Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat: Perbedaan antara revisi
k Bot: PUEBI ("PT." menjadi "PT") |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 207: | Baris 207: | ||
* [[Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]] |
* [[Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]] |
||
* [[Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]] |
* [[Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]] |
||
* [[Proyek Pengembangan Alusista Militer TNI saat ini]] |
|||
== Daftar Referensi == |
== Daftar Referensi == |
Revisi per 26 Juni 2022 11.38
Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat adalah sistem persenjataan, baik berupa kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat helikopter, dan pelontar roket, yang digunakan oleh pasukan militer yakni TNI-AD untuk bertempur di daratan. Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI-AD tersebar ke berbagai kesatuan atau kecabangan, mulai dari Infanteri, Kavaleri, Artileri Medan (Armed), Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), Zeni, Topografi.[1] Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) memiliki kekuatan yang terpusat pada struktur komando, yakni Kostrad dan Kopassus sebagai kekuatan terpusat, Komando Daerah Militer (Kodam) sebagai kekuatan kewilayahan, dan Balakpus sebagai kekuatan pendukung.[2]
Kebijakan pembangunan sistem Alutsista TNI, baik Angkatan Darat (TNI-AD), Angkatan Laut (TNI-AL), dan Angkatan Udara (TNI-AU), dilakukan dalam rangka memenuhi Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Force (MEF) Komponen Utama 2015-2024, dengan mengedepankan dua pilar, yakni pengadaan alutsista TNI oleh industri pertahanan dalam negeri dan pengadaan alutsista dari luar negeri yang harus diikuti dengan transfer of technology (ToT) dan transfer of Knowledge (ToK). Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014, total anggaran MEF tahap 1 untuk ketiga angkatan TNI adalah sebesar Rp 156 triliun, dengan rincian TNI-AD Rp 24 triliun, TNI-AL Rp 24 triliun, dan TNI-AU Rp 20 triliun.[3]
Pada tahun 2019, anggaran pertahanan pemerintah Indonesia mencapai Rp 121 triliun dan meningkat menjadi Rp 131 triliun pada tahun 2020.[4] Secara total, TNI-AD memiliki alutsista berjumlah 2.148 unit.[5]
Peringkat Global
Mengacu kepada Global Fire Power:[6]
Tahun | Jenis Alutsista | Jumlah Unit | Peringkat |
---|---|---|---|
2019 | Tank tempur | 315 | 52 dari 137 negara |
Kendaraan tempur lapis baja | 1300 | 47 dari 137 negara | |
Artileri Swagerak | 141 | 30 dari 137 negara | |
Artileri tarik | 356 | 30 dari 137 negara | |
Pelontar roket | 36 | 47 dari 137 negara |
Kekuatan Pokok Minimum
Hingga pengujung renstra II (2015-2019), kebutuhan alutsista Minimum Essential Force TNI-AD untuk kendaraan tempur dan pesawat terbang masih belum meningkat. Sedangkan untuk alutsista senjata ringan dan meriam/roket/rudal sudah memenuhi target dan terjadi peningkatan.[7]
Komponen Alutsista | Kondisi Pra MEF | MEF-I (2010-2014) | MEF-II (2015-2019) | MEF-III (2020-2024) | Postur Ideal | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah | Persentase | Jumlah | Persentase | Jumlah | Persentase | Jumlah | Persentase (7/14) | |||||||
s.d MEF-I | s.d MEF-1 (3/11) | Rencana | Capai | s.d MEF-II 11 Desember 2018 (3+6) | s.d MEF-II
11 Des-2018 (6/11) |
Rencana | Capai | s.d MEF-III | Capai | s.d MEF-III | ||||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) | (8) | (9) | (10) | (11) | (12) | (13) | (14) | (15) |
Senjata Ringan | 92.155 | 613.043 | 84,73% | 128.417 | 36.019 | 649.062 | 89,7% | 723.564 | 783.462 | 82,85% | ||||
Meriam/roket/rudal | 962 | 1.144 | 84,49% | 3.035 | 227 | 1.371 | 101,26% | 1.354 | 2.162 | 63,41% | ||||
Kendaraan Tempur | 1.321 | 1.641 | 43,9% | 730 | 359 | 2.000 | 53,5% | 3.738 | 4.858 | 41,17% | ||||
Pesawat Terbang | 67 | 104 | 46,43% | 77 | 17 | 121 | 54,02% | 224 | 1.224 | 9,89% |
Sumber: Ditjen Kuathan Kemnhan (2018)[7]
Kendaraan Tempur
Kendaraan tank tempur yang dimiliki TNI-AD antara lain:
- Tank MBT Leopard 2 berjumlah 103 unit, terdiri atas 42 unit Tank Leopard 2A4 AD dan 61 unit Tank Leopard 2RI dengan teknologi modern berupa night vision. Dalam program minimum essential force (MEF), pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan berencana menambah jumlah unit tank tempur menjadi 164 unit, untuk memperkuat Batalyon Kavaleri (Yon Kav) di Jakarta dan Jawa Timur. Kendaraan Main Battle Tank (MBT) Leopard adalah produksi Jerman dengan berat sekitar 60 ton, panjang 9,9 meter, dan lebar 3,75 meter, yang dipersenjatai meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru dan senjata tambahan 2 x 7,62 mm MG3A1 berisi 4.750 peluru.[8]
- Pindad kendaraan tempur angkut personel APS-3 Anoa menjadi andalan TNI-AD.
