Lompat ke isi

Polychem Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22: Baris 22:
Seiring restrukturisasi internal bisnis Gajah Tunggal Group (perusahaan milik keluarga [[Sjamsul Nursalim]]), pada 1996 Andayani mengakuisisi seluruh saham Filamendo serta tiga produsen [[poliester]] dan [[etilena glikol]] bernama PT Prima Ethycolindo (etilena glikol, sejak 1993), PT Gamapersada Polimer dan PT Berinda Mitra Stafindo (kedua-duanya poliester, sejak 1979).<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=FMbQtvLl32QC&pg=PA168&dq=prima+ethycolindo&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3o56mp4r4AhUeTWwGHZktBQEQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=prima%20ethycolindo&f=false Financial Fragility and Instability in Indonesia]</ref><ref name=letter>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=ubQVAQAAMAAJ&dq=PT+Andayani+Megah+poliester&focus=searchwithinvolume&q=cords Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 395-402]</ref><Ref>[https://polychemindo.com/id/sejarah-perseroan/ Sejarah perseroan]</ref> Pasca-restrukturisasi itu, PT Andayani Megah Tbk mengganti namanya menjadi '''PT GT Petrochem Industries Tbk''' di tanggal 16 Oktober 1996,<ref name=cci>[https://cci-indonesia.com/impor-ethylene-glycol-indonesia/ Impor Ethylene Glycol Indonesia]</ref> dengan lingkup kegiatannya meliputi industri pembuatan kain ''nylon cord'', ''polyester chips'', ''polyester filament'', ''engineering'' plastik, ''engineering resin'', ''ethylene glycol'', ''polyester staple fiber'' dan [[petrokimia]].<ref>[https://adoc.pub/and-its-subsidiariesf6414359f0ddd6e37af860b0c4a86aa033994.html AND ITS SUBSIDIARIES]</ref> PT GT Petrochem juga melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik karet sintetis, etoksilat (kedua-duanya yang pertama di Indonesia), dan menambah kapasitas produksi kain ban dan etilena glikol dari tahun 1996-1999.<Ref name=compas/><ref name=tex/>
Seiring restrukturisasi internal bisnis Gajah Tunggal Group (perusahaan milik keluarga [[Sjamsul Nursalim]]), pada 1996 Andayani mengakuisisi seluruh saham Filamendo serta tiga produsen [[poliester]] dan [[etilena glikol]] bernama PT Prima Ethycolindo (etilena glikol, sejak 1993), PT Gamapersada Polimer dan PT Berinda Mitra Stafindo (kedua-duanya poliester, sejak 1979).<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=FMbQtvLl32QC&pg=PA168&dq=prima+ethycolindo&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3o56mp4r4AhUeTWwGHZktBQEQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=prima%20ethycolindo&f=false Financial Fragility and Instability in Indonesia]</ref><ref name=letter>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=ubQVAQAAMAAJ&dq=PT+Andayani+Megah+poliester&focus=searchwithinvolume&q=cords Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 395-402]</ref><Ref>[https://polychemindo.com/id/sejarah-perseroan/ Sejarah perseroan]</ref> Pasca-restrukturisasi itu, PT Andayani Megah Tbk mengganti namanya menjadi '''PT GT Petrochem Industries Tbk''' di tanggal 16 Oktober 1996,<ref name=cci>[https://cci-indonesia.com/impor-ethylene-glycol-indonesia/ Impor Ethylene Glycol Indonesia]</ref> dengan lingkup kegiatannya meliputi industri pembuatan kain ''nylon cord'', ''polyester chips'', ''polyester filament'', ''engineering'' plastik, ''engineering resin'', ''ethylene glycol'', ''polyester staple fiber'' dan [[petrokimia]].<ref>[https://adoc.pub/and-its-subsidiariesf6414359f0ddd6e37af860b0c4a86aa033994.html AND ITS SUBSIDIARIES]</ref> PT GT Petrochem juga melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik karet sintetis, etoksilat (kedua-duanya yang pertama di Indonesia), dan menambah kapasitas produksi kain ban dan etilena glikol dari tahun 1996-1999.<Ref name=compas/><ref name=tex/>


