Lompat ke isi

Remisi spontan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14: Baris 14:
[[Apoptosis]] (kematian sel terprogram) dan [[angiogenesis]] (pertumbuhan pembuluh darah baru) terkadang dibahas sebagai kemungkinan penyebab regresi spontan. Tetapi kedua mekanisme tersebut membutuhkan pemicu [[biokimia]] yang sesuai dan tidak dapat dimulai dengan sendirinya. Memang, dalam banyak sel kanker apoptosis rusak, dan angiogenesis diaktifkan, kedua efek ini disebabkan oleh mutasi pada sel kanker. Kanker sendiri muncul karena kedua mekanisme tersebut tidak terjadi sebagaimana mestinya.<ref>Robert A. Weinberg (2007) ''The Biology of Cancer'', Garland Science</ref>
[[Apoptosis]] (kematian sel terprogram) dan [[angiogenesis]] (pertumbuhan pembuluh darah baru) terkadang dibahas sebagai kemungkinan penyebab regresi spontan. Tetapi kedua mekanisme tersebut membutuhkan pemicu [[biokimia]] yang sesuai dan tidak dapat dimulai dengan sendirinya. Memang, dalam banyak sel kanker apoptosis rusak, dan angiogenesis diaktifkan, kedua efek ini disebabkan oleh mutasi pada sel kanker. Kanker sendiri muncul karena kedua mekanisme tersebut tidak terjadi sebagaimana mestinya.<ref>Robert A. Weinberg (2007) ''The Biology of Cancer'', Garland Science</ref>


Ada beberapa laporan kasus regresi spontan dari kanker yang terjadi setelah menderita [[demam]] yang disebabkan oleh [[infeksi]].<ref name=Hobohm1/><ref>{{cite journal |pmid=15700041 |pmc=2362074 |doi=10.1038/sj.bjc.6602386|year=2005 |last1=Hobohm |first1=U. |title=Fever therapy revisited |journal=British Journal of Cancer |volume=92 |issue=3 |pages=421–5 }}</ref> Hal ini bisa menjadi indikasi adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Jika kebetulan waktu ini akan menjadi hubungan sebab akibat, kejadian ini juga harus memicu efek profilaksis, yaitu infeksi demam harus menurunkan risiko pengembangan kanker di kemudian hari. Efek ini dapat dikonfirmasi dengan mengumpulkan studi [[epidemiologi]].<ref name=Hobohm>{{cite journal |pmid=18540826 |doi= 10.1615/critrevimmunol.v28.i2.10|year= 2008|last1= Hobohm|first1= U.|title= Pathogen-associated molecular pattern in cancer immunotherapy|journal= Critical Reviews in Immunology|volume= 28|issue= 2|pages= 95–107|last2= Stanford|first2= J. L.|last3= Grange|first3= J. M.}}</ref><ref name=Maletzki>{{cite journal |pmid= 23832140 |doi= 10.1007/s00262-013-1455-1 |url=http://www.fevertherapy.eu/references/maletzki-2013-cii-pamp.pdf|year= 2013 |last1= Maletzki |first1= C. |title= Mistletoe lectin has a shiga toxin-like structure and should be combined with other Toll-like receptor ligands in cancer therapy |journal= Cancer Immunology, Immunotherapy |volume= 62 |issue= 8 |pages= 1283–92 |last2= Linnebacher |first2= M. |last3= Savai |first3= R. |last4= Hobohm |first4= U. |s2cid= 26031460 }}</ref>
Ada beberapa laporan kasus regresi spontan dari kanker yang terjadi setelah menderita [[demam]] yang disebabkan oleh [[infeksi]].<ref name=Hobohm1/><ref>{{cite journal |pmid=15700041 |pmc=2362074 |doi=10.1038/sj.bjc.6602386|year=2005 |last1=Hobohm |first1=U. |title=Fever therapy revisited |journal=British Journal of Cancer |volume=92 |issue=3 |pages=421–5 }}</ref> Hal ini bisa menjadi indikasi adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Jika kebetulan yang terjadi beriringan ini merupaka hubungan sebab akibat, maka kejadian ini juga harus memicu efek profilaksis, yaitu infeksi demam harus menurunkan risiko pengembangan kanker di kemudian hari. Efek ini dapat dikonfirmasi dengan mengumpulkan studi [[epidemiologi]].<ref name=Hobohm>{{cite journal |pmid=18540826 |doi= 10.1615/critrevimmunol.v28.i2.10|year= 2008|last1= Hobohm|first1= U.|title= Pathogen-associated molecular pattern in cancer immunotherapy|journal= Critical Reviews in Immunology|volume= 28|issue= 2|pages= 95–107|last2= Stanford|first2= J. L.|last3= Grange|first3= J. M.}}</ref><ref name=Maletzki>{{cite journal |pmid= 23832140 |doi= 10.1007/s00262-013-1455-1 |url=http://www.fevertherapy.eu/references/maletzki-2013-cii-pamp.pdf|year= 2013 |last1= Maletzki |first1= C. |title= Mistletoe lectin has a shiga toxin-like structure and should be combined with other Toll-like receptor ligands in cancer therapy |journal= Cancer Immunology, Immunotherapy |volume= 62 |issue= 8 |pages= 1283–92 |last2= Linnebacher |first2= M. |last3= Savai |first3= R. |last4= Hobohm |first4= U. |s2cid= 26031460 }}</ref>


== Tinjauan ==
== Tinjauan ==

Revisi per 8 Mei 2021 03.11

Remisi spontan, disebut juga penyembuhan spontan atau regresi spontan, adalah perbaikan atau penyembuhan yang tidak terduga dari penyakit yang biasanya berkembang. Istilah ini sering digunakan untuk perbaikan sementara atau akhir yang tidak terduga pada penderita kanker. Remisi spontan menyangkut kanker sistem hematopoietik (kanker darah, misalnya leukemia), sedangkan regresi spontan menyangkut tumor yang teraba. Namun kedua istilah tersebut sering dipertukarkan dan digunakan secara bergantian.

Definisi

Regresi spontan dan remisi dari kanker didefinisikan oleh Everson dan Cole dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1966 sebagai "hilangnya sebagian atau seluruhnya tumor ganas tanpa adanya pengobatan apa pun, atau hanya dengan terapi yang dianggap tidak memadai untuk memberikan pengaruh yang signifikan pada penyakit neoplastik. "[1]

Frekuensi regresi spontan pada kanker

Telah lama diasumsikan bahwa regresi spontan, apalagi penyembuhan dari kanker adalah fenomena langka, dan beberapa bentuk kanker (melanoma, neuroblastoma, limfoma) lebih sering berkembang ke arah yang tak terduga dibandingkan jenis kanker lain yang lain (misalnya karsinoma). Frekuensinya diperkirakan sekitar 1 dari 100.000 kanker;[2] namun, proporsi ini mungkin di bawah atau di atas perkiraan. Pertama, tidak semua kasus regresi spontan dapat ditangkap, baik karena kasusnya tidak terdokumentasi dengan baik atau dokter tidak mau mempublikasikannya, atau hanya karena pasien berhenti mengunjungi klinik lagi. Di sisi lain, selama 100 tahun terakhir hampir semua pasien kanker telah menerima suatu bentuk pengobatan, dan pengaruh pengobatan tersebut tidak selalu dapat dikesampingkan.

Kemungkinan terjadinya regresi spontan mungkin lebih banyak daripada yang diperkirakan. Dalam studi mamografi yang dirancang dengan cermat, ditemukan bahwa 22% dari semua kasus kanker payudara mengalami regresi spontan.[3]

Sebab

Everson dan Cole memberikan penjelasan untuk regresi spontan dari kanker sebagai berikut:

Dalam banyak kasus yang dikumpulkan... harus diakui bahwa faktor atau mekanisme yang bertanggung jawab atas regresi spontan tidak jelas atau tidak diketahui berdasarkan pengetahuan saat ini. Namun, dalam beberapa kasus, pengetahuan yang tersedia memungkinkan seseorang untuk menyimpulkan bahwa pengaruh hormonal mungkin penting... Dalam kasus lain, protokol yang ada menunjukkan bahwa mekanisme kekebalan bertanggung jawab.[1]

Sementara itu, Challis dan Stam (1989), menyatakan: "Singkatnya, kami menyimpulkan bahwa, meskipun sejumlah besar kasus yang menarik dan tidak biasa terus dipublikasikan setiap tahun, masih ada sedikit data konklusif yang menjelaskan kejadian regresi spontan tersebut. "[4]

Apoptosis (kematian sel terprogram) dan angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah baru) terkadang dibahas sebagai kemungkinan penyebab regresi spontan. Tetapi kedua mekanisme tersebut membutuhkan pemicu biokimia yang sesuai dan tidak dapat dimulai dengan sendirinya. Memang, dalam banyak sel kanker apoptosis rusak, dan angiogenesis diaktifkan, kedua efek ini disebabkan oleh mutasi pada sel kanker. Kanker sendiri muncul karena kedua mekanisme tersebut tidak terjadi sebagaimana mestinya.[5]

Ada beberapa laporan kasus regresi spontan dari kanker yang terjadi setelah menderita demam yang disebabkan oleh infeksi.[2][6] Hal ini bisa menjadi indikasi adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Jika kebetulan yang terjadi beriringan ini merupaka hubungan sebab akibat, maka kejadian ini juga harus memicu efek profilaksis, yaitu infeksi demam harus menurunkan risiko pengembangan kanker di kemudian hari. Efek ini dapat dikonfirmasi dengan mengumpulkan studi epidemiologi.[7][8]

Tinjauan

  • Rohdenburg (1918) mencatat terjadinya 185 kasus regresi spontan[9]
  • Fauvet melaporkan 202 kasus antara 1960–1964[10]
  • Boyd melaporkan 98 kasus pada tahun 1966[11]
  • Everson dan Cole mencatat 176 kasus antara tahun 1900–1960[1][12]
  • Challis merangkum 489 kasus antara tahun 1900–1987[4]
  • O'Regan Brendan, Carlyle Hirschberg mengumpulkan lebih dari 3.500 referensi dari literatur medis[13]
  • Hobohm, dalam sebuah metaanalisis, menyelidiki sekitar 1000 kasus[2]
  • Turner, dalam sebuah penelitian penelitian kualitatif, melakukan wawancara dengan 20 pasien dengan remisi spontan[14]
  • Surviving Against All Odds - satu-satunya yang selamat dalam "'studi interferon gamma' "[15][16]

Referensi

  1. ^ a b c Everson T., Cole W. (1968) Spontaneous Regression of Cancer Philadelphia, JB Saunder & Co (Book)
  2. ^ a b c Hobohm, U. (2001). "Fever and cancer in perspective". Cancer Immunology, Immunotherapy. 50 (8): 391–6. doi:10.1007/s002620100216. PMID 11726133. 
  3. ^ Zahl, P. H.; Maehlen, J.; Welch, H. G. (2008). "The natural history of invasive breast cancers detected by screening mammography". Archives of Internal Medicine. 168 (21): 2311–6. doi:10.1001/archinte.168.21.2311. PMID 19029493. 
  4. ^ a b Challis, G. B.; Stam, H. J. (1990). "The spontaneous regression of cancer. A review of cases from 1900 to 1987". Acta Oncologica. 29 (5): 545–50. doi:10.3109/02841869009090048. PMID 2206563. 
  5. ^ Robert A. Weinberg (2007) The Biology of Cancer, Garland Science
  6. ^ Hobohm, U. (2005). "Fever therapy revisited". British Journal of Cancer. 92 (3): 421–5. doi:10.1038/sj.bjc.6602386. PMC 2362074alt=Dapat diakses gratis. PMID 15700041. 
  7. ^ Hobohm, U.; Stanford, J. L.; Grange, J. M. (2008). "Pathogen-associated molecular pattern in cancer immunotherapy". Critical Reviews in Immunology. 28 (2): 95–107. doi:10.1615/critrevimmunol.v28.i2.10. PMID 18540826. 
  8. ^ Maletzki, C.; Linnebacher, M.; Savai, R.; Hobohm, U. (2013). "Mistletoe lectin has a shiga toxin-like structure and should be combined with other Toll-like receptor ligands in cancer therapy" (PDF). Cancer Immunology, Immunotherapy. 62 (8): 1283–92. doi:10.1007/s00262-013-1455-1. PMID 23832140. 
  9. ^ Rohdenburg, G. L. (1 April 1918). "Fluctuations in the Growth Energy of Malignant Tumors in Man, with Especial Reference to Spontaneous Recession". The Journal of Cancer Research (dalam bahasa Inggris). 3 (2): 193–225. doi:10.1158/jcr.1918.193 (tidak aktif 2021-01-10). 
  10. ^ Fauvet, J.; Roujeau, J.; Piet, R. (1964). "Spontaneous Cancer Cures and Regressions". La Revue du Praticien. 14: 2177–80. PMID 14157391. 
  11. ^ Boyd W: The spontaneous regression of cancer. Charles Thomas, Publ., Springfield Ill. 1966 (Book)
  12. ^ Cole, W. H. (1976). "Spontaneous regression of cancer and the importance of finding its cause". National Cancer Institute Monograph. 44: 5–9. PMID 799760. 
  13. ^ O'Regan, Brendan; Hirschberg, Carlyle (1993). Spontaneous Remission. An Annotated Bibliography. Sausalito, California: Institute of Noetic Sciences. ISBN 978-0-943951-17-1. 
  14. ^ Turner, Kelly Ann (2010). Spontaneous Remission of Cancer: Theories from Healers, Physicians, and Cancer Survivors. Berkeley: UC Berkeley Electronic Theses and Dissertations. 
  15. ^ Geoggrey Cowley (March 13, 1995). "Surviving Against All Odds". Newsweek. hlm. 63. 
  16. ^ Caryle Hirshberg; Marc Ian Barasch (1996). Remarkable Recovery. Riverhead Books. ISBN 9781573225304. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar