Lompat ke isi

Slamet Sukirnanto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
AriefSigli (bicara | kontrib)
k Kami melakukan suntingan kecil di beberapa bagian. Halaman ini masih membutuhkan beberapa referensi lagi.
Baris 1: Baris 1:
'''Slamet Sukirnanto''' ({{lahirmati|[[Solo]], [[Jawa Tengah]]|3|3|1941||23|8|2014}}) adalah [[sastrawan]] angkatan [[1966]]. Slamet merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Ia telah menerbitkan karya-karya sastranya, termasuk tulisan tentang senirupa maupun teater. Pada masa mudanya, dia pernah menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Republik Indonesia]] sebagai wakil dari mahasiswa.<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/slamet.html Website resmi Taman Ismail Marzuki] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150227190340/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/slamet.html |date=2015-02-27 }}, diakses 27 Februari 2015</ref><ref>[http://www.karyapuisi.com/2014/02/puisi-kepadamu-kusampaikan-slamet.html Karya Puisi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150227185931/http://www.karyapuisi.com/2014/02/puisi-kepadamu-kusampaikan-slamet.html |date=2015-02-27 }}, diakses 27 Februari 2015</ref>
'''Slamet Sukirnanto''' ({{lahirmati|[[Solo]], [[Jawa Tengah]]|3|3|1941||23|8|2014}}) adalah [[sastrawan]] angkatan [[1966]]. Slamet merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Ia telah menerbitkan karya-karya sastranya, termasuk tulisan tentang [[seni rupa]] maupun [[teater]]. Pada masa mudanya, dia pernah menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Republik Indonesia]] sebagai wakil dari mahasiswa.<ref name=":0">{{Cite web|title=Slamet Sukirnanto|url=https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Slamet_Sukirnanto|website=Ensiklopedia Sastra Indonesia|access-date=2022-04-22}}</ref>


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
Slamet Sukirnanto lahir dan tumbuh di Solo, Jawa Tengah. Dia merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Slamet telah banyak menerbitkan baik karya-karya sastra, tulisan tentang seni rupa maupun teater. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] selalu aktif dalam aksi demonstrasi-demonstrasi menumbangkan [[Orde Lama]] pada tahun [[1966]]. Dalam suasana demonstrasi seperti itu terbit kumpulan sajaknya dalam bentuk stensilan, ''Jaket Kuning'' ([[1967]]). Untuk beberapa tahun dia menjadi anggota DPRGR dan MPRS sebagai wakil mahasiswa ([[1967]]-[[1971]]). Tahun [[1974]] ia dikenal sebagai "Jaksa Penuntut Umum" pada Pengadilan Puisi di Bandung. Kumpulan Sajaknya adalah ''Kidung Putih'' (1967), ''Gema Otak Terbanting'' (1974), ''Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia'' (1979). ''Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia'' memuat sajak-sajaknya hasil rekaman situasi dan peristiwa kemanusiaan ketika dia melawat ke [[Banjarmasin]], ([[Kalimantan Selatan]]), [[Asahan]], [[Parapat]] ([[Sumatra Utara]]), [[Dili]] ([[Timor Leste]]), [[Kupang]] ([[Nusa Tenggara Timur]]), dan [[Denpasar]] ([[Bali]]).<ref>[http://www.jendelasastra.com/berita/hamid-jabbar-penyair-yang-mati-di-atas-panggung Jendela Sastra], diakses 27 Februari 2015</ref>
Slamet Sukirnanto lahir dan tumbuh di Solo, Jawa Tengah. Dia merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Slamet telah banyak menerbitkan baik karya-karya sastra, tulisan tentang seni rupa maupun teater. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] selalu aktif dalam aksi demonstrasi-demonstrasi menumbangkan [[Orde Lama]] pada tahun [[1966]]. Dalam suasana demonstrasi seperti itu terbit kumpulan sajaknya dalam bentuk stensilan, ''Jaket Kuning'' ([[1967]]). Untuk beberapa tahun dia menjadi anggota DPRGR dan MPRS sebagai wakil mahasiswa ([[1967]]-[[1971]]). Tahun [[1974]] ia dikenal sebagai "Jaksa Penuntut Umum" pada Pengadilan Puisi di Bandung. Kumpulan Sajaknya adalah ''Kidung Putih'' (1967), ''Gema Otak Terbanting'' (1974), ''Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia'' (1979). ''Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia'' memuat sajak-sajaknya hasil rekaman situasi dan peristiwa kemanusiaan ketika dia melawat ke [[Banjarmasin]], ([[Kalimantan Selatan]]), [[Asahan]], [[Parapat]] ([[Sumatra Utara]]), [[Dili]] ([[Timor Leste]]), [[Kupang]] ([[Nusa Tenggara Timur]]), dan [[Denpasar]] ([[Bali]]).
Pada awalnya ia akrab dengan seni lukis. Tetapi ketika SMA ia kemudian tertarik pada drama. Hal ini dipengaruhi ketika [[W.S. Rendra]] waktu itu di Solo sedang giat-giatnya berteater. Di SMA tahun [[1962]], bersama [[Salim Said]], Slamet mendirikan grup Teater Margoyudan. Dia juga bergaul dengan Mansyur Samin Cs yang tergabung dalam HPSS (Himpunan Peminat Sastra Surakarta). Pergaulan dengan para penyair itu kemudian membangkitkannya untuk menulis. Dorongan lain yang membawanya menjadi penulis adalah faktor kemanusiaan di mana dia sering menyaksikan ketimpangan sosial dalam masyarakat yang membuat hatinya membuncah. Puisi ''Kere Hati'' merupakan refleksi keinginan mencari jawaban hidup tatkala dia melihat kemiskinan yang mendera rakyat kecil.<ref>[http://www.alineatv.com/category/obituari-2/ Alinea TV: Obituari], diakses 27 Februari 2015</ref>
Pada awalnya ia akrab dengan seni lukis. Tetapi ketika SMA ia kemudian tertarik pada drama. Hal ini dipengaruhi ketika [[W.S. Rendra]] waktu itu di Solo sedang giat-giatnya berteater. Di SMA tahun [[1962]], bersama [[Salim Said]], Slamet mendirikan grup Teater Margoyudan. Dia juga bergaul dengan [[Mansur Samin]] yang tergabung dalam HPSS (Himpunan Peminat Sastra Surakarta). Pergaulan dengan para penyair itu kemudian membangkitkannya untuk menulis. Dorongan lain yang membawanya menjadi penulis adalah faktor kemanusiaan di mana dia sering menyaksikan ketimpangan sosial dalam masyarakat yang membuat hatinya membuncah. Puisi ''Kere Hati'' merupakan refleksi keinginan mencari jawaban hidup tatkala dia melihat kemiskinan yang mendera rakyat kecil.
Ayah angkatnya adalah seorang tukang batu dan ibunya adalah tukang buruh cuci. Mereka sangat memperhatikan kebutuhan rohani Slamet. Sehingga, meskipun hidup dalam penderitaan, kebutuhan akan bacaan dipenuhi oleh orang tuanya, sehingga koleksi buku mencapai dua lemari. Secara spiritual, Slamet sangat bahagia. Ia banyak belajar dari membaca karya [[Chairil Anwar]], [[Amir Hamzah]], dan [[Sanusi Pane]]. Tetapi belajar teknik yang mendetail dari almarhum Hartoyo Andangjaya. Semua puisi yang pernah dia tulis dekat dengan alam. Karena kadang-kadang Slamet kehilangan kepercayaan pada manusia.<ref>[http://annida-online.com/slamet-sukirnanto-setelah-serangan-stroke.html Annida Online], diakses 27 Februari 2015</ref>
Ayah angkatnya adalah seorang tukang batu dan ibunya adalah tukang buruh cuci. Mereka sangat memperhatikan kebutuhan rohani Slamet. Sehingga, meskipun hidup dalam penderitaan, kebutuhan akan bacaan dipenuhi oleh orang tuanya, sehingga koleksi buku mencapai dua lemari. Secara spiritual, Slamet sangat bahagia. Ia banyak belajar dari membaca karya [[Chairil Anwar]], [[Amir Hamzah]], dan [[Sanusi Pane]]. Tetapi belajar teknik yang mendetail dari almarhum [[Hartojo Andangdaja]]. Semua puisi yang pernah dia tulis dekat dengan alam. Karena kadang-kadang Slamet kehilangan kepercayaan pada manusia.


== Riwayat organisasi ==
== Riwayat organisasi ==
Baris 19: Baris 19:
== Karya ==
== Karya ==


* Jaket Kuning (1967)
* ''Jaket Kuning;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1967);
* Kidung putih (1967)
* ''Kidung putih;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1967);
* Gema Otak Terbanting (1974)
* ''Gema Otak Terbanting;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1974);
* Bunga Batu (1979)
* ''Bunga Batu;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1979);
* ''Pertemuan Teater;'' kumpulan esei (1980) editor bersama [[Ikranagara]] dan [[Wahyu Sihombing]];
* Catatan Suasana (1982)
* ''Catatan Suasana;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1982);
* Luka Bunga (1991)
* ''Luka Bunga;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1991);
* ''Mimbar Penyair Abad 21'' (Balai pustaka, 1996) editor bersama [[Taufiq Ismail]] dan [[Sutardji Calzoum Bachri]];
* ''Gergaji;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 2001);
* ''Perjalanan Pulang;'' kumpulan puisi (Balai Pustaka, 2003);<ref name=":0" />


