Nomaden: Perbedaan antara revisi
k Membatalkan suntingan oleh 114.122.15.174 (bicara) ke revisi terakhir oleh FBN122645: silakan lihat markah wiki Tag: Pengembalian SWViewer [1.4] |
unyil Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=3|Ps="While etymologically the term ‘nomad’ relates to pastoralism, the term has gained a wider meaning by being extended to include a range of mobile ways of life, from that of hunter–gatherers to that of other itinerant communities whose way of life includes a form of mobility."}} Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa [[Yunani]] ''nemein'' atau ''nomos'' yang berarti 'menuju ke padang rumput'.<ref name=":0">{{Cite web|date=1995-04-05|title=The Facts|url=https://newint.org/features/1995/04/05/facts|website=New Internationalist|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah ''nomad'' berhubungan dengan [[pastoralisme]], istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah. Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti [[gurun]], [[stepa]], [[tundra]], dan hutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=5|Ps="Nomadic peoples represent the most diverse group in the world; they usually live in marginal and remote areas like deserts, steppes, tundra, and forests."}} |
Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=3|Ps="While etymologically the term ‘nomad’ relates to pastoralism, the term has gained a wider meaning by being extended to include a range of mobile ways of life, from that of hunter–gatherers to that of other itinerant communities whose way of life includes a form of mobility."}} Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa [[Yunani]] ''nemein'' atau ''nomos'' yang berarti 'menuju ke padang rumput'.<ref name=":0">{{Cite web|date=1995-04-05|title=The Facts|url=https://newint.org/features/1995/04/05/facts|website=New Internationalist|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah ''nomad'' berhubungan dengan [[pastoralisme]], istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah. Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti [[gurun]], [[stepa]], [[tundra]], dan hutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=5|Ps="Nomadic peoples represent the most diverse group in the world; they usually live in marginal and remote areas like deserts, steppes, tundra, and forests."}} |
||
Darwin Ritonga |
|||
== Kelompok == |
|||
Terdapatat tiga macam kehidupan nomaden, yaitu sebagai [[pemburu-peramu]] (''hunter-gatherers''), [[penggembala]] (''pastoral nomads''), dan [[pengelana]] (''peripatetic nomads'').<ref>{{Cite web|title=What Is a Nomad? {{!}} Wonderopolis|url=https://wonderopolis.org/wonder/what-is-a-nomad|website=wonderopolis.org|access-date=2020-09-22}}</ref> |
|||
=== Berburu-meramu === |
|||
Berburu-meramu adalah metode bertahan hidup yang paling lama bertahan dalam sejarah [[manusia]], dan para pelakunya berpindah mengikuti musim tumbuhan liar dan hewan buruan. Berburu merupakan gaya hidup yang dominan terjadi selama perkembangan [[Pertanian|era pertanian]] sekitar 8000 tahun yang lalu. Saat ini bagi sebagian kelompok nomaden menjadikan perpindahan sebagai nilai-nilai ekonomi, sosial dan budaya yang sangat penting bagi mereka. Kelompok nomaden [[Pemburu-pengumpul|pemburu-peramu]] diantaranya adalah orang-orang Spinifex [[Aborigin]] Australia (atau Pila Nguru); kelompok Hadza di Tanzania;<ref>{{Cite news|last=Wire/REX/Shutterstock|first=Stefan Kleinowitz/ZUMA|date=2018-10-22|title='Hadza': the last hunter-gatherer tribe in Tanzania – in pictures|url=https://www.theguardian.com/artanddesign/gallery/2018/oct/22/hadza-the-last-hunter-gatherer-tribe-in-tanzania-in-pictures|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2020-09-27}}</ref> masyarakat Ogiek di Kenya yang disebut 'Bushmen' ([[Suku San|San]], Sho, Basarwa, Kung atau Khwe) dari Afrika selatan; Suku [[Jarawa (Kepulauan Andaman)|Jarawa]], [[Suku Onge|Onge]], dan [[Suku Sentinel|Sentinel]] di [[kepulauan Andaman]] di India; Suku Batek atau [[Bateq]] dan [[Suku Penan|Penan]] di hutan hujan Semenanjung Malaysia; [[Suku Aka|Suku Aka,]] Efe, dan Mbuti (juga dikenal sebagai orang [[Pigmi]]) di Afrika Tengah; beberapa kelompok [[Inuit]] di belahan Arktik yang masih mengandalkan perburuan dan penangkapan ikan; orang-orang Nukak (Nukak-Makú) di Kolombia;<ref>{{Cite web|last=International|first=Survival|title=Nukak|url=https://www.survivalinternational.org/tribes/nukak|website=www.survivalinternational.org|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> dan orang-orang [[Suku Pirahã|Pirahã]] di Brasil. Selain di padang rumput, kelompok Pemburu-peramu termasuk juga para pengembara yang pencahariannya dari sumber daya laut.{{Sfn|Finlayson|2017|p=3|Ps="...the concept of the ‘complex hunter-gatherer’ was deployed to describe those societies that did not farm, were largely dependent on highly abundant wild resources, typically marine, and expressed some form of non-egalitarian social organisation"}} Mereka adalah; orang-orang [[Alacaluf]] atau Kawésqar di Amerika Selatan,<ref>{{Cite web|title=Alacaluf {{!