Bubur pedas: Perbedaan antara revisi
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
k Memperbarui website sitasi yang eror Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
<ol><li> Kacang tanah goreng<li> Pisang goreng<li> Teri goreng</ol> |
<ol><li> Kacang tanah goreng<li> Pisang goreng<li> Teri goreng</ol> |
||
}} |
}} |
||
'''Bubur pedas''' atau '''Bubbor Paddas''' adalah hidangan [[bubur]] tradisional dari [[Orang Melayu]] baik di [[Sambas]] dan [[Sarawak]].<ref name="hot porridge"/> Di Sarawak, biasanya disajikan selama bulan [[Ramadhan]] setelah umat [[Muslim]] mengakhiri puasa pada waktu berbuka.<ref>{{cite web|url= |
'''Bubur pedas''' atau '''Bubbor Paddas''' adalah hidangan [[bubur]] tradisional dari [[Orang Melayu]] baik di [[Sambas]] dan [[Sarawak]].<ref name="hot porridge"/> Di Sarawak, biasanya disajikan selama bulan [[Ramadhan]] setelah umat [[Muslim]] mengakhiri puasa pada waktu berbuka.<ref>{{cite web|url=https://www.barongtrans.my.id/2022/02/bubur-pedas-yang-harus-dimiliki-untuk.html|author=Barongtrans Devindran|title=Bubur pedas yang harus dimiliki untuk buka puasa|publisher=[[Barongtrans (Indonesia)]]|date=10 February 2022|accessdate=10 February 2022}}</ref> |
||
Bubur pedas terbuat dari nasi halus dan kelapa parut. Stok dibuat baik dari daging tulang seperti tulang rusuk atau irisan ayam. Bumbu campuran termasuk bawang merah, bawang putih, cabai merah, serai, lada hitam, dan daun ''salam.'' Sejumlah sayuran, antara lain wortel, kangkung, daun inai dan daun kesum (daun laksa),kacang panjang, kecambah, atap bambu dan kentang dadu akan dimasukkan ke dalam panci saat bubur sedang dimasak. Bawang goreng, ikan teri, dan kacang-kacangan ditambahkan pada bubur pedas saat disajikan. Air jeruk nipis, kecap manis, dan sambal juga bisa ditambahkan sebagai bumbu.<ref>{{Cite web|title=Bubur Pedas, Bubur Khas Warga Sambas|url=https://www.voaindonesia.com/a/bubur-pedas-bubur-khas-warga-sambas/3928213.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2020-11-29}}</ref> |
Bubur pedas terbuat dari nasi halus dan kelapa parut. Stok dibuat baik dari daging tulang seperti tulang rusuk atau irisan ayam. Bumbu campuran termasuk bawang merah, bawang putih, cabai merah, serai, lada hitam, dan daun ''salam.'' Sejumlah sayuran, antara lain wortel, kangkung, daun inai dan daun kesum (daun laksa),kacang panjang, kecambah, atap bambu dan kentang dadu akan dimasukkan ke dalam panci saat bubur sedang dimasak. Bawang goreng, ikan teri, dan kacang-kacangan ditambahkan pada bubur pedas saat disajikan. Air jeruk nipis, kecap manis, dan sambal juga bisa ditambahkan sebagai bumbu.<ref>{{Cite web|title=Bubur Pedas, Bubur Khas Warga Sambas|url=https://www.voaindonesia.com/a/bubur-pedas-bubur-khas-warga-sambas/3928213.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2020-11-29}}</ref> |
Revisi per 10 Februari 2022 03.15
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Bubur pedas | |
---|---|
Nama lain | Bubur Pedas Sambas, Bubur Pedas Sarawak |
Sajian | Hidangan |
Tempat asal | Indonesia, Malaysia |
Daerah | Sambas, Sarawak[1] |
Dibuat oleh | Melayu[1] |
Suhu penyajian | Panas, dingin |
Bahan utama | Untuk bumbu: Bawang putih, jahe, bawang merah, bawang, cabai kering, kunyit, serai, lengkuas dan kelapa parut[2] Untuk bubur: Wortel, kentang, sayuran hijau, jamur, kacang dadih, rebung, daun kunyit, kacang panjang, udang kering dan daging yang ditambah dengan bumbu[2] |
Sunting kotak info • L • B |
Bubur pedas atau Bubbor Paddas adalah hidangan bubur tradisional dari Orang Melayu baik di Sambas dan Sarawak.[1] Di Sarawak, biasanya disajikan selama bulan Ramadhan setelah umat Muslim mengakhiri puasa pada waktu berbuka.[3]
Bubur pedas terbuat dari nasi halus dan kelapa parut. Stok dibuat baik dari daging tulang seperti tulang rusuk atau irisan ayam. Bumbu campuran termasuk bawang merah, bawang putih, cabai merah, serai, lada hitam, dan daun salam. Sejumlah sayuran, antara lain wortel, kangkung, daun inai dan daun kesum (daun laksa),kacang panjang, kecambah, atap bambu dan kentang dadu akan dimasukkan ke dalam panci saat bubur sedang dimasak. Bawang goreng, ikan teri, dan kacang-kacangan ditambahkan pada bubur pedas saat disajikan. Air jeruk nipis, kecap manis, dan sambal juga bisa ditambahkan sebagai bumbu.[4]
Sejarah
Jenis bubur berasal dari orang Melayu di Sambas di Kalimantan Barat dan kemudian diadaptasi sebagai makanan untuk orang Melayu Sarawak.[1]
Di Kalimantan Barat, bubur pedas biasanya terbuat dari bubur nasi dicampur ikan teri sedikit, kacang, daun bawang, dan rempah-rempah. Juga tak lupa dengan saus dan kecap untuk menambah citarasanya. Biasanya ditambahkan juga perasan jeruk limau. Di Sambas, makanan ini merupakan makanan rakyat. Di Pontianak, biasanya orang menjual bubur pedas dengan gerobak.
Referensi
- ^ a b c d Awang Azman Awang Pawi. "Sarawak Malay Material Culture and their Weltanschauung : Some Preliminary Research Themes and Findings" (PDF). Faculty of Liberal Arts, Prince of Songkla University. Diakses tanggal 25 August 2013.
In Sarawak, hot porridge or bubur pedas, that is the traditional food of the Malays is known to have been originated from Sambas and later it was adapted to be the food of the Sarawak Malays. The same can be said of the kek lapis Sarawak or the Sarawak ‘layered cake’. The form in which such food come into being indicated the socio cultural and economic evolvement during the traditional era which is nurtured until today
line feed character di|title=
pada posisi 57 (bantuan); line feed character di|quote=
pada posisi 78 (bantuan)[pranala nonaktif permanen] - ^ a b "Bubur pedas a Ramadan treat". The Borneo Post. 29 July 2013. Diakses tanggal 25 August 2013.
- ^ Barongtrans Devindran (10 February 2022). "Bubur pedas yang harus dimiliki untuk buka puasa". Barongtrans (Indonesia). Diakses tanggal 10 February 2022.
- ^ "Bubur Pedas, Bubur Khas Warga Sambas". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2020-11-29.