Lompat ke isi

Rumah Adat Saung Ranggon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k merapikan posisi kalimat
Baris 1: Baris 1:
'''Rumah Adat Saung Ranggon''' adalah salah satu [[rumah tradisional]] yang ada di [[Kabupaten Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Dalam [[pembagian administratif Indonesia]], Rumah Adat Saung Ranggon masuk dalam [[wilayah administratif]] dari [[Desa]] [[Cikedokan, Cikarang Barat, Bekasi|Cikedokan]], [[Kecamatan]] [[Cikarang Barat, Bekasi|Cikarang Barat]]. [[Gaya arsitektur]] dari Rumah Adat Saung Ranggon merupakan ciri khas dari [[suku Betawi]].<ref>{{Cite journal|last=Bachtiar|first=Firmansyah|date=2018|title=Karakteristik Arsitektur di Wilayah Budaya Betawi Ora: Studi Kasus Rumah Tradisional di Kabupetan Bekasi|url=https://www.researchgate.net/profile/Firmansyah-Bachtiar/publication/331377717_Karakteristik_Arsitektur_di_Wilayah_Budaya_Betawi_Ora/links/5e60ddbc92851cefa1def608/Karakteristik-Arsitektur-di-Wilayah-Budaya-Betawi-Ora.pdf|journal=Jurnal Ilmiah Penelitian MArKa: Media Arsitektur dan Kota|volume=2|issue=1|pages=11|doi=10.33510/marka.2018.2.1.9-16|issn=2580-8745}}</ref> Dalam [[sistem koordinat geografi]], Rumah Adat Saung Ranggon berada di titik koordinat 107º 0'.204" Bujur Timur  dan  06º 20' 298" Lintang Selatan. Lokasinya berada pada ketinggian 61 [[meter di atas permukaan laut]].  [[Pembangunan]] Rumah Adat Saung Ranggon diperkirakan pada [[abad]] ke-16 [[Masehi]] atas perintah Pangeran Rangga. Ia adalah salah satu [[anak]] [[laki-laki]] dari [[Pangeran Jayakarta]] yang bermukim di Cikedokan. Awalnya, Rumah Adat Saung Ranggon hanya dijadikan sebagai tempat persembunyian dari kejaran pasukan Belanda. Setelahnya, Rumah Adat Saung Ranggon dijadikan sebagai tempat penyimpanan [[benda]] [[pusaka]]. Namanya diberikan oleh Raden Abbas pada tahun 1821 Penamaannya menggunakan [[bahasa Sunda]] dengan arti yaitu rumah yang dijadikan sebagai [[lumbung padi]] atau penyimpanan [[hasil usaha tani]] dari [[tumbuhan]] [[palawija]]. [[Lahan]] keseluruhan yang mengelilingi Rumah Adat Saung Ranggon adalah 500 [[meter persegi]]. Sedangkan [[bangunan]] rumah hanya berukuran 7,6 x 7,2 [[meter]]. Rumah Adat Saung Ranggon termasuk [[rumah panggung]] dengan ketinggian [[lantai]] di atas [[permukaan tanah]] yaitu 2,5 meter. Jalan masuk menuju ke bagian dalam rumah dilalui menggunakan [[tangga]] yang mempunyai 7 anak tangga. Di dalam Rumah Adat Saung Ranggon hanya ada satu [[ruangan]] dan selebihnya hanya ruang terbuka yang tidak dibatasi dengan [[dinding]]. Bagian [[atap]] berbentuk huruf [[V]] terbalik dan terbuat dari sirap [[kayu]]. Bagian dinding terbuat dari kayu dan [[bambu]], sedangkan rangka bangunan dan tiang terbuat dari kayu. Kolom rumah dijadikan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Tempat penyimpanannya meyerupai [[sumur]]. Sekeliling Rumah Adat Saung Ranggon dipasangi dengan [[pagar]] [[besi]] setinggi 1,2 meter.<ref>{{Cite web|last=Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat|date=20 Desember 2011|title=Rumah Tradisional Saung Ranggon|url=http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=175&lang=id|website=disparbud.jabarprov.go.id|access-date=15 Juli 2021}}</ref>
'''Rumah Adat Saung Ranggon''' adalah salah satu [[rumah tradisional]] yang ada di [[Desa]] [[Cikedokan, Cikarang Barat, Bekasi|Cikedokan]], [[Kecamatan]] [[Cikarang Barat, Bekasi|Cikarang Barat]], [[Kabupaten Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].<ref name=":0" /> Nilai sejarah dari rumah adat ini ialah sebagai tempat persembunyian dari anak Pangeran Jayakarta dari kejaran pasukan Belanda. [[Pembangunan]] Rumah Adat Saung Ranggon diperkirakan pada [[abad]] ke-16 [[Masehi]] atas perintah Pangeran Rangga. Ia adalah salah satu [[anak]] [[laki-laki]] dari [[Pangeran Jayakarta]] yang bermukim di Cikedokan. Setelahnya, Rumah Adat Saung Ranggon dijadikan sebagai tempat penyimpanan [[benda]] [[pusaka]]. Namanya diberikan oleh Raden Abbas pada tahun 1821 Penamaannya menggunakan [[bahasa Sunda]] dengan arti yaitu rumah yang dijadikan sebagai [[lumbung padi]] atau penyimpanan [[hasil usaha tani]] dari [[tumbuhan]] [[palawija]].<ref name=":1" /> [[Gaya arsitektur]] dari Rumah Adat Saung Ranggon merupakan ciri khas dari [[suku Betawi]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Bachtiar|first=Firmansyah|date=2018|title=Karakteristik Arsitektur di Wilayah Budaya Betawi Ora: Studi Kasus Rumah Tradisional di Kabupetan Bekasi|url=https://www.researchgate.net/profile/Firmansyah-Bachtiar/publication/331377717_Karakteristik_Arsitektur_di_Wilayah_Budaya_Betawi_Ora/links/5e60ddbc92851cefa1def608/Karakteristik-Arsitektur-di-Wilayah-Budaya-Betawi-Ora.pdf|journal=Jurnal Ilmiah Penelitian MArKa: Media Arsitektur dan Kota|volume=2|issue=1|pages=11|doi=10.33510/marka.2018.2.1.9-16|issn=2580-8745}}</ref> [[Lahan]] keseluruhan yang mengelilingi Rumah Adat Saung Ranggon adalah 500 [[meter persegi]]. Sedangkan [[bangunan]] rumah hanya berukuran 7,6 x 7,2 [[meter]]. Rumah Adat Saung Ranggon termasuk [[rumah panggung]] dengan ketinggian [[lantai]] di atas [[permukaan tanah]] yaitu 2,5 meter. Jalan masuk menuju ke bagian dalam rumah dilalui menggunakan [[tangga]] yang mempunyai 7 anak tangga. Di dalam Rumah Adat Saung Ranggon hanya ada satu [[ruangan]] dan selebihnya hanya ruang terbuka yang tidak dibatasi dengan [[dinding]]. Bagian [[atap]] berbentuk huruf [[V]] terbalik dan terbuat dari sirap [[kayu]]. Bagian dinding terbuat dari kayu dan [[bambu]], sedangkan rangka bangunan dan tiang terbuat dari kayu. Kolom rumah dijadikan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Tempat penyimpanannya meyerupai [[sumur]]. Sekeliling Rumah Adat Saung Ranggon dipasangi dengan [[pagar]] [[besi]] setinggi 1,2 meter. Dalam [[sistem koordinat geografi]], Rumah Adat Saung Ranggon berada di titik koordinat 107º 0'.204" Bujur Timur  dan  06º 20' 298" Lintang Selatan. Lokasinya berada pada ketinggian 61 [[meter di atas permukaan laut]].<ref name=":1">{{Cite web|last=Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat|date=20 Desember 2011|title=Rumah Tradisional Saung Ranggon|url=http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=175&lang=id|website=disparbud.jabarprov.go.id|access-date=15 Juli 2021}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 Agustus 2021 04.35

