada wilayah Yogyakarta dan Surakarta, dan mengindikasikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah istimewa yang berhak memerintah dirinya sendiri.[1]

Awal mula

Ketika Mataram belum terbagi, Kolonial Belanda menyebut wilayah yang dikuasainya sebagai Bovenlanden.[2] Kemudian, Perjanjian Giyanti diadakan pada tahun 1755 yang membagi Mataram menjadi dua, yaitu Yogyakarta dan Surakarta dengan wilayahnya masing-masing beserta Negara Agung yang diperintah bersama. Luas wilayahnya pada saat itu terbentang dari masa-kini Cilacap hingga sekitar Gunung Kelud di Jawa Timur.[2]

Ikatan budaya

Secara khusus, nama ini sering muncul dalam pembahasan di bidang sosiologi pedesaan dan sejarah perkebunan. Daerah Vorstenlanden terkenal sebagai penghasil tebu (gula) dan tembakau cerutu. Untuk tembakau, tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang, dengan daerah pusat utama di wilayah tenggara Kabupaten Sleman dan barat Kabupaten Klaten.

  1. ^ Darmarastri, Hayu Adi (2019-04-18). "PEKERJA ANAK DI SURAKARTA MASA KOLONIAL: DARI PEKERJA KELUARGA MENJADI PEKERJA UPAH". SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities. 2 (1): 356. doi:10.22146/sasdayajournal.31748. ISSN 2549-3884. 
  2. ^ a b Sentalu, Dept Riset Ullen (2015-08-25). "Vorstenlanden". Ullen Sentalu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-23.