Depok, Sleman: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
|provinsi=Daerah Istimewa Yogyakarta |
|provinsi=Daerah Istimewa Yogyakarta |
||
}} |
}} |
||
'''Depok''' ({{lang-jv|ꦝꦺꦥꦺꦴꦏ꧀|Dhépok}}) adalah sebuah [[Kapanewon dan kemantren (Yogyakarta)|kapanéwon]] di [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. |
|||
⚫ | |||
== Kalurahan == |
|||
⚫ | Di kapanewon ini terdapat berbagai tak kurang 23 perguruan tinggi di antara yang terkenal adalah [[Universitas Mercu Buana Yogyakarta]], [[Universitas Amikom Yogyakarta]], [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Negeri Yogyakarta]], [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga]], [[Universitas Islam Indonesia]], [[Universitas Sanata Dharma]] (USD), [[Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta]], [[Universitas Atmajaya Yogyakarta]], [[Universitas proklamasi 45|Universitas Proklamasi 45 (UP45)]], dan [[STIE YKPN]]. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan pelajar, mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Pemerintahan == |
|||
⚫ | Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, angka kriminalitas di Kapanewon Depok juga tertinggi di [[Kabupaten Sleman]], bahkan menurut hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Kebanyakan kasus kriminal yang terjadi adalah Curanmor dan Narkoba. Untuk mengantisipasinya, terdapat tiga Polsek di Kecamatan ini yakni Polsek Depok Barat, Depok Timur, dan Bulaksumur. |
||
Kantor Kapanewon Depok dulunya berada di Komplek Kolombo No.50 A, Desa Catur Tunggal. Sekarang berada di Jalan Padjajaran (Ring Road Utara), Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman. Lokasi ibu kota Kapanewon Depok berada di 7.75715‘ LS dan 110.39625‘ BT. |
|||
⚫ | |||
⚫ | Keistimewaan Kapanewon Depok semakin bertambah dengan keberadaan beberapa objek vital seperti [[Bandar Udara Adisucipto]] [[Yogyakarta]], [[Stadion Maguwoharjo]], dan Markas [[Polda DIY]]. Berbagai Pusat Perbelanjaan dan Hotel juga berlokasi di wilayah ini. Bagi yang tidak tahu, mungkin akan menganggap wilayah kecamatan Depok masih menjadi bagian kota [[Yogyakarta]]. |
||
⚫ | |||
# Amir Al Kutri, BA |
# Amir Al Kutri, BA |
||
# Drs. M. Mahmudi |
# Drs. M. Mahmudi |
||
Baris 30: | Baris 32: | ||
# Joni Suhartono, SH (2017-2018) |
# Joni Suhartono, SH (2017-2018) |
||
# Abu Bakar, S.Sos, M.Si (2018-Sekarang) |
# Abu Bakar, S.Sos, M.Si (2018-Sekarang) |
||
== Potensi == |
|||
⚫ | Kapanewon Depok merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berada di Kawasan Utara Aglomerasi Kota [[Yogyakarta]], [[Depok]] terasa istimewa dengan keberadaan berbagai perguruan tinggi, objek vital, dan kawasan pemukiman baru. Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian menyatu dengan kota Yogyakarta, sehingga batasnya tak kelihatan lagi. Kecamatan [[Depok]] dihuni oleh 127.908 jiwa (Data Kantor Kependudukan & Catatan Sipil, Kab. Sleman 2012) yang terdiri dari 66.189 laki-laki, dan 61.719 perempuan, mereka terbagi dalam 38.884 Kepala Keluarga. |
||
⚫ | Di kapanewon ini terdapat berbagai tak kurang 23 perguruan tinggi di antara yang terkenal adalah [[Universitas Mercu Buana Yogyakarta]], [[Universitas Amikom Yogyakarta]], [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Negeri Yogyakarta]], [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga]], [[Universitas Islam Indonesia]], [[Universitas Sanata Dharma]] (USD), [[Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta]], [[Universitas Atmajaya Yogyakarta]], [[Universitas proklamasi 45|Universitas Proklamasi 45 (UP45)]], dan [[STIE YKPN]]. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan pelajar, mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini. |
||
⚫ | Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, angka kriminalitas di Kapanewon Depok juga tertinggi di [[Kabupaten Sleman]], bahkan menurut hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Kebanyakan kasus kriminal yang terjadi adalah Curanmor dan Narkoba. Untuk mengantisipasinya, terdapat tiga Polsek di Kecamatan ini yakni Polsek Depok Barat, Depok Timur, dan Bulaksumur. |
