Lompat ke isi

Lokomotif CC50: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33: Baris 33:
== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[File:Oude Mallet stoomlocomotief Indonesische Staatsspoorwegen aangeb Spoorwegmuseu, Bestanddeelnr 931-6013.jpg|jmpl|300px|Salah satu lokomotif uap berseri CC50 pada masa Staatsspoorwegen.]]
[[File:Oude Mallet stoomlocomotief Indonesische Staatsspoorwegen aangeb Spoorwegmuseu, Bestanddeelnr 931-6013.jpg|jmpl|300px|Salah satu lokomotif uap berseri CC50 pada masa Staatsspoorwegen.]]
Tahun 1927, [[Java Staatsspoorwegen]] (JSS) mulai mendatangkan lokomotif uap [[CC50|CC 50]]. Sebanyak 30 unit lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di [[Eropa]] seperti: [[Werkspoor]] [[Belanda]] dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik [[Swiss]]. Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti [[Cibatu, Garut|Cibatu]]-Cikajang-[[Garut]] dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif [[CC50|CC 50]]. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1.300 ton dengan kecepatan 55&nbsp;km/jam juga mampu membelok di tikungan tajam.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=115|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
Tahun 1927, [[Staatsspoorwegen]] (SS) mulai mendatangkan lokomotif uap berjenis mallet yang beroda 2-6-6-0. Sebanyak 30 unit lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di [[Eropa]] seperti: [[Werkspoor]] [[Belanda]] dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik [[Swiss]] dan diberi nomor seri SS1600 (Nomor Sekarang CC50). Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti [[Cibatu, Garut|Cibatu]]-Cikajang-[[Garut]] dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif CC50. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1.300 ton dengan kecepatan 55&nbsp;km/jam juga mampu membelok di tikungan tajam.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=115|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>


Dengan semua kelebihan yang dapat dipenuhi oleh [[CC50|CC 50]], maka dipergunakanlah lokomotif ini di jalur [[Purwakarta]], [[Cibatu]], [[Purwokerto]], [[Ambarawa]], dan [[Madiun]], bahkan [[Cibatu]] merupakan salah satu pangkalan utama semua lokomotif Mallet.
Dengan semua kelebihan yang dapat dipenuhi oleh CC50, maka dipergunakanlah lokomotif ini di jalur [[Purwakarta]], [[Cibatu]], [[Purwokerto]], [[Ambarawa]], dan [[Madiun]], bahkan [[Cibatu]] merupakan salah satu pangkalan utama semua lokomotif Mallet.


Pada tahun 1981, lokomotif CC 5022 disumbangkan oleh PJKA sebagai persahabatan kedua negara ke Museum Kereta Api Belanda. Sekarang lokomotif tersebut diberi nomor SSJ 1622.
Pada tahun 1981, lokomotif CC 5022 disumbangkan oleh PJKA sebagai persahabatan kedua negara ke Museum Kereta Api Belanda. Sekarang lokomotif tersebut diberi nomor SS1622.


Namun lokomotif ini tak bisa menghindar tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat [[CC50|CC 50]] harus purna tugas pada tahun 1982, setelah akhir masa kedinasannya dihabiskan di jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang mulai ditutup pada tahun itu juga. Keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh berbagai lokomotif diesel, ditambah lagi saat itu lokomotif CC 201 baru saja didatangkan.
Namun lokomotif ini tak bisa menghindar tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas pada tahun 1982, setelah akhir masa kedinasannya dihabiskan di jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang mulai ditutup pada tahun itu juga. Keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh berbagai lokomotif diesel, ditambah lagi saat itu lokomotif CC 201 baru saja didatangkan.


Berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif [[CC50|CC 50]] pada tahun 1969-1971 terdapat di:
Berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971 terdapat di:


* [[Cibatu]] 2 unit
* [[Cibatu]] 2 unit

Revisi per 13 April 2022 01.25

Lokomotif CC50
Lokomotif CC50
Lokomotif CC5029 di Museum Kereta Api Ambarawa, 1991.
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenWerkspoor, Amsterdam, Belanda dan SLM (Swiss Locomotive and Machineworks) Swiss
Nomor seriSS1600 / CC50
ModelMallet
Tanggal dibuat1927-1928
Jumlah dibuat30 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte2-6-6-0
Susunan roda AAR1-C-C
Klasifikasi UIC(1C')C'
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.106 mm
Panjang19.902 mm
Lebar2.450 mm
Berat
Berat kosong73,6 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarBatubara
Kapasitas air25 m²
Sistem mesin
Ukuran silinder420/650 mm X 610 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum55 km/jam (34 mph)
Daya mesin1200 hp
Lain-lain
Karier
Perusahaan pemilikPemilik asli: Staatsspoorwegen


Lokomotif CC 50 adalah lokomotif uap jenis mallet yang pernah dimiliki oleh Staatsspoorwegen. Lokomotif ini diproduksi oleh Werkspoor, Belanda dan SLM, Swiss. Lokomotif ini memiliki susunan gandar (1C')C'.

Sejarah

Salah satu lokomotif uap berseri CC50 pada masa Staatsspoorwegen.

Tahun 1927, Staatsspoorwegen (SS) mulai mendatangkan lokomotif uap berjenis mallet yang beroda 2-6-6-0. Sebanyak 30 unit lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di Eropa seperti: Werkspoor Belanda dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik Swiss dan diberi nomor seri SS1600 (Nomor Sekarang CC50). Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti Cibatu-Cikajang-Garut dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif CC50. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1.300 ton dengan kecepatan 55 km/jam juga mampu membelok di tikungan tajam.[1]

Dengan semua kelebihan yang dapat dipenuhi oleh CC50, maka dipergunakanlah lokomotif ini di jalur Purwakarta, Cibatu, Purwokerto, Ambarawa, dan Madiun, bahkan Cibatu merupakan salah satu pangkalan utama semua lokomotif Mallet.

Pada tahun 1981, lokomotif CC 5022 disumbangkan oleh PJKA sebagai persahabatan kedua negara ke Museum Kereta Api Belanda. Sekarang lokomotif tersebut diberi nomor SS1622.

Namun lokomotif ini tak bisa menghindar tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas pada tahun 1982, setelah akhir masa kedinasannya dihabiskan di jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang mulai ditutup pada tahun itu juga. Keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh berbagai lokomotif diesel, ditambah lagi saat itu lokomotif CC 201 baru saja didatangkan.

Berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971 terdapat di:

Preservasi

Lokomotif CC5029 di Museum Kereta Api Ambarawa, 2008

CC 50 01 menjadi saksi bisu di Museum Transportasi TMII-Jakarta, CC 50 22 di Museum Utrecht, Belanda, CC 50 29 di Museum KA Ambarawa dan CC 50 30 yang tinggal potongan kepalanya saja di Depo Lokomotif Cibatu. Sebenarnya ada satu lokomotif lagi yang dikirim ke Sumatra Selatan pada tahun 1970-an, tetapi akhirnya dirucat.

Galeri

Lihat pula

Daftar Referensi

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 115. ISBN 978-602-0818-55-9.