- 18 unit tank medium Harimau, produksi Pindad bersama FNSS Turki, dengan diameter kanon 105 mm dan senapan mesin Kaliber 7,62 mm dengan bobot 30-35 ton. Tank jenis ini dilengkapi dengan Battlefield Management System (BMS) yang terintegrasi penuh guna mendukung situasi tempur modern dan dapat berlari dengan kecepatan 70 kilometer per jam di jalan raya dan dilengkapi dengan sistem proteksi 4569 Level 5 untuk standar NATO.[9] 18 unit Tank Harimau ini memperkuat satuan batalyon kavaleri (Yonkav) TNI-AD.[10]
- Kendaraan angkut personel anti-ranjau Hanoman, jenis MRAP satu tipe dengan First Win buatan Chaeseri Defense, Thailand, yang mampu bertahan dari ranjau darat dan bahan peledak improvisasi (IED), memperkuat satuan Kopassus TNI-AD.[10]
- 50 unit kendaraan tempur infanteri Marder IFV buatan Jerman dengan berat sekitar 33 ton dan mampu mengangkut prajurit dengan kapasitas 9 orang. Tank tempur Marder dan Leopard dari satuan Kavaleri. Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan telah menandatangani pembelian 63 unit tank marder pada tahun 2014.[11]
- 22 unit kendaraan tempur infanteri Tarantula 6x6 (Black Fox) dari Korea Selatan.
- 4 unit (+22 unit) kendaraan tempur infanteri Pandur II dari Republik Ceko, namun PT Pindad mendapatakan lisensi untuk memproduksi secara lokal dengan nama Kobra 8x8. Ranpur Kobra yang didatangkan memiliki 3 varian, yaitu Kobra APC (kendaraan pengangkut personel) yang dilengkapi dengan senapan mesin koaksial 7,62 mm, Kobra IFV (kendaraan tempur infanteri) yang dilengkapi dengan kubah RCWS 30 mm, dan Kobra FSV (kendaraan pendukung tembakan) yang akan dilengkapi dengan meriam CT-CV 105 mm. Disebutkan bahwa 22 unit susulan sedang dalam proses pemesanan.
- 15 unit kendaraan angkut personel anti-ranjau Bushmaster Protected Mobility Vehicle (PMV) buatan Thales yang dihibahkan oleh Australia. Bushmaster PMV ini dikabarkan akan menunjang misi perdamaian pasukan PBB Kontingen Garuda. PT Pindad juga bekerjasama dengan Thales dalam memproduksi Bushmaster PMV versi lokal yang dinamakan Sanca MRAP. Bentuk casis V-hull Bushmaster PMV dapat menangkis ledakan dari kendaraan dan penumpangnya dari mulai senapan mesin kaliber 7,62mm, amunisi penusuk lapis baja, pecahan mortar 81mm, ranjau darat, dan bahan peledak improvisasi (IED)
Kendaraan Taktis
Kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI-AD antara lain:
- Rantis Komodo 4x4 adalah kendaraan taktis multiguna yang digunakan oleh personel TNI-AD, dibuat oleh PT Pindad. Kendaraan taktis Komodo ini memiliki beberapa varian, yaitu Komodo APC (kendaraan angkut personel), Komodo Recon (kendaraan pengintai), Komodo Battering Ram (kendaraan pendobrak), Komodo Mistral Atlas (kendaraan anti-pesawat) yang dilengkapi dengan sishanud rudal Mistral.
