OVO (pembayaran): Perbedaan antara revisi
Menambahkan pranala |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
| location_city = Lippo Kuningan Lt. 20, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12, [[Setiabudi, Jakarta Selatan]] |
| location_city = Lippo Kuningan Lt. 20, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12, [[Setiabudi, Jakarta Selatan]] |
||
| location_country = [[Indonesia]] |
| location_country = [[Indonesia]] |
||
| parent= [[Multipolar]] |
| parent= [[Multipolar]] |
||
| homepage = {{URL|https://www.ovo.id/|ovo.id}} |
| homepage = {{URL|https://www.ovo.id/|ovo.id}} |
||
}} |
}} |
Revisi per 12 Agustus 2021 18.04
Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. |
OVO | |
Industri | Teknologi informasi |
Didirikan | 25 September 2017 |
Pendiri | Lippo Group |
Kantor pusat | Lippo Kuningan Lt. 20, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12, Setiabudi, Jakarta Selatan , |
Tokoh kunci | Karaniya Dharmasaputra |
Induk | Multipolar |
Situs web | ovo.id |
OVO (PT Visionet Internasional) merupakan layanan keuangan digital asal Indonesia yang memudahkan pengguna untuk bertransaksi di merchant. Saat ini, OVO termasuk unikorn yang bernilai sekitar USD2,9 miliar pada Oktober 2019.[1] [2]
Sejarah
OVO didirikan pada 2006 di bawah naungan PT Visionet Internasional yang dibentuk oleh PT Multipolar Tbk. guna memenuhi kebutuhan EDC Lippo Bank (telah digabungkan dengan Bank CIMB Niaga pada 1 November 2008). VisioNet pun mengembangkan variasi produk dan servis dengan menawarkan layanan terkelola IT hingga aplikasi dan perangkat keras untuk kebutuhan bisnis IT. PT Visionet Internasional beralih ke perusahaan baru, yaitu menjadi PT Visionet Data Internasional pada 2016.[3]
Perjalanan OVO dimulai pada 2016 sebagai aplikasi yang menawarkan pembayaran, poin loyalitas, dan layanan keuangan yang didukung oleh lengan bisnis digital Lippo Group. OVO mendapat izin untuk beroperasi sebagai perusahaan fintech di seluruh Indonesia pada 25 September 2017.[4] Perusahaan ini berekspansi ke toko luring pada awal 2019.[5] Mereka juga dilaporkan mengakuisisi perusahaan pinjaman peer-to-peer lokal Taralite pada awal 2019.[6]
Pada Desember 2017, diumumkan bahwa Tokyo Century Corporation telah menginvestasikan USD 116 juta dananya untuk 20% saham di startup tersebut.[7] Pada Maret 2019, sejumlah laporan media juga mengumumkan bahwa raksasa e-commerce Indonesia Tokopedia telah berinvestasi di OVO.[8] Ini terjadi setelah Tokopedia dan OVO mengumumkan kemitraan mereka pada Oktober 2018 yang melihat layanan e-wallet OVO menggantikan TokoCash di platform Tokopedia.[8]
OVO berkembang menjadi toko offline pada awal 2019.[9] Hingga Maret 2019, lebih dari 110 juta orang menggunakan OVO yang tersebar di 300 kota di Indonesia.[10] OVO berhasil mendapatkan banyak pengguna melalui strategi cashback per transaksi yang lebih menguntungkan konsumen dibanding transaksi tunai atau kartu kredit.
Pada Indonesia Digital Conference 2019, Mochtar Riady mengumumkan Lippo Group telah menjual dua pertiga saham OVO milik Lippo Group kepada Softbank Group. Keputusan ini mengakibatkan Lippo Group hanya memiliki sekitar 30% saham OVO.[11]
Pada November 2020, Zalora memperkenalkan OVO sebagai opsi pembayaran. Untuk menggunakan sistem pembayaran, orang harus memastikan bahwa mereka telah mendaftarkan nomor telepon yang sama di kedua aplikasi. Mereka dapat memilih OVO di halaman pembayaran di situs dan aplikasi Zalora.[12]
Pada Desember 2020, platform e-commerce yang didukung Alibaba, Lazada, memperkenalkan OVO untuk pelanggannya di Indonesia.[13]
Referensi
- ^ "Ovo confirms unicorn status". Tech in Asia. Diakses tanggal 14 November 2019.
- ^ "OVO becomes Indonesia's fifth unicorn startup, Rudiantara says". The Jakarta Post. Diakses tanggal 14 November 2019.
- ^ Tentang OVO
- ^ "OVO's Thompson: "We're moving forward from payments into financial services"". The Asian Banker. Diakses tanggal 14 November 2019.
- ^ Singh, Pooja. "How Ovo Has Grown to be Indonesia's Largest Digital Payments Platform". Entrepreneur.
- ^ (cnbcindonesia.com) OVO ditinggal lippo group
- ^ "The 2020 Indonesian E-wallet Race". M2 Insights. Diakses tanggal 25 April 2020.
- ^ a b Maulani, Anisa (15 March 2019). "Tokopedia reportedly invests in e-wallet platform OVO". E27.
- ^ "The 2020 Indonesian E-wallet Race". M2 Insights. Diakses tanggal 25 April 2020.
- ^ Singh, Pooja (28 March 2019). "How Ovo Has Grown to be Indonesia's Largest Digital Payments Platform". Entrepreneur.
- ^ Setyawati, Desy (28 November 2019). "Tak Kuat 'Bakar Uang', Bos Lippo Akui Jual Dua Pertiga Saham OVO". Entrepreneur.
- ^ https://www.thejakartapost.com/life/2020/11/20/zalora-introduces-ovo-as-payment-option.html
- ^ "Ovo and Lazada Indonesia announce partnership, as Alibaba moves closer to Grab". KrASIA (dalam bahasa Inggris). 2020-12-11. Diakses tanggal 2020-12-14.