}} people|url=https://www.britannica.com/topic/Alacaluf|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> kelompok Orang Laut di Semenanjung Malaya, Suku [[Suku Moken|Moken]] di Laut Andaman,<ref>{{Cite web|date=2015-06-25|title=Stateless at Sea|url=https://www.hrw.org/report/2015/06/25/stateless-sea/moken-burma-and-thailand|website=Human Rights Watch|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> Bede (Beday) di Bangladesh,<ref>{{Cite web|last=Das|first=Bijoyeta|title=Rough sailing for Bangladesh river-gypsies|url=https://www.aljazeera.com/features/2013/1/22/rough-sailing-for-bangladesh-river-gypsies|website=www.aljazeera.com|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> dan [[Suku Vezo di Madagaskar|Suku Vezo]] di Madagaskar.<ref>{{Cite web|date=2018-08-06|title=Half-man, half-fish: The surreal lives of Madagascar’s nomadic fishermen|url=https://adventure.com/nomadic-fishermen-vezo-madagascar/|website=Adventure.com|language=en-US|access-date=2020-09-27}}</ref> |
|||
=== Penggembala atau pastoralis === |
|||
Para penggembala memelihara ternak dan berpindah ke tempat lain bersama peliharaannya, agar tidak membuat suatu ladang penggembalaan habis dan tidak bisa diperbaiki lagi, sebagai rencana mata pencaharian untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka ikut terlibat dalam produksi penggembalaan sebagai kegiatan utama serta mengesampingkan kegiatan penghidupan lainnya dan bergerak secara musiman.{{Sfn|Sadr|1991|p=3|Ps="pastoral nomads can simply be defined as an ethnic group wherein everyone is directly or indirectly involved in pastoral production to the near exclusion of any other subsistence activity. Given the kinds of pastures available and the scale of pasture utilization, almost all such herding populations must engage in seasonal movement to feed their herds."}} Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti curah hujan dan kualitas tanah menjadi perhatian untuk menentukan lahan yang akan ditempati selanjutnya. Diperkirakan ada 30-40 juta di antaranya di dunia.<ref name=":0" /> Beberapa etnik nomaden pastoralis yang masih bertahan saat ini diantaranya adalah; orang-orang [[Fula]] atau Fulbe, [[Toubou]], dan [[Tuareg]] di Sahel yang masih mempraktikkan penggembalaan unta, sapi, domba, dan kambing dengan berpindah-pindah; penggembala [[Suku Badui (Arab)|Badui]] di Timur Tengah dan Afrika Utara; Suku [[Suku Afar|Afar]] di [[Tanduk Afrika]]; [[Maasai|Suku Maasai]] di Kenya dan Tanzania; Suku Himba atau Ovahimba di Namibia;<ref>{{Cite web|title=Fast Facts: The Himba of Namibia - Namibia Tourism Board|url=https://www.namibiatourism.com.na/blog/Fast-Facts-The-Himba-of-Namibia|website=www.namibiatourism.com.na|access-date=2020-09-27}}</ref> orang-orang Kazakh dan Kyrgyz di Asia Tengah; penggembala unta Raika dari Rajasthan di India; orang-orang [[Suku Sami|Sami]] (penggembala rusa) di Skandinavia utara; dan orang-orang [[Suku Nenets|Nenets]] di Rusia.<ref>{{Cite web|date=2017-10-02|title=They Migrate 800 Miles a Year. Now It’s Getting Tougher.|url=https://www.nationalgeographic.com/magazine/2017/10/nenets-yamal-herders-energy-development/|website=Magazine|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> |
|||
=== Pengelana atau pedagang === |
|||
Kaum pengelana umumnya banyak terdapat di negara-negara yang telah mengalami [[industri]]alisasi, dan para pelakunya berpindah-pindah tempat untuk menawarkan barang dagangan di mana saja mereka singgah. Para pengelana yang bergerak diantaranya termasuk orang-orang Dom di Asia Tengah dan Timur Tengah; suku Moken (atau Mawken) di Asia Tenggara; Suku Hakkipikki dan Killekyatha di India Selatan; Griots Malinke, Waata, dan Inaden dari Afrika, dan orang-orang Roma, [[Sinti]], dan Yeniche.{{Sfn|Gilbert|2014|p=7|Ps="Peripatetic service nomads include the Dom people of Central Asia and the Middle East, the Moken (or Mawken) peoples of Southeast Asia, the Hakkipikki and Killekyatha of South India, the Griots Malinke, Waata, and Inaden of Africa, and the Roma, Sinti, Yeniche, and Travellers of Europe."}} |
|||
== Ancaman == |
== Ancaman == |
Revisi per 14 Februari 2021 12.39
Nomaden atau pengembara, adalah berbagai komunitas masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di padang pasir atau daerah bermusim dingin, daripada menetap di suatu tempat. Masyarakat yang berpindah-pindah tempat tetapi bukan di padang pasir atau daerah bermusim dingin, disebut sebagai kaum gipsi. Banyak kebudayaan dahulunya secara tradisional hidup nomaden, akan tetapi kebiasaan tradisional nomaden tersebut semakin lama semakin berkurang di negara-negara yang telah mengalami industrialisasi. Beberapa hal yang menyebabkan manusia hidup dengan berpindah-pindah tempat tinggal adalah karena kondisi musim yang sering berganti, selain itu untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kelompok nomaden tersebut.[1] Kebiasaan nomaden terdapat di wilayah jazirah Arab, Afrika, suku-suku pedalaman di Indonesia yang bermaksud untuk mencari lahan sumber makanan, beternak, binatang buruan, berladang, dan lain-lain.
