Lompat ke isi

Kebebasan informasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Hak Asasi Manusia}}
{{Hak Asasi Manusia}}
'''Kebebasan informasi''' merupakan [[hak asasi manusia]] yang diakui oleh [[hukum]] [[internasional]] dalam mendapatkan [[informasi]] dengan bebas, yang mencakup bukan hanya dalam [[teks]] dan [[gambar]] saja tetapi juga pada sarana ber[[ekspresi]] itu sendiri<ref>Puddephatt, Andrew, (2005), ''Freedom of Expression, The essentials of Human Rights'', Hodder Arnold, pp.128.</ref> terutama dalam pemanfaatan [[teknologi informasi]].<ref>{{Cite book|last=Subiakto|first=Henry|date=2015|title=Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi|location=Jakarta|publisher=Prenada Media|isbn=9786027985759|pages=51|url-status=live}}</ref>
'''Kebebasan informasi''' merupakan [[hak asasi manusia]] yang diakui oleh [[hukum]] [[internasional]] dalam mendapatkan [[informasi]] dengan bebas,<ref>{{Cite journal|last=Marwandianto|last2=Nasution|first2=Hilmi Ardani|date=April 2020|title=Hak Atas Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi dalam Koridor Penerapan Pasal 310 dan 311 KUHP|url=https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/976|journal=Jurnal HAM|volume=11|issue=1|pages=2}}</ref> yang mencakup bukan hanya dalam teks dan gambar saja tetapi juga pada sarana berekspresi itu sendiri,<ref>Puddephatt, Andrew, (2005), ''Freedom of Expression, The essentials of Human Rights'', Hodder Arnold, pp.128.</ref> terutama dalam pemanfaatan [[teknologi informasi]]. Hak akses informasi dari [[internet]] dan [[media massa]] seperti [[televisi]], [[radio]], [[surat kabar]], [[buku]], dan lain sebagainya, juga merupakan nilai dasar dalam kehidupan berdemokrasi. Oleh karena itu, kebebasan memperoleh informasi bagi masyarakat dapat menjadi dasar dalam meningkatan partisipasi dari masyarakat itu sendiri, mengingat ketersediaan informasi yang memadai dapat mendorong masyarakat untuk lebih mampu berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan secara efektif dan berarti.


Kebebasan informasi terutama dalam mendapatkan hak akses informasi dari [[Internet]] serta [[media massa]] lainnya seperti [[televisi]], [[radio]], [[surat kabar]], [[buku]] dan lain sebagainya, juga merupakan nilai dasar dalam kehidupan ber[[demokrasi]].<ref>{{Cite book|last=Gunawan|first=Budi|date=2021|title=Demokrasi di Era Post Truth|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9786024813116|pages=79|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Tamara|first=Nasir|date=2021|title=Demokrasi di Era Digital|location=Jakarta|publisher=Pustaka Obor|isbn=9786233210928|pages=35|url-status=live}}</ref> Oleh karena itu kebebasan memperoleh informasi bagi [[masyarakat]] dapat menjadi dasar dalam meningkatan partisipasi dari masyarakat itu sendiri,<ref>{{Cite book|last=Syahputra|first=Iswandi|date=2013|title=Rezim Media (Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi)|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=9789792293470|pages=64|url-status=live}}</ref> mengingat ketersediaan informasi yang memadai tentunya akan dapat mendorong masyarakat untuk lebih mampu berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan secara efektif dan berarti.<ref>{{Cite book|last=Sujoko|first=Anang|date=2020|title=Media dan Dinamika Demokrasi|location=Jakarta|publisher=Prenada Media|isbn=9786232185937|pages=16|url-status=live}}</ref>
Era informasi dianggap sebagai tahap pencapaian dan perkembangan sejarah manusia yang paling mutakhir setelah berakhrnya fase industri.<ref>{{Cite book|last=Sujoko|first=Anang|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Media_Dan_Dinamika_Demokrasi/k6D_DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=isbn:9786232185937&printsec=frontcover|title=Media dan Dinamika Demokrasi|location=Jakarta|publisher=Prenada Media|isbn=9786232185937|pages=4|url-status=live}}</ref> Sistem demokrasi di sinilah berperan dalam mendistribusikan kekuasaan ke berbagai personel dan lembaga untuk memproses informasi dan pengambilan keputusan.<ref>{{Cite book|last=Tamara|first=Nasir|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Demokrasi_di_Era_Digital/g59OEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Demokrasi di Era Digital|location=Jakarta|publisher=Pustaka Obor|isbn=9786233210928|pages=373|url-status=live}}</ref> Hal inilah yang menyebabkan pengembangan teknologi, khususnya komunikasi digital berbasis internet, ke depan perlu dipikirkan agar informasi-informasi yang diproduksi oleh semua pihak, seperti warga, lembaga non-pemerintah, swasta, dan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.<ref>{{Cite book|last=Gunawan|first=Budi|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Demokrasi_di_Era_Post_Truth_2021/mBwpEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Demokrasi di Era Post Truth|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9786024813116|pages=xii-xiii|url-status=live}}</ref> Pihak-pihak tersebut merefleksikan sektor-sektor pengaturan publik, seperti politik, sosial, ekonomi, hukum, budaya, termasuk di dalamnya media massa.<ref>{{Cite book|last=Syahputra|first=Iswandi|date=2013|url=https://www.google.co.id/books/edition/Rezim_Media_Pergulatan_Demokrasi_Jurnali/Kx5QDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Rezim Media (Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi)|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=9789792293470|pages=2|url-status=live}}</ref>