Setelah bank Gajah Tunggal Group, [[Bank Dagang Nasional Indonesia]] menerima [[BLBI]], Sjamsul terpaksa menyerahkan PT GT Petrochem Industries Tbk sebagai bagian pembayaran utang tersebut sejak 21 September 1998 ke [[BPPN]]. Perusahaan yang ditaksir bernilai Rp 3,8 triliun itu<ref>[https://books.google.co.id/books?id=s5bTDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=filamendo+sakti&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiS2PampIr4AhUBSGwGHck3BFQQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=filamendo%20sakti&f=false Apa Benar Bebasnya Syafruddin Temenggung Menyulitkan Membuka Tabir Korupsi BLBI?]</ref> kemudian dijual oleh BPPN pada tahun 2003 kepada sebuah perusahaan bernama Garibaldi Ltd. bersama PT Gajah Tunggal Tbk seharga Rp 1,8 triliun.<ref>[https://www.jpnn.com/news/kasus-blbi-jalan-terus-sjamsul-nursalim-tetap-dalam-radar-kpk?page=2 Kasus BLBI Jalan Terus, Sjamsul Nursalim Tetap Dalam Radar KPK]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=07NnDgAAQBAJ&pg=PA233&lpg=PA233&dq=gt+petrochem+bppn&source=bl&ots=SjicFZ-abE&sig=ACfU3U1_B1ijxxcSYVTcYbMOht3AL2wCug&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwicqPe8qor4AhWT4TgGHZHmDCkQ6AF6BAgQEAM#v=onepage&q=gt%20petrochem%20bppn&f=false Asian Godfathers (Hard Cover): Menguak Takbir Perselingkuhan Pengusaha dan ...]</ref> Perusahaan juga kemudian merestrukturisasi hutang-hutangnya di tahun yang sama.<ref name=tex/>
Setelah bank Gajah Tunggal Group, [[Bank Dagang Nasional Indonesia]] menerima [[BLBI]], Sjamsul terpaksa menyerahkan PT GT Petrochem Industries Tbk sebagai bagian pembayaran utang tersebut sejak 21 September 1998 ke [[BPPN]]. Perusahaan yang ditaksir bernilai Rp 3,8 triliun itu<ref>[https://books.google.co.id/books?id=s5bTDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=filamendo+sakti&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiS2PampIr4AhUBSGwGHck3BFQQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=filamendo%20sakti&f=false Apa Benar Bebasnya Syafruddin Temenggung Menyulitkan Membuka Tabir Korupsi BLBI?]</ref> kemudian dijual oleh BPPN pada tahun 2003 kepada sebuah perusahaan bernama Garibaldi Ltd. bersama PT Gajah Tunggal Tbk seharga Rp 1,8 triliun.<ref>[https://www.jpnn.com/news/kasus-blbi-jalan-terus-sjamsul-nursalim-tetap-dalam-radar-kpk?page=2 Kasus BLBI Jalan Terus, Sjamsul Nursalim Tetap Dalam Radar KPK]</ref><Ref name=tabyr>[https://books.google.co.id/books?id=07NnDgAAQBAJ&pg=PA233&lpg=PA233&dq=gt+petrochem+bppn&source=bl&ots=SjicFZ-abE&sig=ACfU3U1_B1ijxxcSYVTcYbMOht3AL2wCug&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwicqPe8qor4AhWT4TgGHZHmDCkQ6AF6BAgQEAM#v=onepage&q=gt%20petrochem%20bppn&f=false Asian Godfathers (Hard Cover): Menguak Takbir Perselingkuhan Pengusaha dan ...]</ref> Perusahaan juga kemudian merestrukturisasi hutang-hutangnya di tahun yang sama.<ref name=tex/>


Pada tahun 2005, seluruh aset produksi kain ban perusahaan ini kemudian diambilalih oleh Gajah Tunggal seharga Rp 1,04 triliun. Produksi karet sintetisnya, yang dibawah PT Sentra Sintetikajaya, juga diambilalih Gajah Tunggal dengan harga Rp 643 miliar.<ref>[https://www.google.com/search?q=%28+SSJ+%29+which+is+a+producer+of+synthetic+rubber+Styrene&biw=1366&bih=657&tbm=bks&sxsrf=ALiCzsal2a2qAR2z_iaCZEDqY5mtoCkE8w%3A1654020924062&ei=PFuWYsamA9W0mgfE-Y2wDA&ved=0ahUKEwjGtISNrIr4AhVVmuYKHcR8A8YQ4dUDCAg&uact=5&oq=%28+SSJ+%29+which+is+a+producer+of+synthetic+rubber+Styrene&gs_lcp=Cg1nd3Mtd2l6LWJvb2tzEANQAFgAYMABaABwAHgAgAFNiAFNkgEBMZgBAKABAcABAQ&sclient=gws-wiz-books Indonesian Commercial Newsletter, Volume 30,Masalah 403-410]</ref> Hal ini membuat pabrik PT GT Petrochem Industries Tbk hanya ada dua, yaitu di [[Karawang]] dan [[Tangerang]] yang memproduksi lebih dari 100.000 ton poliester/tahun dari beragam jenis dan etilen glikol.<ref name=letter/> Pelepasan bisnis kain ban (yang sesungguhnya merupakan usaha pertamanya ini) kemudian dilanjutkan dengan pergantian nama dari PT GT Petrochem Industries Tbk menjadi '''PT Polychem Indonesia Tbk''' sejak 29 Juni 2005.<ref name=cci/>
Pada tahun 2005, seluruh aset produksi kain ban perusahaan ini kemudian diambilalih oleh Gajah Tunggal seharga Rp 1,04 triliun. Produksi karet sintetisnya, yang dibawah PT Sentra Sintetikajaya, juga diambilalih Gajah Tunggal dengan harga Rp 643 miliar.<ref>[https://www.google.com/search?q=%28+SSJ+%29+which+is+a+producer+of+synthetic+rubber+Styrene&biw=1366&bih=657&tbm=bks&sxsrf=ALiCzsal2a2qAR2z_iaCZEDqY5mtoCkE8w%3A1654020924062&ei=PFuWYsamA9W0mgfE-Y2wDA&ved=0ahUKEwjGtISNrIr4AhVVmuYKHcR8A8YQ4dUDCAg&uact=5&oq=%28+SSJ+%29+which+is+a+producer+of+synthetic+rubber+Styrene&gs_lcp=Cg1nd3Mtd2l6LWJvb2tzEANQAFgAYMABaABwAHgAgAFNiAFNkgEBMZgBAKABAcABAQ&sclient=gws-wiz-books Indonesian Commercial Newsletter, Volume 30,Masalah 403-410]</ref> Hal ini membuat pabrik PT GT Petrochem Industries Tbk hanya ada dua, yaitu di [[Karawang]] dan [[Tangerang]] yang memproduksi lebih dari 100.000 ton poliester/tahun dari beragam jenis dan etilen glikol.<ref name=letter/> Pelepasan bisnis kain ban (yang sesungguhnya merupakan usaha pertamanya ini) kemudian dilanjutkan dengan pergantian nama dari PT GT Petrochem Industries Tbk menjadi '''PT Polychem Indonesia Tbk''' sejak 29 Juni 2005.<ref name=cci/>


Dalam perkembangan selanjutnya, di tanggal 6 Mei 2010 pabrik perusahaan ini di [[Merak, Banten]] meresmikan Proyek ''Debottlenecking'', kemudian dilanjutkan proyek EOD II yang mulai beroperasi pada tanggal 13 November 2013, dan menjadi tumpuan untuk pengembangan produktivitas pabrik Merak ke depan. Kemudian, di tanggal 28 Juni 2018, perseroan menjual 92,9% PT Filamendo Sakti kepada PT Gajah Tunggal Tbk. Usaha perusahaan saat ini meliputi industri pembuatan ''polyester chips'', ''polyester filament'', ''engineering'' [[plastik]], ''engineering'' [[resin]], ''ethylene glycol'', ''polyester staple fiber'' dan ''petrokimia'', ''pertenunan'', pemintalan dan industri [[tekstil]].<ref name=tex/> Produk-produk yang dihasilkannya meliputi;
Dalam perkembangan selanjutnya, di tanggal 6 Mei 2010 pabrik perusahaan ini di Merak, Banten meresmikan proyek ''debottlenecking'', kemudian dilanjutkan proyek EOD II yang mulai beroperasi pada tanggal 13 November 2013, dan menjadi tumpuan untuk pengembangan produktivitas pabrik Merak ke depan. Kemudian, di tanggal 28 Juni 2018, perseroan menjual 92,9% PT Filamendo Sakti kepada PT Gajah Tunggal Tbk. Usaha perusahaan saat ini meliputi industri pembuatan ''polyester chips'', ''polyester filament'', ''engineering'' [[plastik]], ''engineering'' [[resin]], ''ethylene glycol'', ''polyester staple fiber'' dan ''petrokimia'', ''pertenunan'', pemintalan dan industri [[tekstil]].<ref name=tex/> Produk-produk yang dihasilkannya meliputi;
* ''Pre-oriented polyester yarn, polyester staple fiber, drawn texture yarn,'' dan ''polyester chips'' yang digunakan dalam industri perajutan. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Karawang, [[Jawa Barat]].<ref name=tex/>
* ''Pre-oriented polyester yarn, polyester staple fiber, drawn texture yarn,'' dan ''polyester chips'' yang digunakan dalam industri perajutan. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Karawang, [[Jawa Barat]].<ref name=tex/>
* Etilena glikol memproduksi satu produk utama, mono-etlena glikol (MEG), dan dua produk sampingan, dieetilena glikol (DEG) dan tri-etilena glikol (TEG). MEG digunakan sebagai zat ''cooling'' dan zat anti-beku. DEG digunakan dalam industri resin polyester tidak jenuh, minyak rem, dan minyak aditif. TEG digunakan untuk proses pengeringan gas alam dan pencucian bahan kimia. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Merak, [[Serang, [[Banten]].<ref name=tex/>
* Etilena glikol memproduksi satu produk utama, mono-etlena glikol (MEG), dan dua produk sampingan, dieetilena glikol (DEG) dan tri-etilena glikol (TEG). MEG digunakan sebagai zat ''cooling'' dan zat anti-beku. DEG digunakan dalam industri resin poliester tidak jenuh, [[minyak rem]], dan minyak aditif. TEG digunakan untuk proses pengeringan gas alam dan pencucian bahan kimia. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Merak, [[Serang]], [[Banten]].<ref name=tex/>

Saat ini, perusahaan dimiliki oleh Provestment Limited (50%), PT [[Gajah Tunggal]] Tbk (26%), PT Satya Mulia Gema Gemilang (10%) dan masyarakat (14%).<ref>[https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/detail-profile-perusahaan-tercatat/?kodeEmiten=ADMG Detail Profile Perusahaan Tercatat]</ref> Jejak-jejak Sjamsul Nursalim sesungguhnya masih dapat dilihat pada Gajah Tunggal dan PT Satya yang menurut rumor dimiliki oleh Sjamsul.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20190617/192/934683/mencari-jejak-sjamsul-nursalim-di-7-emiten-berikut-ini Mencari Jejak Sjamsul Nursalim di 7 Emiten Berikut Ini]</ref> Malah, belakangan di tahun 2019, dua perusahaan yang terikat dengan Sjamsul dulu, PT [[Equity Development Investment]] Tbk dan PT [[Bank Ganesha]] Tbk, sahamnya juga dibeli oleh perusahaan ini.<Ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/polychem-admg-beli-saham-equity-development-dan-bank-ganesha-untuk-apa Polychem (ADMG) beli saham Equity Development dan Bank Ganesha, untuk apa?]</ref>


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 31 Mei 2022 18.37

PT Polychem Indonesia Tbk
Publik (IDX: ADMG)
IndustriManufaktur
Didirikan1986
Kantor
pusat
Wisma 46 Lt. 20
Jakarta, Indonesia[1]
ProdukEtilena glikol
Poliester
Karyawan
627 (2021)[1]
Situs webpolychemindo.com

PT Polychem Indonesia Tbk (IDX: ADMG) merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang manufaktur yang bermarkas di Jakarta, Indonesia, dan didirikan pada tahun 1986.

Perusahaan yang sepanjang sejarahnya lekat dengan PT Gajah Tunggal Tbk ini[2] didirikan pada tanggal 25 April 1986 dengan nama PT Andayani Megah.[1] Usaha awalnya adalah memproduksi kain ban (tyre cord) dari nilon dan rayon[3] yang ditujukan bagi induknya, Gajah Tunggal, sejak tahun 1990.[2][4] Dengan cepat, bisnis kain ban ini berkembang, dengan memproduksi 12.000 ton kain/tahun pada 1993[5] dan 24.000 ton pada 1995.[2] Produknya kemudian selain untuk Gajah Tunggal, juga diekspor ke luar negeri seperti ke beberapa negara Asia dan Eropa.[6]

Sejak tahun 1991, PT Andayani Megah berada di bawah kendali Gajah Tunggal secara langsung setelah menjadi anak usahanya.[6] Pada tanggal 20 Oktober 1993, Andayani Megah melepas 20 juta sahamnya dengan harga penawaran Rp 4.250/lembar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.[6][7] Di tahun 1995, perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 60 miliar.[8] Belakangan, Andayani juga mengembangkan usahanya dengan akuisisi dan pengembangan sektor baru. Di tahun 1994, diakuisisi PT Filamendo Sakti yang juga memproduksi nilon sejak Maret 1993.[9][2]

