Lompat ke isi

Stasiun Lebakjero: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°03′13″S 107°53′38″E / 7.053666°S 107.893888°E / -7.053666; 107.893888
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Per 21 Desember 2020, aksara Sunda Baku yang tidak diimplementasikan secara nyata dalam wujud papan atau bentuk lain di lapangan dianggap trivial dan ditetapkan sebagai riset asli.
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19: Baris 19:
| platform = 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama agak rendah)
| platform = 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama agak rendah)
}}
}}
'''Stasiun Lebakjero (LBJ)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil di daerah perbatasan [[Ciherang, Nagreg, Bandung]] dengan [[Karangtengah, Kadungora, Garut]] dan merupakan stasiun paling timur di [[Kabupaten Bandung]]. Stasiun berketinggian +818 m ini termasuk dalam [[Daerah Operasi II Bandung]]. Stasiun ini terletak di tengah-tengah pegunungan, seperti jalur selatan Jawa Barat pada umumnya. Lintasan rel di stasiun ini melengkung, seperti membentuk kurva S.
'''Stasiun Lebakjero (LBJ)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil di daerah perbatasan [[Ciherang, Nagreg, Bandung]] dengan [[Karangtengah, Kadungora, Garut]] dan merupakan stasiun paling timur di [[Kabupaten Bandung]]. Stasiun berketinggian +818 m ini termasuk dalam [[Daerah Operasi II Bandung]]. Stasiun ini terletak di tengah-tengah pegunungan seperti jalur selatan Jawa Barat pada umumnya. Lintasan rel di stasiun ini melengkung seperti kurva berbentuk huruf S.


Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Jalur 1 sebagai sepur belok di stasiun ini adalah yang terpendek di [[Jawa Barat]] karena hanya dapat menampung rangkaian kereta api maksimal hingga lima [[gerbong]]. Jika rangkaiannya lebih panjang dari itu, maka harus diarahkan ke jalur terminus, di mana [[masinis]] harus menggerakkan KA untuk menempatkan bagian belakangnya di garis terminus yang berlawanan.
Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 1 sebagai sepur belok di stasiun ini adalah yang terpendek di [[Jawa Barat]] karena hanya dapat menampung rangkaian kereta api maksimal hingga lima [[gerbong]]. Jika rangkaiannya lebih panjang dari itu, maka harus diarahkan ke jalur terminus, di mana [[masinis]] harus menggerakkan KA untuk menempatkan bagian belakangnya di garis terminus yang berlawanan.


Stasiun ini hanya terdiri dari bangunan utama yang sederhana, berukuran sekitar 4 × 3 meter. Di sampingnya ada bangunan tambahan ber[[dinding]] [[kayu]], sebagai ruang tunggu. Namun, tak ada kursi tunggu di sini.
Stasiun ini hanya terdiri dari bangunan utama yang sederhana, berukuran sekitar 4 × 3 meter. Di sampingnya ada bangunan tambahan ber[[dinding]] [[kayu]], sebagai ruang tunggu. Namun, tak ada kursi tunggu di sini.


Stasiun ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan ''[[railfans]]'' dan masyarakat umum yang suka memotret dan berburu kereta api, karena pemandangannya sangat indah. Stasiun ini diapit dua gunung yaitu Gunung Kaledong dan Gunung Mandalawangi.
Stasiun ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan ''[[railfans]]'' dan masyarakat umum yang suka memotret dan berburu kereta api karena pemandangannya sangat indah. Stasiun ini diapit dua gunung, yaitu Gunung Kaledong dan [[Gunung Mandalawangi]].


Sebagai stasiun kecil, stasiun ini sebelumnya hanya disinggahi oleh [[Kereta api lokal Cibatu|Kereta api Lokal Cibatu]] jurusan [[Stasiun Cibatu|Cibatu]]-[[Stasiun Purwakarta|Purwakarta]] pp, sedangkan lainnya melintas langsung. Namun, per tanggal [[1 November]] [[2015]], [[kereta api lokal Cibatu]] sudah tidak berhenti lagi di stasiun ini, dan hanya melayani persilangan dengan KA yang rangkaiannya tidak melebihi lima gerbong.<ref>[http://websta.me/n/informasi.keretaapi Informasi kereta api] {{id}} diakses pada tanggal 23 Maret 2016</ref>
Sebagai stasiun kecil, stasiun ini sebelumnya hanya disinggahi oleh [[Kereta api lokal Cibatu|Kereta api Lokal Cibatu]] jurusan [[Stasiun Cibatu|Cibatu]]-[[Stasiun Purwakarta|Purwakarta]] pp, sedangkan lainnya melintas langsung. Namun, per tanggal [[1 November]] [[2015]], [[kereta api lokal Cibatu]] sudah tidak berhenti lagi di stasiun ini, dan hanya melayani persilangan dengan KA yang panjang rangkaiannya tidak melebihi lima gerbong.<ref>[http://websta.me/n/informasi.keretaapi Informasi kereta api] {{id}} diakses pada tanggal 23 Maret 2016</ref>


== Galeri ==
== Galeri ==

Revisi per 20 Maret 2021 04.08

Stasiun Lebakjero

Stasiun Lebakjero
Lokasi
Koordinat7°3′13.198″S 107°53′37.997″E / 7.05366611°S 107.89388806°E / -7.05366611; 107.89388806
Ketinggian+818 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananHanya melayani persilangan atau persusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1889
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Lebakjero (LBJ) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil di daerah perbatasan Ciherang, Nagreg, Bandung dengan Karangtengah, Kadungora, Garut dan merupakan stasiun paling timur di Kabupaten Bandung. Stasiun berketinggian +818 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini terletak di tengah-tengah pegunungan seperti jalur selatan Jawa Barat pada umumnya. Lintasan rel di stasiun ini melengkung seperti kurva berbentuk huruf S.

Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 1 sebagai sepur belok di stasiun ini adalah yang terpendek di Jawa Barat karena hanya dapat menampung rangkaian kereta api maksimal hingga lima gerbong. Jika rangkaiannya lebih panjang dari itu, maka harus diarahkan ke jalur terminus, di mana masinis harus menggerakkan KA untuk menempatkan bagian belakangnya di garis terminus yang berlawanan.

Stasiun ini hanya terdiri dari bangunan utama yang sederhana, berukuran sekitar 4 × 3 meter. Di sampingnya ada bangunan tambahan berdinding kayu, sebagai ruang tunggu. Namun, tak ada kursi tunggu di sini.

Stasiun ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan railfans dan masyarakat umum yang suka memotret dan berburu kereta api karena pemandangannya sangat indah. Stasiun ini diapit dua gunung, yaitu Gunung Kaledong dan Gunung Mandalawangi.

Sebagai stasiun kecil, stasiun ini sebelumnya hanya disinggahi oleh Kereta api Lokal Cibatu jurusan Cibatu-Purwakarta pp, sedangkan lainnya melintas langsung. Namun, per tanggal 1 November 2015, kereta api lokal Cibatu sudah tidak berhenti lagi di stasiun ini, dan hanya melayani persilangan dengan KA yang panjang rangkaiannya tidak melebihi lima gerbong.[3]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Informasi kereta api (Indonesia) diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Nagreg
menuju Padalarang
Padalarang–Kasugihan Leles
menuju Kasugihan

7°03′13″S 107°53′38″E / 7.053666°S 107.893888°E / -7.053666; 107.893888{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman