Lompat ke isi

Soekarno (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}
Baris 110: Baris 110:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}{{Hanung Bramantyo}}
{{reflist}}{{Hanung Bramantyo}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Film Indonesia tahun 2013]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2013]]
[[Kategori:Film drama Indonesia]]
[[Kategori:Film drama Indonesia]]
Baris 116: Baris 119:
[[Kategori:Film yang disutradarai Hanung Bramantyo]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Hanung Bramantyo]]
[[Kategori:Soekarno]]
[[Kategori:Soekarno]]


{{film-indo-stub}}
{{film-indo-stub}}

Revisi per 7 Juli 2021 04.19

Soekarno
Poster film
SutradaraHanung Bramantyo
ProduserRaam Punjabi
PemeranArio Bayu
Maudy Koesnaedi
Tika Bravani
Lukman Sardi
Ferry Salim
Tanta Ginting
Agus Kuncoro
Sujiwo Tejo
SinematograferFaozan Rizal
Perusahaan
produksi
DistributorMVP Pictures
Mahaka Pictures
Dapur Films
Tanggal rilis
11 Desember 2013
Durasi137 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 2014

Soekarno adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 11 Desember 2013. Film ini dibintangi oleh Ario Bayu dan Maudy Koesnaedi.

Sinopsis

Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.

Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.

Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.

Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka![1]

Pemeran

Trivia

Pada bulan September 2013, puteri dari Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok dengan Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno. Ia merasa aktor Anjasmara yang layak memerankan tokoh tersebut.[2]

Surya Citra Media (SCTV dan Indosiar) memainkan lagu berjudul "Indonesia Pusaka" dipenyanyikan oleh Rossa dan diperusahaan rekaman oleh Trinity Optima Production sebagai lagu penutup di akhir siaran setelah acara terakhirnya.

Referensi

  1. ^ Soekarno[pranala nonaktif permanen], diakses pada 9 November 2013.
  2. ^ Suhendra, Ichsan (September 14, 2013). "Rachmawati Tolak Film Soekarno: Indonesia Merdeka". Kompas. Diakses tanggal November 4, 2013.