- Rantis Maung 4x4 adalah kendaraan taktis yang digunakan sebagai kendaraan pengangkut personel militer ringan buatan PT Pindad. Rantis Maung dikabarkan sudah memasuki jejeran rantis TNI-AD sejak 2021.
- Rantis P6 ATAV adalah kendaraan taktis penyerbu ringan buatan PT SSE. Digunakan oleh pasukan khusus angkatan darat. Rantis P6-ATAV ini dilengkapi dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm atau kaliber 5,56 mm, yang bisa dipasang secara tunggal maupun ganda. Bahkan, P6-ATAV juga bisa dipasangi senapan mesin berat M134D Gatling dan pelontar granat.
- Renault Sherpa Light adalah kendaraan taktis multifungsi buatan Perancis. Dibuat versi lokalnya dengan nama Elang 4x4 Dapat dipasangi sistem kubah sishanud rudal Mistral dan senapan mesin kaliber 7,62 mm koaksial dengan sistem kendali RCWS.
- URO Vamtac adalah kendaraan taktis multifungsi buatan Spanyol. Rantis Vamtac ini mengusung sishanud rudal Starstreak dan senapan mesin kaliber 7,62 mm koaksial dengan sistem kendali RCWS.
Kendaraan Zeni Tempur
- AV-RMD (Armoured Vehicle-Remuniciadora), yakni kendaraan taktis penyuplai amunisi berlapis baja dan AV-FCU (Armoured Vehicle- Fire Control Unit), yakni kendaraan taktis untuk mengontrol dan tracking roket. AV-RMD dan AV-FCU dipesan dari Avibras Industria Aerospacial, S.A dan memperkuat pasukan artileri medan (armed) Agustus 2019.[12]
- 18 unit M3 Amphibious Rig, produksi Czechoslovak Group, untuk memperkuat satuan Zeni TNI-AD, termasuk tiga unit rantis pokko, lima unit rantis trackway dan dua unit recovery vehicle, yang datang secara bertahap sejak Juli 2019 hingga akhir tahun 2020. Indonesia tercatat sebagai negara kedua di Asia Tenggara, setelah Singapura, yang memiliki unit ini. M3 Amphibious Rig berfungsi sebagai 'jembatan' untuk melintaskan MBT Leopard 2A4, yang berbobot di atas 60 ton. Kendaraan ini bagaikan truk berukuran raksasa, dengan panja 12,74 meter, lebar 3,35 meter, dan tinggi 3,93 meter dengan laju kecepatan maksimum 80 km/jam. Di bagian lambung truk, terdapat dua ponton besar berbahan aluminium yang dapat diturunkan sebagai 'jembatan' MBT di sungai dan dapat disambungkan ke kapal ferry.[13]
- TNI juga memiliki sejumlah kendaraan zeni tempur yang dapat memperkuat kemampuan tempur satuan Zeni. Kendaraan yang dimiliki yaitu; kendaraan zeni tempur Panzerschnellbrücke Biber AVLB sebanyak 3 unit, kendaraan pemulihan Bergepanzer-3 Büffel ARV sebanyak 3 unit, dan kendaraan pengangkut jembatan taktis Pionierpanzer-2 Dachs AEV sebanyak 3 unit. 3 kendaraan taktis ini menggunakan casis yang sama dari Leopard 2. Diperoleh bersamaan dengan pembelian Leopard 2A4.
Helikopter
- TNI AD memiliki delapan unit helikopter Boeing AH-64E Apache Guardian, salah satu alutsista tercanggih dan terbaik saat ini. Helikopter Apache memperkuat TNI-AD pada tahun 2018 dan ditempatkan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang.[14] Harga helikopter Apache ini adalah Rp 575,7 miliar per unit.[15] Adapun spesifikasi dari Helikopter Apache adalah memiliki berat kotor 6,83 ton, tinggi permukaan roda ke baling-baling adalah 4,64 meter, lebar badan helikopter 4,97 meter, dan panjang badan pesawat 14,96 meter (17,57 meter jika diukur dari baling-baling). Helikopter ini memiliki teknologi radar AN/APG-78 radar Longbow, rudal lepas Hydra 70 dan rudal udara ke permukaan (air-to-surface missile) AGM-114R3 Hellfire.[14]
- TNI AD juga memiliki 7 unit helikopter serbu Mil Mi-35P, salah satu helikopter serbu andalan Rusia sampai saat ini. Helikopter Mi-35P dipersenjatai dengan meriam ganda samping otomatis Gsh-30K 30mm, peluncur roket 240mm, rudal anti-tank AT-9 Ataka, rudal AT-6 Spiral, rudal SA-16, dan rudal FFAR buatan PT Dirgantara Indonesia.