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 39: Baris 43:
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
{{Penyair DNP}}
{{id}} [https://www.sepenuhnya.com/p/puisi-karya-slamet-sukirnanto.html Kumpulan Puisi karya Slamet Sukirnanto]{{Penyair DNP}}
{{Authority control}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]

Revisi per 21 April 2022 17.45

Slamet Sukirnanto (3 Maret 1941 – 23 Agustus 2014) adalah sastrawan angkatan 1966. Slamet merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Ia telah menerbitkan karya-karya sastranya, termasuk tulisan tentang seni rupa maupun teater. Pada masa mudanya, dia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagai wakil dari mahasiswa.[1]

Kehidupan pribadi

Slamet Sukirnanto lahir dan tumbuh di Solo, Jawa Tengah. Dia merupakan salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Slamet telah banyak menerbitkan baik karya-karya sastra, tulisan tentang seni rupa maupun teater. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia selalu aktif dalam aksi demonstrasi-demonstrasi menumbangkan Orde Lama pada tahun 1966. Dalam suasana demonstrasi seperti itu terbit kumpulan sajaknya dalam bentuk stensilan, Jaket Kuning (1967). Untuk beberapa tahun dia menjadi anggota DPRGR dan MPRS sebagai wakil mahasiswa (1967-1971). Tahun 1974 ia dikenal sebagai "Jaksa Penuntut Umum" pada Pengadilan Puisi di Bandung. Kumpulan Sajaknya adalah Kidung Putih (1967), Gema Otak Terbanting (1974), Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia (1979). Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia memuat sajak-sajaknya hasil rekaman situasi dan peristiwa kemanusiaan ketika dia melawat ke Banjarmasin, (Kalimantan Selatan), Asahan, Parapat (Sumatra Utara), Dili (Timor Leste), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Denpasar (Bali).

Pada awalnya ia akrab dengan seni lukis. Tetapi ketika SMA ia kemudian tertarik pada drama. Hal ini dipengaruhi ketika W.S. Rendra waktu itu di Solo sedang giat-giatnya berteater. Di SMA tahun 1962, bersama Salim Said, Slamet mendirikan grup Teater Margoyudan. Dia juga bergaul dengan Mansur Samin yang tergabung dalam HPSS (Himpunan Peminat Sastra Surakarta). Pergaulan dengan para penyair itu kemudian membangkitkannya untuk menulis. Dorongan lain yang membawanya menjadi penulis adalah faktor kemanusiaan di mana dia sering menyaksikan ketimpangan sosial dalam masyarakat yang membuat hatinya membuncah. Puisi Kere Hati merupakan refleksi keinginan mencari jawaban hidup tatkala dia melihat kemiskinan yang mendera rakyat kecil.

Ayah angkatnya adalah seorang tukang batu dan ibunya adalah tukang buruh cuci. Mereka sangat memperhatikan kebutuhan rohani Slamet. Sehingga, meskipun hidup dalam penderitaan, kebutuhan akan bacaan dipenuhi oleh orang tuanya, sehingga koleksi buku mencapai dua lemari. Secara spiritual, Slamet sangat bahagia. Ia banyak belajar dari membaca karya Chairil Anwar, Amir Hamzah, dan Sanusi Pane. Tetapi belajar teknik yang mendetail dari almarhum Hartojo Andangdaja. Semua puisi yang pernah dia tulis dekat dengan alam. Karena kadang-kadang Slamet kehilangan kepercayaan pada manusia.

Riwayat organisasi

  • Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (1964)
  • Anggota DPRGR dan MPRS sebagai wakil mahasiswa (1967-1971)
  • Pendiri KNPI dan Pengurus DPP KNPI (1978 -1982)
  • Ketua Majelis Kebudayaan pada Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1990)
  • Ketua Bidang Pengembangan Kebudayaan pada ICMI DPP Jakarta (1991)
  • Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (1993-1996)

Karya

  • Jaket Kuning; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1967);
  • Kidung putih; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1967);
  • Gema Otak Terbanting; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1974);
  • Bunga Batu; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1979);
  • Pertemuan Teater; kumpulan esei (1980) editor bersama Ikranagara dan Wahyu Sihombing;
  • Catatan Suasana; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1982);
  • Luka Bunga; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 1991);
  • Mimbar Penyair Abad 21 (Balai pustaka, 1996) editor bersama Taufiq Ismail dan Sutardji Calzoum Bachri;
  • Gergaji; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 2001);
  • Perjalanan Pulang; kumpulan puisi (Balai Pustaka, 2003);[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Slamet Sukirnanto". Ensiklopedia Sastra Indonesia. Diakses tanggal 2022-04-22. 

Pranala luar

(Indonesia) Kumpulan Puisi karya Slamet Sukirnanto