Seiring restrukturisasi internal bisnis Gajah Tunggal Group (perusahaan milik keluarga Sjamsul Nursalim), pada 1996 Andayani mengakuisisi seluruh saham Filamendo serta tiga produsen poliester dan etilena glikol bernama PT Prima Ethycolindo (etilena glikol, sejak 1993), PT Gamapersada Polimer dan PT Berinda Mitra Stafindo (kedua-duanya poliester, sejak 1979).[10][11][12] Pasca-restrukturisasi itu, PT Andayani Megah Tbk mengganti namanya menjadi PT GT Petrochem Industries Tbk di tanggal 16 Oktober 1996,[13] dengan lingkup kegiatannya meliputi industri pembuatan kain nylon cord, polyester chips, polyester filament, engineering plastik, engineering resin, ethylene glycol, polyester staple fiber dan petrokimia.[14] PT GT Petrochem juga melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik karet sintetis, etoksilat (kedua-duanya yang pertama di Indonesia), dan menambah kapasitas produksi kain ban dan etilena glikol dari tahun 1996-1999.[9][1]

Setelah bank Gajah Tunggal Group, Bank Dagang Nasional Indonesia menerima BLBI, Sjamsul terpaksa menyerahkan PT GT Petrochem Industries Tbk sebagai bagian pembayaran utang tersebut sejak 21 September 1998 ke BPPN. Perusahaan yang ditaksir bernilai Rp 3,8 triliun itu[15] kemudian dijual oleh BPPN pada tahun 2003 kepada sebuah perusahaan bernama Garibaldi Ltd. bersama PT Gajah Tunggal Tbk seharga Rp 1,8 triliun.[16][17] Perusahaan juga kemudian merestrukturisasi hutang-hutangnya di tahun yang sama.[1]

Pada tahun 2005, seluruh aset produksi kain ban perusahaan ini kemudian diambilalih oleh Gajah Tunggal seharga Rp 1,04 triliun. Produksi karet sintetisnya, yang dibawah PT Sentra Sintetikajaya, juga diambilalih Gajah Tunggal dengan harga Rp 643 miliar.[18] Hal ini membuat pabrik PT GT Petrochem Industries Tbk hanya ada dua, yaitu di Karawang dan Tangerang yang memproduksi lebih dari 100.000 ton poliester/tahun dari beragam jenis dan etilen glikol.[11] Pelepasan bisnis kain ban (yang sesungguhnya merupakan usaha pertamanya ini) kemudian dilanjutkan dengan pergantian nama dari PT GT Petrochem Industries Tbk menjadi PT Polychem Indonesia Tbk sejak 29 Juni 2005.[13]

Dalam perkembangan selanjutnya, di tanggal 6 Mei 2010 pabrik perusahaan ini di Merak, Banten meresmikan proyek debottlenecking, kemudian dilanjutkan proyek EOD II yang mulai beroperasi pada tanggal 13 November 2013, dan menjadi tumpuan untuk pengembangan produktivitas pabrik Merak ke depan. Kemudian, di tanggal 28 Juni 2018, perseroan menjual 92,9% PT Filamendo Sakti kepada PT Gajah Tunggal Tbk. Usaha perusahaan saat ini meliputi industri pembuatan polyester chips, polyester filament, engineering plastik, engineering resin, ethylene glycol, polyester staple fiber dan petrokimia, pertenunan, pemintalan dan industri tekstil.[1] Produk-produk yang dihasilkannya meliputi;

  • Pre-oriented polyester yarn, polyester staple fiber, drawn texture yarn, dan polyester chips yang digunakan dalam industri perajutan. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.[1]
  • Etilena glikol memproduksi satu produk utama, mono-etlena glikol (MEG), dan dua produk sampingan, dieetilena glikol (DEG) dan tri-etilena glikol (TEG). MEG digunakan sebagai zat cooling dan zat anti-beku. DEG digunakan dalam industri resin poliester tidak jenuh, minyak rem, dan minyak aditif. TEG digunakan untuk proses pengeringan gas alam dan pencucian bahan kimia. Produk ini diproduksi di pabrik yang berlokasi di Merak, Serang, Banten.[1]

Saat ini, perusahaan dimiliki oleh Provestment Limited (50%), PT Gajah Tunggal Tbk (26%), PT Satya Mulia Gema Gemilang (10%) dan masyarakat (14%).[19] Jejak-jejak Sjamsul Nursalim sesungguhnya masih dapat dilihat pada Gajah Tunggal dan PT Satya yang menurut rumor dimiliki oleh Sjamsul.[20] Malah, belakangan di tahun 2019, dua perusahaan yang terikat dengan Sjamsul dulu, PT Equity Development Investment Tbk dan PT Bank Ganesha Tbk, sahamnya juga dibeli oleh perusahaan ini.[21]

Rujukan

Pranala luar