- Pada pertengahan tahun 2020, TNI-AD menerima sembilan helikopter Bell-412EPI seharga US$ 180 juta, produksi Bell Textron Inc Amerika Serikat. Sedangkan persenjataan gattling gun buatan Dillion Aerospace dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia dan peluru dari PT Pindad (Persero). Helikopter Bell-412EPI memiliki spesifikasi 2x mesin Pratt & Whitney PT6T Twin Pac dan memiliki tenaga saat lepas landas 15% lebih besar dari jenis Bell 412 lainnya, serta teknologi kontrol penerbangan 4-axis. Adapun fitur yang dimiliki pesawat ini adalah start mesin otomatis, pembatasan temperatur, instrumen kokpit kaca, dan kontrol mesin digital.[16] Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menargetkan TNI AD dapat memiliki 40 unit Helikopter Bell 412EPI[17]
- 12 Helikopter multiguna AS550/AS555 Fennec yang digunakan sebagai helikopter serbu ringan dari Prancis[18] yang dirakit secara lokal oleh PT Dirgantara Indonesia.
- 9 Helikopter angkut Mil Mi-17V5 buatan Rusia. Dari total 12 helikopter, 3 unit jatuh di tahun 2013, 2019, dan 2020.
Artileri, Peluncur Rudal, dan Pelontar Roket
TNI-AD tercatat memiliki berbagai jenis peluncur multi-roket, artileri swagerak, artileri gandeng, artileri pertahanan gunung, dan meriam salut. Dengan total baterai yang aktif dan non-aktif sebanyak 500+ unit.
- Sistem peluncur multi-roket (MLRS) Avibras ASTROS-II Mk6 AV-LMU, buatan Brasil, dan dioperasikan oleh satuan Artileri Medan (Yon Armed). Kendaraan pelontar roket ini mampu meluncurkan 32 roket hanya dalam waktu enam detik, dengan jangkauan daya ledak hampir dua hektare.[8] Roket Astros II (Artillery Saturation Rocket System II), produksi Avibras Brasil. Dengan senjata terbarunya, Astros 2020 (Mk6), jarak tembak roket Astros dapat mencapai 300 kilometer. Astros di tahun 2020 telah dilengkapi dengan roket GPS 180mm yang disebut SS-AV-40, dengan jarak jangkauan tembak 40 kilometer dan roket SS-150 dengan daya jangkau jarak tembak 150 kilometer. Kaliber roket ini mulai dari 127mm hingga 300mm yang diletakkan pada Tectran VBT-2028 A-6 untuk meningkatkan mobilitas.[19]
- Artileri Swagerak (SPA) Nexter CAESAR 155mm sebanyak 37 unit seharga US$ 141 juta,[20] singkatan dari (CAmion Équipé d'un Système d'ARtillerie), hasil produksi Nexter Systems Prancis, ini memiliki jarak tembak sekitar 42 kilometer dengan menggunakan Extended Range, Full Bore (ERFP) shell dan bisa bertambah daya jangkaunya menjadi lebih dari 50 km dengan menggunakan roket berbantuan roket. Meriam ini dipasang pada casis truk 6x6 dengan memiliki senjata 155mm/152mm dengan sistem kontrol otomatis dan terkomputerisasi.[19] Alutsista Meriam Caesar 155mm ini untuk memperkuat satuan artileri TNI-AD.[21] Pihak Nexter Systems Prancis kemudian bekerjasama dengan PT Pindad untuk memproduksi amunisi Meriam Caesar 155mm.[20]
- Artileri Swagerak (SPA) M109A4 dari Belgia. Senjata ini masuk dalam tipe self-propelled artillery atau biasa disebut howitzer, di mana pasukan bisa dengan sangat leluasa menentukan tata letak pengaturan ruang meriam. Letak mesin berada di sebelah kanan dan sisi pengemudinya di sebelah kiri yang dilengkapi dengan tiga unit periskop untuk membantu pemantauan saat malam hari. M109A4 dibekali senjata Browning M2 kaliber .50BMG atau 12,7mm hingga peluncur granat, L/39 Howitzer M185 kaliber 155mm dengan jangkauan tembak konvensional 18 kilometer dan bisa mencapai 30 kilometer dengan mengunakan Rocket Assisted Projectile (RAP).[19]
- Rudal Mistral Atlas (Advanced Twin Launcher Anti-Air strike), yakni rudal pertahanan udara produksi Prancis, digunakan di atas tank Komodo 4×4 buatan PT Pindad. Unit ini memperkuat satuan Artileri Pertahanan Udara (Yon Arhanud).[22]
Berikut merupakan daftar peluncur rudal dan pelontar roket yang tercatat oleh TNI-AD.
