Lompat ke isi

Jari tengah (isyarat): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Reverted to revision 18495384 by InternetArchiveBot (talk)
Tag: Pembatalan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:The_gesture02.jpg|jmpl|Seseorang yang mengacungkan jari tengah]]
Dalam [[budaya Barat]], '''mengacungkan jari tengah''' (juga disebut '''''the bird'''''<ref name="Kipfer" /> atau '''''flipping someone off''''' dalam [[bahasa Inggris]])<ref name="Kipfer" /> adalah sebuah [[gestur tak senonoh]]. Isyarat ini menyampaikan pesan menghina dalam tingkat menengah hingga ekstrem, dan kurang lebih sepadan dengan ungkapan [[Fuck#|"''fuck me''", "''fuck you''"]], "''shove it up your ass/arse''", "''up yours''" atau "''go fuck yourself''". Gestur ini dibuat dengan menunjukkan bagian belakang telapak tangan dengan [[jari tengah]] yang teracung ke atas. Di beberapa tempat, ibu jari juga ikut diacungkan. Mengacungkan jari dipandang sebagai simbol penghinaan dalam beberapa kebudayaan, terutama di [[Dunia Barat]]. Banyak kebudayaan lain yang menggunakan isyarat serupa untuk menunjukkan sikap merendahkan, walaupun ada pula yang menggunakannya sebagai isyarat penunjuk tanpa maksud untuk merendahkan. Walaupun biasa dipakai untuk menghina, terkadang isyarat ini juga digunakan secara bergurau atau main-main.

Riwayat gestur ini dapat ditelusuri hingga zaman [[Yunani Kuno]] dan [[Romawi Kuno]]. Awal mulanya, isyarat ini melambangkan [[phallus]]. Pada awal 1800-an, gestur ini mulai dikenali sebagai tanda penghinaan dan banyak digunakan oleh artis musik (lebih umum daripada di kalangan pelakon, selebritas, atlet, dan politisi. Banyak pula yang masih memandang gestur ini sebagai isyarat yang tidak sopan). Dalam konteks yang lebih kontemporer, [[jari telunjuk]] dan [[jari manis]] yang berada di sebelah jari tengah (yang diasosiasikan dengan phallus) juga diibaratkan sebagai [[testis]].<ref>{{cite book|last1=Rosewarne|first1=Lauren|title=American Taboo: The Forbidden Words, Unspoken Rules, and Secret Morality of Popular culture|date=2013|page=51}}</ref>

== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|30em|refs=
{{reflist|30em|refs=

Revisi per 7 Desember 2021 10.31

Seseorang yang mengacungkan jari tengah

Dalam budaya Barat, mengacungkan jari tengah (juga disebut the bird[1] atau flipping someone off dalam bahasa Inggris)[1] adalah sebuah gestur tak senonoh. Isyarat ini menyampaikan pesan menghina dalam tingkat menengah hingga ekstrem, dan kurang lebih sepadan dengan ungkapan "fuck me", "fuck you", "shove it up your ass/arse", "up yours" atau "go fuck yourself". Gestur ini dibuat dengan menunjukkan bagian belakang telapak tangan dengan jari tengah yang teracung ke atas. Di beberapa tempat, ibu jari juga ikut diacungkan. Mengacungkan jari dipandang sebagai simbol penghinaan dalam beberapa kebudayaan, terutama di Dunia Barat. Banyak kebudayaan lain yang menggunakan isyarat serupa untuk menunjukkan sikap merendahkan, walaupun ada pula yang menggunakannya sebagai isyarat penunjuk tanpa maksud untuk merendahkan. Walaupun biasa dipakai untuk menghina, terkadang isyarat ini juga digunakan secara bergurau atau main-main.

Riwayat gestur ini dapat ditelusuri hingga zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Awal mulanya, isyarat ini melambangkan phallus. Pada awal 1800-an, gestur ini mulai dikenali sebagai tanda penghinaan dan banyak digunakan oleh artis musik (lebih umum daripada di kalangan pelakon, selebritas, atlet, dan politisi. Banyak pula yang masih memandang gestur ini sebagai isyarat yang tidak sopan). Dalam konteks yang lebih kontemporer, jari telunjuk dan jari manis yang berada di sebelah jari tengah (yang diasosiasikan dengan phallus) juga diibaratkan sebagai testis.[2]

Referensi

  1. ^ a b Kipfer, Barbara Ann; Chapman, Robert L. (2008). American Slang. HarperCollins. hlm. 165. ISBN 978-0-06-117947-1. OCLC 191931926. 
  2. ^ Rosewarne, Lauren (2013). American Taboo: The Forbidden Words, Unspoken Rules, and Secret Morality of Popular culture. hlm. 51. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar