Stasiun Gedebage: Perbedaan antara revisi

Diagram lintasan stasiun
	Legenda

Stasiun Gedebage
C19 B19
Stasiun Gedebage C19 B19
	Stasiun Gedebage
Lokasi	Jalan Stasiun Gedebage; Cisaranten Kidul, Gedebage, Bandung, Jawa Barat 40294; Indonesia;
Koordinat	6°56′26.884″S 107°41′22.067″E / 6.94080111°S 107.68946306°E
Ketinggian	+672 m
Operator	KAI Logistik; ; ;
Letak	km 160+124 lintas Bogor–Bandung–; Banjar–Kutoarjo–Yogyakarta
Jumlah peron	Satu peron sisi
Jumlah jalur	4 (jalur 2: sepur lurus)
Layanan	Angkutan peti kemas/kontainer serta layanan persilangan dan persusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis struktur	Atas tanah
Informasi lain
Kode stasiun	GDB; 1602; BAGE;
Klasifikasi	I
Sejarah
Dibuka	1884
Nama sebelumnya	Halte Gedehbageh
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalan	Elektrik tipe Alstom Solid State Interlocking
Diagram lintasan stasiun
Diagram lintasan stasiun
	Legenda
Lokasi pada peta
	Sunting kotak info • L • BBantuan penggunaan templat ini

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya Revisi selanjutnya →

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi per 18 Maret 2022 03.38

Stasiun Gedebage (GDB) merupakan stasiun kereta api barang kelas I yang terletak di Cisaranten Kidul, Gedebage, Bandung. Stasiun yang terletak pada ketinggian + 672 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan merupakan stasiun yang letaknya paling timur di Kota Bandung.

Stasiun ini memiliki empat jalur aktif di sisi utaranya dengan jalur 2 merupakan sepur lurus serta jalur 3 dan 4 untuk layanan bongkar muat peti kemas/kontainer ditambah tiga jalur badug di sisi selatannya. Sejak 6 April 1999, stasiun ini menggunakan persinyalan elektrik produksi Alstom.^[3]

Saat ini stasiun ini dikhususkan untuk bongkar muat peti kemas/kontainer saja sehingga jarang sekali digunakan untuk kedatangan maupun keberangkatan penumpang. Stasiun ini juga melayani persilangan dan persusulan antarkereta api. Layanan kereta api peti kemas di stasiun ini mulai dijalankan seiring beroperasinya Terminal Peti Kemas Bandung, dikuatkan dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin No. KM. 279/KA.101/PHB-87 pada tanggal 23 Desember 1987.^[4]^[5] Proyek ini dianggarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun V yang diterbitkan pada tahun yang sama. Sehingga, pembangunan terminal peti kemas ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan mengurangi beban jalan raya akibat truk-truk peti kemas yang terus bertambah.^[6]

Sekitar 200 m di sebelah timur perlintasan sebidang Jalan Gedebage, terdapat bekas perhentian Gedebage Baru yang sudah dinonaktifkan karena KRD Bandung Raya sudah tak lagi melayani halte tersebut.^{[per kapan?]} Halte ini hanya menyisakan bekas tegel dan peron.

Sebagai bagian dari proyek jalur ganda segmen Gedebage–Haurpugur, jalur dari stasiun ini ke arah timur sedang ditingkatkan menjadi jalur ganda mulai tahun 2020. Peningkatan ini dilakukan untuk mendukung akses menuju kereta cepat Jakarta–Bandung.^[7] Dalam rangka pembangunan jalur ganda pula, saat ini bangunan stasiun Gedebage beserta musalanya dibongkar seluruhnya. Sedangkan untuk layanan PPKA, dibangun bangunan sementara yang terletak di sebelah timur.

