Lompat ke isi

Mutu pangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
→‎Referensi: merapikan rujukan
Spuspita (bicara | kontrib)
Baris 108: Baris 108:
=== Daftar pustaka ===
=== Daftar pustaka ===


* {{cite book|last=Mamuaja|first=Christine F.|date=2016|url=http://repo.unsrat.ac.id/2032/1/PENGAWASAN_MUTU_DGN_COVER_MUKA_17-07-18.pdf|title=Pengawasan Mutu Dan Keamanan Pangan|place=[[Manado]]|publisher=Unsrat Press|isbn=978-979-3660-48-6|edition=|language=|ref={{sfnref | Mamuaja | 2020}}|coauthors=}}
* {{cite book|last=Mamuaja|first=Christine F.|date=2016|url=http://repo.unsrat.ac.id/2032/1/PENGAWASAN_MUTU_DGN_COVER_MUKA_17-07-18.pdf|title=Pengawasan Mutu Dan Keamanan Pangan|place=[[Manado]]|publisher=Unsrat Press|isbn=978-979-3660-48-6|edition=|language=|ref={{sfnref | Mamuaja | 2016}}|coauthors=}}

Revisi per 4 Januari 2022 02.41

Mutu pangan adalah nilai dan kualitas yang ditentukan dengan pedoman mengikuti kriteria keamanan pangan dan kandungan gizi pangan.[1]

Aspek

Ada banyak aspek-aspek mutu terhadap mutu pangan karena memilik karakteristik multi dimensi. Aspek-aspek mutu pangan, yaitu: 1) Aspek gizi mencakup kalori, protein, lemak, mineral, vitamin, dan lain-lain, 2) Aspek selera mencakup indrawi, enak, menarik, segar, 3) Aspek bisnis (standar mutu, kriteria mutu), serta 4) Aspek kesehatan mencakup jasmani dan rohani kepuasan konsumen berkaitan dengan mutu.

Aspek gizi

Aspek selera

Aspek bisnis

Aspek kesehatan

Komoditas

Umunnya komoditas bahan pangan dari pertanian memiliki tingkat mutu tertentu, baik hewani maupun nabati dengan pengelompokan tingkat mutu yakni sangat baik, baik, cukup, atau kurang. Mutu suatu bahan dapat dipertahankan dalam jangka waktu tertentu, tergantung cara penanganan bahan tersebut. Apabila penanganan bahan kurang baik maka secara berangsur-angsur bahan dapat mengalami penurunan mutu.

Pengaruh

Faktor yang mempangaruhi keragaman mutu

Standar mutu

Sebagai upaya perlindungan konsumen terhadap keamanan pangan, maka pemerintah melarang para produsen untuk memproduksi pangan dengan kualitas mutu yang rendah. Caranya dengan menetapkan batas mutu yang boleh diproduksi yaitu penetapan standar batas mutu. Di Indonesia sendiri ditetapkan Standar Nasional Indonesia, sebagai syarat bagi produsen dalam memproduksi produk pangan, dengan demikian produsen tersebut diharuskan menghasilkan produk yang bermutu baik.

Untuk memenuhi tuntutan konsumen akan mutu suatu produk/komoditas, maka pemerintah melalui suatu tim khusus menetapkan batas mutu, misalnya SNI. Tujuan penetapan batas mutu antara lain : 1. Produsen diikat untuk memproduksi komoditas dengan mutu yang baik. 2. Konsumen dapat menerima produk seperti yang diinginkan.

Kelas mutu pangan

Kegunaan kelas mutu

Kegunaan kelas mutu antara lain yaitu :

Sasaran mutu pangan

Sasaran yang ingin dicapai dalam penetapan standar mutu adalah

Komponen penyusun

Bahan pangan terdiri dari empat komponen utama yaitu karbohidrat, protein, lemak, air dan turunan-turunannya. Selain itu bahan pangan juga tersusun dari komponen-komponen anorganik dalam bentuk mineral, dan komponen organik lainnya dalam jumlah yang relatif kecil seperti vitamin, enzim, emulsifier, asam, oksidan, pigmen, dan komponen-komponen citarasa (flavor). Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing bahan pangan, tergantung pada susunan, kekerasan atau tekstur, citarasa, warna dan nilai makanannya.

Karbohidrat

Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:

Protein

Lemak

Emulsifier

Asam Organik

Oksidan dan Antioksidan

Oksidan

Antioksidan

Enzim

Pigmen dan Warna

Pigmen

Warna

Citarasa

Vitamin

Mineral

Jaminan mutu

Jaminan mutu (Quality assurance)

Sistem manajemen mutu (Quality management system)

Manajemen mutu terpadu (Total quality management)

Pengendalian mutu

Kelas Mutu (Grades)

Kelas Mutu

Merek Dagang

Peranan Kelas

Keadilan Mutu

Pelayanan Konsumen

Penggunaan yang berbeda

Keragaman

Usaha

Dasar Pertimbangan Kelas

Unsur dan Kriteria

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Asiah, Nurul; Djaeni, Mohamad (2021). Konsep Dasar Proses Pengeringan Pangan. Malang: AE Publishing. hlm. 42. ISBN 9786233064699. 

Daftar pustaka