||
⚫ | Keistimewaan Kapanewon Depok semakin bertambah dengan keberadaan beberapa objek vital seperti [[Bandar Udara Adisucipto]] [[Yogyakarta]], [[Stadion Maguwoharjo]], dan Markas [[Polda DIY]]. Berbagai Pusat Perbelanjaan dan Hotel juga berlokasi di wilayah ini. Bagi yang tidak tahu, mungkin akan menganggap wilayah kecamatan Depok masih menjadi bagian kota [[Yogyakarta]]. |
||
== Batas Wilayah == |
== Batas Wilayah == |
||
Baris 44: | Baris 55: | ||
}} |
}} |
||
== Pembagian Administratif Kalurahan == |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{Depok, Sleman}} |
{{Depok, Sleman}} |
Revisi per 10 September 2021 03.31
Depok | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Daerah Istimewa Yogyakarta |
Kabupaten | Sleman |
Pemerintahan | |
• Panewu | Abu Bakar, S.Sos, M.Si |
Populasi | |
• Total | 127,908 jiwa (per Desember 2.012) jiwa |
Kode Kemendagri | 34.04.07 |
Kode BPS | 3404070 |
Luas | 35.55 km² |
Desa/kelurahan | 3 |
Depok (bahasa Jawa: ꦝꦺꦥꦺꦴꦏ꧀, translit. Dhépok) adalah sebuah kapanéwon di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Kalurahan
Pemerintahan
Kantor Kapanewon Depok dulunya berada di Komplek Kolombo No.50 A, Desa Catur Tunggal. Sekarang berada di Jalan Padjajaran (Ring Road Utara), Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman. Lokasi ibu kota Kapanewon Depok berada di 7.75715‘ LS dan 110.39625‘ BT.
Panewu
- Amir Al Kutri, BA
- Drs. M. Mahmudi
- Djoko Supriyanto
- Djoko Subagyo SH
- Drs. Supardal (2006-2011)
- Drs. Krido Suprayitno, SE., M.Si. (2011-2014)
- Drs. Budiharjo (2014-2017)
- Joni Suhartono, SH (2017-2018)
- Abu Bakar, S.Sos, M.Si (2018-Sekarang)
Potensi
Kapanewon Depok merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berada di Kawasan Utara Aglomerasi Kota Yogyakarta, Depok terasa istimewa dengan keberadaan berbagai perguruan tinggi, objek vital, dan kawasan pemukiman baru. Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian menyatu dengan kota Yogyakarta, sehingga batasnya tak kelihatan lagi. Kecamatan Depok dihuni oleh 127.908 jiwa (Data Kantor Kependudukan & Catatan Sipil, Kab. Sleman 2012) yang terdiri dari 66.189 laki-laki, dan 61.719 perempuan, mereka terbagi dalam 38.884 Kepala Keluarga.
Di kapanewon ini terdapat berbagai tak kurang 23 perguruan tinggi di antara yang terkenal adalah Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia, Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Proklamasi 45 (UP45), dan STIE YKPN. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan pelajar, mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini.
Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, angka kriminalitas di Kapanewon Depok juga tertinggi di Kabupaten Sleman, bahkan menurut hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Kebanyakan kasus kriminal yang terjadi adalah Curanmor dan Narkoba. Untuk mengantisipasinya, terdapat tiga Polsek di Kecamatan ini yakni Polsek Depok Barat, Depok Timur, dan Bulaksumur.
Keistimewaan Kapanewon Depok semakin bertambah dengan keberadaan beberapa objek vital seperti Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta, Stadion Maguwoharjo, dan Markas Polda DIY. Berbagai Pusat Perbelanjaan dan Hotel juga berlokasi di wilayah ini. Bagi yang tidak tahu, mungkin akan menganggap wilayah kecamatan Depok masih menjadi bagian kota Yogyakarta.
Batas Wilayah
Kepanewon Depok memiliki batas-batas sebagai berikut:
Utara | Kapanéwon Ngaglik |
Timur laut | Kapanéwon Kalasan |
Timur | Kapanéwon Kalasan |
Tenggara | Kapanéwon Berbah |
Selatan | Kapanéwon Banguntapan, Kabupaten Bantul Kêmantrèn Gondokusuman, Kota Yogyakarta |
Barat daya | Kêmantrèn Gondokusuman, Kota Yogyakarta |
Barat | Kapanéwon Mlati |
Barat laut | Kapanéwon Ngaglik |