Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai: Perbedaan antara revisi
Svenurbana (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
| operator = [[Angkasa Pura|PT Angkasa Pura I]] |
| operator = [[Angkasa Pura|PT Angkasa Pura I]] |
||
| city-served = [[Denpasar]] |
| city-served = [[Denpasar]] |
||
| location = [[Tuban, Kuta|Tuban]], [[Kabupaten Badung]], [[Bali]], [[Indonesia]] |
| location = [[Tuban, Kuta, Badung|Kelurahan Tuban]], [[Kuta, Badung|Kecamatan Kuta]], [[Kabupaten Badung]], [[Bali]], [[Indonesia]] |
||
| hub = <div> |
| hub = <div> |
||
* [[Garuda Indonesia]] |
* [[Garuda Indonesia]] |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
}} |
}} |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dakota op het vliegveld van Kuta TMnr 10029771.jpg|jmpl|180px|Pesawat [[DC-3]] Dakota Belanda di lapangan terbang Kuta tahun 1949]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dakota op het vliegveld van Kuta TMnr 10029771.jpg|jmpl|180px|Pesawat [[DC-3]] Dakota Belanda di lapangan terbang Kuta tahun 1949]] |
||
'''Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai''' ({{lang-en|I Gusti Ngurah Rai International Airport}}) {{Airport codes|DPS|WADD}}, adalah [[bandar udara internasional]] yang terletak di sebelah selatan [[Bali]], [[Indonesia]], tepatnya di daerah |
'''Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai''' ({{lang-en|I Gusti Ngurah Rai International Airport}}) {{Airport codes|DPS|WADD}}, adalah [[bandar udara internasional]] yang terletak di sebelah selatan [[Bali]], [[Indonesia]], tepatnya di daerah [[Tuban, Kuta, Badung|Kelurahan Tuban]], [[Kuta, Badung|Kecamatan Kuta]], [[Kabupaten Badung]], [[Kabupaten Badung]], [[Bali]], sekitar 13 km dari [[Denpasar]]. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia|bandara tersibuk kedua di Indonesia]], setelah [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]].<ref>{{cite web |url=https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/19/01/03/pkr7k8370-penumpang-ngurah-rai-melonjak-13-persen-sepanjang-2018 |title=Penumpang Ngurah Rai Melonjak 13 Persen Sepanjang 2018 |author=Mutia Ramadhani |date=5 Januari 2018 |access-date=10 Juli 2019}}</ref><br /> |
||
[[Berkas:Denpasar Airport 200507-2.jpg|ka|jmpl|180px|Bandara Ngurah Rai.]] |
[[Berkas:Denpasar Airport 200507-2.jpg|ka|jmpl|180px|Bandara Ngurah Rai.]] |
||
Nama bandara ini diambil dari nama [[I Gusti Ngurah Rai]], seorang [[pahlawan]] Indonesia dari Bali. |
Nama bandara ini diambil dari nama [[I Gusti Ngurah Rai]], seorang [[pahlawan]] Indonesia dari Bali. |
Revisi per 9 Januari 2022 03.31
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai I Gusti Ngurah Rai International Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Berkas:Dps 800 slideshow-newphoto-humas-dps-b7f8a1b7b7ca655f68aa140cf195a9044c3f6351newphoto.jpg | |||||||||||
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Indonesia | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura I | ||||||||||
Melayani | Denpasar | ||||||||||
Lokasi | Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||
Ketinggian dpl | 4 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 08°44′53″S 115°10′03″E / 8.74806°S 115.16750°E | ||||||||||
Situs web | http://www.bali-airport.com/ | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2018) | |||||||||||
| |||||||||||
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai (bahasa Inggris: I Gusti Ngurah Rai International Airport) (IATA: DPS, ICAO: WADD), adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.[1]
Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia dari Bali.
Sejarah
Bandar Udara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan udara Tuban.[2] Tahun 1935 sudah dilengkapi dengan peralatan telegraf dan KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali (Bali Selatan), yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.
Tahun 1942 South Bali Airstrip dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya (1942–1947), airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu bertambah menjadi 1,2 km dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.[2]
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu ke arah barat yang semula 1,2 km menjadi 2,7 km dengan overrun 2×100 meter. Proyek yang berlangsung tahun 1963–1969 diberi nama Proyek Bandara Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Proses reklamasi pantai sejauh 1,5 km dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan.
Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Bandara Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.[2]
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975–1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestik, sedangkan terminal domestik yang lama digunakan sebagai gedung kargo, usaha jasa katering, dan gedung serba guna.[2]
Pengembangan fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I
Proyek FBUKP tahap I (1990–1992) meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan garbarata (aviobridge), perpanjangan landas pacu menjadi 3 km, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.[2]
Pengembangan fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap II
Proyek FBUKP tahap II (1998–2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.[2]
Pengembangan fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m² yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestik. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.[2]
Rencana bandar udara baru
Templat:Mainarticle Dengan pertumbuhan jumlah penumpang sekitar 12-15 % per tahun, Bandara Internasional Ngurah Rai akan mencapai 20 juta penumpang per tahun pada 2017, yang mana merupakan kapasitas penuhnya saat ini. Memperpanjang landas pacu yang ada saat ini mustahil dilakukan karena banyaknya permukiman padat penduduk di sekitar bandara, atau dampak lingkungan akibat reklamasi. Sebuah lokasi untuk bandara internasional baru yang lebih besar dengan 2 landas pacu telah diidentifikasi di bagian utara Pulau Bali, tepatnya di bagian timur Kabupaten Buleleng.
Terminal
Bandara ini memiliki satu terminal domestik dan satu terminal internasional.
Terminal Domestik
Saat ini, terminal domestik menempati area terminal internasional lama. Terminal domestik keberangkatan memiliki 8 gerbang, gerbang 1A, 1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Terminal domestik kedatangan memiliki 4 pengambilan bagasi.
Terminal Internasional
Terminal internasional sudah selesai direnovasi. Untuk keberangkatan berada di lantai 3 dan kedatangan ada di lantai 1. Terminal internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang. Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9A, dan 9B berada di lantai 3 dan gerbang 10, 11, dan 12 ada di lantai 1. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi garbarata (aviobridge). Terminal internasional kedatangan memiliki 7 pengambilan bagasi.[3] Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VOA) dan imigrasi serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.
Maskapai Penerbangan dan Tujuan
Penumpang
Statistik
Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.
Lihat pula
Referensi
- ^ Mutia Ramadhani (5 Januari 2018). "Penumpang Ngurah Rai Melonjak 13 Persen Sepanjang 2018". Diakses tanggal 10 Juli 2019.
- ^ a b c d e f g http://bali-airport.com/sejarah[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://bali-airport.com/layout-terminal[pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- (Indonesia) Halaman di situs PT Angkasa Pura I[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Info Penerbangan Ngurah Rai[pranala nonaktif permanen]
- (Inggris) Ngurah Rai Airport