Layanan kereta api

Angkutan peti kemas/kontainer, tujuan Jakarta International Container Terminal dan Jakarta Gudang
Layanan Silang Susul

KA Malabar (KA 120) tujuan Malang tunggu bersilang Dengan KA Kutsel (Kutojaya Selatan) (KA 311) tujuan Kiaracondong Yang melintas langsung

KA Serayu Malam (KA 308/305) tujuan Pasar Senen tunggu bersilang dengan KA Kahuripan (KA 284) Tujuan Blitar yang melintas langsung

Referensi

^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
^ ^a ^b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
^ ^a ^b Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
^ Soehoed, A. R. (Abdoel Raoef), 1920- (2006). Strategi sebagai landasan kebijakan pembangunan : beberapa tinjauan. Jakarta: Djambatan. ISBN 9794286370. OCLC 235944170.
^ Surat Keputusan Menteri Perhubungan KM. 279/KA.10/PHB-87 tentang Penetapan Stasiun Gedebage di Provinsi Jawa Barat sebagai Terminal Peti Kemas
^ Muljana, B. S. (1993). Perencanaan pembangunan nasional: proses penyusunan rencana pembangunan nasional dengan fokus Repelita V. Jakarta: UIP. ISBN 9798336070. OCLC 38081936.
^ "Sokong Kereta Cepat, Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka Mulai Dibangun". Suara Merdeka (Indonesia). 17 Oktober 2020. Diakses tanggal 15 November 2020. ^{[pranala nonaktif permanen]}

Stasiun sebelumnya	Lintas Kereta Api Indonesia			Stasiun berikutnya
Kiaracondong ke arah Padalarang		Padalarang–Kasugihan		Cimekar ke arah Kasugihan

6°56′28″S 107°41′26″E / 6.941111°S 107.690444°E / -6.941111; 107.690444{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman

Artikel bertopik stasiun kereta api di Jawa Barat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

[bukujarak-1] Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).

[InfoDitjenka-2] Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.

[sugiana-3] Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).

[4] Soehoed, A. R. (Abdoel Raoef), 1920- (2006). Strategi sebagai landasan kebijakan pembangunan : beberapa tinjauan. Jakarta: Djambatan. ISBN 9794286370. OCLC 235944170.

[5] Surat Keputusan Menteri Perhubungan KM. 279/KA.10/PHB-87 tentang Penetapan Stasiun Gedebage di Provinsi Jawa Barat sebagai Terminal Peti Kemas

[6] Muljana, B. S. (1993). Perencanaan pembangunan nasional: proses penyusunan rencana pembangunan nasional dengan fokus Repelita V. Jakarta: UIP. ISBN 9798336070. OCLC 38081936.

[7] "Sokong Kereta Cepat, Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka Mulai Dibangun". Suara Merdeka (Indonesia). 17 Oktober 2020. Diakses tanggal 15 November 2020. ^{[pranala nonaktif permanen]}

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

@@ Baris 38: / Baris 38: @@
 * [[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas/kontainer]], tujuan Jakarta International Container Terminal dan [[Stasiun Jakarta Gudang|Jakarta Gudang]]
 * Layanan Silang Susul
-[[Kereta api Malabar|KA Malabar]] (KA 120) tunggu bersilang Dengan [[Kereta api Kutojaya Selatan|KA Kutsel]] (Kutojaya Selatan) (KA 311)
+[[Kereta api Malabar|KA Malabar]] (KA 120) tujuan [[Stasiun Malang|Malang]] tunggu bersilang Dengan [[Kereta api Kutojaya Selatan|KA Kutsel]] (Kutojaya Selatan) (KA 311) tujuan [[Stasiun Kiaracondong|Kiaracondong]] Yang melintas langsung
+[[Kereta api Serayu|KA Serayu Malam]] (KA 308/305) tujuan [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] tunggu bersilang dengan [[Kereta api Kahuripan|KA Kahuripan]] (KA 284) Tujuan [[Stasiun Blitar|Blitar]] yang melintas langsung
 == Referensi ==