Asal-usul
Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan.[2] Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa Yunani nemein atau nomos yang berarti 'menuju ke padang rumput'.[3] Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah nomad berhubungan dengan pastoralisme, istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah. Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti gurun, stepa, tundra, dan hutan.[4]
Darwin Ritonga
Ancaman
Meskipun masyarakat nomaden tersebar di seluruh dunia dan memiliki budaya yang sangat beragam, masalah kritis mulai mengancam mata pencaharian dan kelangsungan hidup mereka di berbagai wilayah yang mereka tempati. Seringkali kelompok nomaden umumnya menghadapi tekanan diluar faktor lingkungan berupa rasisme dan diskriminasi seperti keterbatasan akses ke layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan.(11) Krisis pangan yang melanda sebagian negara membutuhkan banyak lahan pertanian baru untuk produksi pangan. Kebijakan ini juga berdampak pada penggusuran sebagian besar tempat tinggal mereka sehingga akan memarginalkan wilayah mereka.[5]
Orang-orang Nenets di Kutub Utara Siberia menjalani kehidupan nomaden dengan mencari padang rumput segar untuk rusa kutub mereka. Mereka melakukan migrasi tradisional, dari padang rumput musim panas di utara ke padang rumput musim dingin di selatan Arktika. Namun kelangsungan hidup mereka mulai terganggu akibat adanya eksploitasi pengeboran minyak dan gas yang melintasi jalur migrasi mereka. Pembangunan pipa gas disepanjang jalur migrasi tersebut akan mengganggu aktivitas penggembalaan rusa kutub mereka. Suku Basarwa di Pusat Cagar Alam Kalahari, Afrika dalam beberapa dekade terakhir terancam punah. Mereka dipaksa keluar dari wilayah mereka dengan cara merusak rumah dan persediaan air mereka, serta hak mereka untuk berburu, mengumpulkan makanan dicabut kembali. Suku Penan nomaden yang tinggal di negara bagian Sarawak, Malaysia semakin kecil jumlahnya dengan adanya pemukiman paksa dan penebangan kayu skala besar (pembangunan perkebunan akasia dan kelapa sawit) yang mengakibatkan musnahnya sebagian besar fauna sebagai sumber pencaharian mereka. [6]
Referensi
- ^ Society, National Geographic (2019-08-19). "The Development of Agriculture". National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-13.
- ^ Gilbert 2014, hlm. 3.
- ^ "The Facts". New Internationalist (dalam bahasa Inggris). 1995-04-05. Diakses tanggal 2020-09-27.
- ^ Gilbert 2014, hlm. 5.
- ^ Salih 2001, hlm. 172.
- ^ Gilbert 2014, hlm. 10.
Daftar Pustaka
- Gilbert, Jeremie (2014). Nomadic Peoples And Human Rights. London & New York: Routledge. ISBN 9780203796825.
- Finlayson, Bill & Graemme Warren (2017). The Diversity of Hunter-Gatherer Pasts. Oxford: Oxbow books. ISBN 9781785705892.
- Salih, M.A. Mohamed, Ton Dietz, Abdel Ghaffar (2001). African Pastoralism, Conflict, Institutions, and Government. London & Sterling, Virginia: Pluto Press.
- Sadr, Karim (1991). The Development Of Nomadism In Ancient Northeast Africa. Philadelphia, United States of America: University Of Pennsylvania Press.