== Referensi ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}



Revisi per 2 Desember 2021 13.22

Kebebasan informasi merupakan hak asasi manusia yang diakui oleh hukum internasional dalam mendapatkan informasi dengan bebas,[1] yang mencakup bukan hanya dalam teks dan gambar saja tetapi juga pada sarana berekspresi itu sendiri,[2] terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi. Hak akses informasi dari internet dan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, buku, dan lain sebagainya, juga merupakan nilai dasar dalam kehidupan berdemokrasi. Oleh karena itu, kebebasan memperoleh informasi bagi masyarakat dapat menjadi dasar dalam meningkatan partisipasi dari masyarakat itu sendiri, mengingat ketersediaan informasi yang memadai dapat mendorong masyarakat untuk lebih mampu berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan secara efektif dan berarti.

Era informasi dianggap sebagai tahap pencapaian dan perkembangan sejarah manusia yang paling mutakhir setelah berakhrnya fase industri.[3] Sistem demokrasi di sinilah berperan dalam mendistribusikan kekuasaan ke berbagai personel dan lembaga untuk memproses informasi dan pengambilan keputusan.[4] Hal inilah yang menyebabkan pengembangan teknologi, khususnya komunikasi digital berbasis internet, ke depan perlu dipikirkan agar informasi-informasi yang diproduksi oleh semua pihak, seperti warga, lembaga non-pemerintah, swasta, dan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.[5] Pihak-pihak tersebut merefleksikan sektor-sektor pengaturan publik, seperti politik, sosial, ekonomi, hukum, budaya, termasuk di dalamnya media massa.[6]

Rujukan

  1. ^ Marwandianto; Nasution, Hilmi Ardani (April 2020). "Hak Atas Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi dalam Koridor Penerapan Pasal 310 dan 311 KUHP". Jurnal HAM. 11 (1): 2. 
  2. ^ Puddephatt, Andrew, (2005), Freedom of Expression, The essentials of Human Rights, Hodder Arnold, pp.128.
  3. ^ Sujoko, Anang (2020). Media dan Dinamika Demokrasi. Jakarta: Prenada Media. hlm. 4. ISBN 9786232185937. 
  4. ^ Tamara, Nasir (2021). Demokrasi di Era Digital. Jakarta: Pustaka Obor. hlm. 373. ISBN 9786233210928. 
  5. ^ Gunawan, Budi (2021). Demokrasi di Era Post Truth. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. xii–xiii. ISBN 9786024813116. 
  6. ^ Syahputra, Iswandi (2013). Rezim Media (Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 2. ISBN 9789792293470. 

Pranala luar