Pepongoten: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
==Referensi== |
==Referensi== |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
|||
* {{id}} {{citation|url=http://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4237|title=Pepongoten|language=id|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|year=2014}} |
|||
* {{id}} {{citation|url=http://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=6090|title=Pepongoten|language=id|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|year=2015}} |
|||
{{Budaya Indonesia}} |
{{Budaya Indonesia}} |
Revisi per 10 April 2022 15.05
Pepongoten (terkadang juga disebut sebagai Sebuku) adalah salah satu bentuk karya sastra tradisional khas etnis Gayo yang berupa seperti puisi. Berasal dari Kabupaten Gayo Luwes (khususnya daerah Blangkejereun), karya sastra ini secara umum biasanya memiliki tema yang mengangkat mengenai kesedihan atau ratapan.
Etimologi
Secara etimologinya, istilah pepongoten berakar dari kata dalam bahasa Gayo: pongot yang memiliki arti 'tangisan' atau 'ratapan'.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014
- (Indonesia) Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015
Bagian dari seri tentang |
Budaya Indonesia |
---|
![]() |