Rumah Adat Saung Ranggon adalah salah satu rumah tradisional yang ada di Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.[1] Nilai sejarah dari rumah adat ini ialah sebagai tempat persembunyian dari anak Pangeran Jayakarta dari kejaran pasukan Belanda. Pembangunan Rumah Adat Saung Ranggon diperkirakan pada abad ke-16 Masehi atas perintah Pangeran Rangga. Ia adalah salah satu anak laki-laki dari Pangeran Jayakarta yang bermukim di Cikedokan. Setelahnya, Rumah Adat Saung Ranggon dijadikan sebagai tempat penyimpanan benda pusaka. Namanya diberikan oleh Raden Abbas pada tahun 1821 Penamaannya menggunakan bahasa Sunda dengan arti yaitu rumah yang dijadikan sebagai lumbung padi atau penyimpanan hasil usaha tani dari tumbuhan palawija.[2] Gaya arsitektur dari Rumah Adat Saung Ranggon merupakan ciri khas dari suku Betawi.[1] Lahan keseluruhan yang mengelilingi Rumah Adat Saung Ranggon adalah 500 meter persegi. Sedangkan bangunan rumah hanya berukuran 7,6 x 7,2 meter. Rumah Adat Saung Ranggon termasuk rumah panggung dengan ketinggian lantai di atas permukaan tanah yaitu 2,5 meter. Jalan masuk menuju ke bagian dalam rumah dilalui menggunakan tangga yang mempunyai 7 anak tangga. Di dalam Rumah Adat Saung Ranggon hanya ada satu ruangan dan selebihnya hanya ruang terbuka yang tidak dibatasi dengan dinding. Bagian atap berbentuk huruf V terbalik dan terbuat dari sirap kayu. Bagian dinding terbuat dari kayu dan bambu, sedangkan rangka bangunan dan tiang terbuat dari kayu. Kolom rumah dijadikan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Tempat penyimpanannya meyerupai sumur. Sekeliling Rumah Adat Saung Ranggon dipasangi dengan pagar besi setinggi 1,2 meter. Dalam sistem koordinat geografi, Rumah Adat Saung Ranggon berada di titik koordinat 107º 0'.204" Bujur Timur  dan  06º 20' 298" Lintang Selatan. Lokasinya berada pada ketinggian 61 meter di atas permukaan laut.[2]

Referensi

  1. ^ a b Bachtiar, Firmansyah (2018). "Karakteristik Arsitektur di Wilayah Budaya Betawi Ora: Studi Kasus Rumah Tradisional di Kabupetan Bekasi" (PDF). Jurnal Ilmiah Penelitian MArKa: Media Arsitektur dan Kota. 2 (1): 11. doi:10.33510/marka.2018.2.1.9-16. ISSN 2580-8745. 
  2. ^ a b Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (20 Desember 2011). "Rumah Tradisional Saung Ranggon". disparbud.jabarprov.go.id. Diakses tanggal 15 Juli 2021.