Lompat ke isi

Ade Irma Suryani Nasution: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
RianHS (bicara | kontrib)
Disambiguasi
Baris 5: Baris 5:
| death_place ={{flagicon|Indonesia}}Jakarta, Indonesia
| death_place ={{flagicon|Indonesia}}Jakarta, Indonesia
| death_cause =Tertembak dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]]
| death_cause =Tertembak dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]]
| father= [[A.H Nasution]]
| father= [[Abdul Haris Nasution]]
| mother= [[Johanna Sunarti]]}}
| mother= [[Johanna Sunarti]]}}
[[Berkas:AH Nasution with his family - 1965.jpg|jmpl|Dari kiri ke kanan: [[Abdul Haris Nasution]] (ayah), Ade Irma Suryani Nasution (putri), Johanna Sunarti (ibu), dan Hendrianti Saharah (putri)]]
[[Berkas:AH Nasution with his family - 1965.jpg|jmpl|Dari kiri ke kanan: [[Abdul Haris Nasution]] (ayah), Ade Irma Suryani Nasution (putri), Johanna Sunarti (ibu), dan Hendrianti Saharah (putri)]]

Revisi per 1 Februari 2021 18.42

Ade Irma Suryani Nasution
Lahir19 Februari 1960
IndonesiaJakarta, Indonesia
Meninggal6 Oktober 1965 (usia 5)
IndonesiaJakarta, Indonesia
Sebab meninggalTertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September
Orang tua
Dari kiri ke kanan: Abdul Haris Nasution (ayah), Ade Irma Suryani Nasution (putri), Johanna Sunarti (ibu), dan Hendrianti Saharah (putri)
Plang nama jalan Ade Irma Suryani di Pekanbaru, Riau

Ade Irma Suryani Nasution (19 Februari 1960 – 6 Oktober 1965)[1][2] adalah putri bungsu Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution. Ade terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang berusaha untuk menculik Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution. Ade yang berumur 5 tahun tertembak ketika berusaha menjadi tameng ayahandanya. Dalam peristiwa tersebut tewas juga ajudan Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution yaitu Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean.

Sebelum meninggal, Ade Irma Suryani sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta. Namun, nyawanya tidak tertolong. Ia meninggal pada tanggal 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah penembakan.[3] Pemerintah membangun monumen di tempat peristirahatan terakhirnya, di kawasan Kebayoran Baru, persis di samping Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Di depan nisannya, tertulis kata-kata dari sang ayah, Jenderal A.H. Nasution. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu."[3]

Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama jalan, sekolah taman kanak-kanak, hingga panti asuhan, di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya adalah taman permainan dan rekreasi di Kota Cirebon yang diberi nama Taman Ade Irma Suryani Nasution.[3]

Referensi

  1. ^ Noorastuti, Pipiet Tri, Nicolaus Tomy Kurniawan. Makam Ade Irma Suryani yang Kian Lusuh. VIVAnews, 30 September 2009. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  2. ^ Kurniawan, Hariyanto. Makam Ade Irma Megah, Namun Gelap Gulita. Okezone, 29 Mei 2007. Diakses pada 30 Agustus 2015.
  3. ^ a b c Raditya, Iswara N. "Ade Irma Terbunuh Karena Jadi Perisai A.H. Nasution". tirto.id. Diakses tanggal 2020-03-22. 

Lihat juga