Blunder merek: Perbedaan antara revisi
x → ks dalam bahasa Indonesia |
|||
Baris 29: | Baris 29: | ||
* Poo, sejenis produk bubuk kari di [[Argentina]] |
* Poo, sejenis produk bubuk kari di [[Argentina]] |
||
* [[Pschitt]], minuman ringan bersoda Prancis |
* [[Pschitt]], minuman ringan bersoda Prancis |
||
* Sejumlah merek bir Belgia, seperti Silly, Prik, Slag, La Plope, Pee Klak dan Witte Dikke<ref>{{cite book |last1=Elliott |first1=Mark |title=CultureShock! Belgium: A Survival Guide to Customs and Etiquette |date=2010 |publisher=Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd |isbn=978-981-4484-25-1 |pages=139–140 |url=https://books.google.com/books?id=QSKJAAAAQBAJ&q=slag%20belgian%20beer&pg=PA139 |language=en}}</ref> |
* Sejumlah merek [[bir]] dari [[Belgia]], seperti Silly, Prik, Slag, La Plope, Pee Klak dan Witte Dikke<ref>{{cite book |last1=Elliott |first1=Mark |title=CultureShock! Belgium: A Survival Guide to Customs and Etiquette |date=2010 |publisher=Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd |isbn=978-981-4484-25-1 |pages=139–140 |url=https://books.google.com/books?id=QSKJAAAAQBAJ&q=slag%20belgian%20beer&pg=PA139 |language=en}}</ref> |
||
=== Bahasa Indonesia === |
=== Bahasa Indonesia === |
Revisi per 12 Oktober 2021 04.14
Blunder merek adalah sebuah kesalahan yang dikaitkan dengan penamaan merek dari sebuah produk, khususnya sebuah produk di sebuah pasar baru. Alasannya karena kurangnya pemahaman bahasa, budaya dan sikap pelanggan di pasar baru tersebut.
Terdapat sejumlah contoh blunder merek dalam riwayat pemasaran. Terdapat juga sejumlah legenda urban terkait blunder merek, dimana hanya sedikit bukti dari blunder yang sebenarnya.
Masalah merek internasional
Masalah dengan branding produk internasional sering dikaitkan dengan proses lokalisasi bahasa, di mana nama merek produk atau slogan iklan membawa arti yang berbeda dalam bahasa target pasar.[1] Selain aspek kebahasaan, masalah kepekaan budaya dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah merek.[2]
Ini adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang memasuki pasar baru. Dalam pemasaran internasional, nama merek harus khas dan mudah diucapkan di berbagai pasar, tetapi tidak boleh memiliki konotasi negatif atau cabul yang tidak diinginkan. Risiko ini biasanya dikurangi dengan memasukkan penelitian budaya ke dalam strategi branding.[3]
Kasus nyata
Bahasa Inggris
Contoh nama merek yang terbukti tidak cocok untuk digunakan di negara-negara berbahasa Inggris termasuk:[3]
- Alu-Fanny, aluminium foil Prancis
- Barfy, merek hamburger beku di Argentina
- Bimbo, merek roti di Spanyol dan Amerika
- Crapsy Fruit, sereal sarapan Prancis
- Atum Bom, merek tuna kalengan Portugis
- Kack, kembang gula Denmark
- Kräpp, tisu toilet Swedia (pengucapan crepe dalam bahasa Swedia)
- Kum Onit, merek rautan pensil dari Jerman
- Mukk, yogurt Italia
- Plopp, cokelat batangan Swedia
- Pocari Sweat, minuman olahraga Jepang
- Poo, sejenis produk bubuk kari di Argentina
- Pschitt, minuman ringan bersoda Prancis
- Sejumlah merek bir dari Belgia, seperti Silly, Prik, Slag, La Plope, Pee Klak dan Witte Dikke[4]
Bahasa Indonesia
- Pada 2011, Dell Lattitude ST (bernama kode Peju) bocor di Internet dan menimbulkan berbagai reaksi dari para warganet Indonesia, karena "Peju" memiliki arti air mani dalam slang Indonesia.[5][6][7][8]
- Pada 2019, aplikasi media sosial Kontool memutuskan untuk memberikan nama baru kepada mereknya karena kata "Kontool" memiliki kesamaan dengan kata "kontol" yang artinya "penis" dalam slang Indonesia.[9]
- Memex, memiliki kemiripan pengucapan dalam bahasa Indonesia dengan kata "memek".[10][11]
- Sangean, perusahaan elektronik Taiwan.[12]
- Kasian, perusahaan arsitektur dan desain interior.[12]
- BEGO, perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan gigi.[12]
- Silit, produsen alat masak dari Jerman.[12]
- teTeX, perangkat lunak distribusi TeX untuk sistem mirip Unix.[13]
- ITIL, perusahaan manajemen teknologi informasi.[12]
- Entod, perusahaan farmasi dari India.[12]
Referensi
- ^ "Five big brand translation and localization mistakes that every business can learn from". Digital Doughnut. Communitize Ltd. 18 October 2018. Diakses tanggal 28 May 2021.
- ^ Fromowitz, Mike (10 February 2017). "Hall of shame: More multicultural brand blunders". www.campaignlive.com. Diakses tanggal 28 May 2021.
- ^ a b Melin, Tracy L.; Ray, Nina M. (1 December 2007). "Emphasizing Foreign Language Use to International Marketing Students: A Situational Exercise That Mimics Real-World Challenges". Global Business Languages. 10. New Initiaitves, Article 3: 19. Diakses tanggal 21 March 2017.
- ^ Elliott, Mark (2010). CultureShock! Belgium: A Survival Guide to Customs and Etiquette (dalam bahasa Inggris). Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 139–140. ISBN 978-981-4484-25-1.
- ^ Andy Weir Senior News Editor Neowin @gcaweir ·. "Dell 'Peju' Windows tablet breaks cover". Neowin (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ Opam, Kwame. "Dell's 10-inch Sperm Tablet Will Run Windows 7". Gizmodo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ "Ini Dia Asal Usul Nama Dell Peju". detikinet. Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ "Tech in Asia - Connecting Asia's startup ecosystem". www.techinasia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ Okezone (2019-09-01). "Jadi Perbincangan Netizen, Ini Klarifikasi Aplikasi Kontool di Facebook : Okezone techno". techno.okezone.com. Diakses tanggal 2021-10-12.
- ^ Tempo, Koran (2015-02-20). "Memex - iTempo - koran.tempo.co". Tempo. Diakses tanggal 2020-10-18.
- ^ hitekno.com (2019-08-01). "Memex Diklaim Bisa Kalahkan Google, Bukan Jorok Ya!". hitekno.com. Diakses tanggal 2020-10-18.
- ^ a b c d e f Liputan6.com (2019-09-03). "Selain Kontool, Nama 6 Perusahaan Dunia Ini Bikin Geleng-Geleng". liputan6.com. Diakses tanggal 2021-10-12.
- ^ "The teTeX Homepage". www.tug.org. Diakses tanggal 2021-10-12.
Pranala luar
- Marketing 101 and Mistranslations - urban legends about marketing blunders (real and false) from Snopes