- Multi Purpose Combat Vehicle (MPCV), produksi Prancis, digunakan bersama dengan kendaraan taktis jenis Renault Sherpa Light dengan bobot 15 ton dan bisa diangkut oleh pesawat Hercules C-130. Unit ini memperkuat satuan Artileri Pertahanan Udara (Yon Arhanud).[22]
- Rudal MMS/LML Starstreak, buatan Inggris, yang memperkuat TNI-AD akhir 2019, untuk memperkuat satuan Artileri Pertahanan Udara (Airhanud). MMS dan LML (Lightweight multiple launcher) memiliki jarak jangkau tembakan hingga 7,2 kilometer, satu radar bisa mengoperasikan empat unit MMS dan delapan unit rudal LML Starstreak, yang dioperasikan oleh lima prajurit.[22]
- Peluncur Peluru Kendali Anti-Tank FGM-148 Javelin, sebanyak 25 unit peluncur dengan 180 rudal kaliber 127mm, yang dipesan dari Amerika Serikat pada tahun 2012 senilai US$ 60 juta.[23]
- Peluncur Peluru Kendali Anti-Tank MBT LAW / NLAW buatan SAAB Bofors Dynamics, Swedia bekerjasama dengan Inggris. Peluncur rudal ini dibanderol sebanyak 600 unit dengan rudal berkaliber 150mm.[24]
- Pelontar Roket Sekali Pakai C90-CR (M3)[25] buatan Spanyol. Digunakan oleh satuan pasukan khusus TNI-AD yang berfungsi sebagai anti-armor atau anti-personel bahkan penghancur bunker atau Bunker Buster beramunisi 90mm.
- Peloncur Roket Anti-Tank PF-98 buatan Tiongkok. PF-98 "Queen Bee" yang diopersikan antara 1 sampai 2 awak ini dilengkapi lensa bidik teleskopik optical sight dengan pembesaran 4x. Dengan dukungan tripod, varian batalion dapat meluncurkan roket pada ketinggian 30 derajat hingga -6 derajat. PF-98 "Queen Bee" dengan kaliber 120 mm dapat melontarkan proyektil dengan hulu ledak HEAT (High Explosive Anti Tank) dan tandem HEAT dengan pemicu elektronik. Tandem HEAT digadang Norinco dapat menembus triple armour berstandar NATO dengan ERA (Explosive Reactive Armour).[26]
Lihat pula
- Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
- Alutsista Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
- Proyek Pengembangan Alusista Militer TNI saat ini
Daftar Referensi
- ^ "Latancab TNI AD Kartika Yudha 2019 Kerahkan Alutsista Tercanggih". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ Pertahanan, Kementerian (20 November 2015). Buku Putih Pertahanan Indonesia. DKI Jakarta: Kementerian Pertahanan. hlm. 105. ISBN 978-979-8878-04-6.
- ^ "Permenhan No 19 Tahun 2012: Penyelarasan MEF Komponen Utama" (PDF). Kemenhan. Diakses tanggal 21 Januari 2020.
- ^ Prasetia, Andhika. "Jokowi: Anggaran Pertahanan Dinaikkan Lebih Dari Rp 131 Triliun di 2020". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "Prabowo Masih Prioritaskan Anggaran AD, Matra Lain "Dianaktirikan"". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "2019 Indonesia Military Strength". www.globalfirepower.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-20.
- ^ a b Aulia Fitri, Debora Sanur (November 2019). "Pemberdayaan Industri Pertahanan Nasional Dalam Pemenuhan Minimum Essential Forces (MEF)" (PDF). Info Singkat (Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis). Vol XI, No 22/II/Puslit/November/2019: 26.
- ^ a b "7 Alutsista Canggih TNI, Nomor 3 Bisa Hancurkan Pertahanan Musuh dalam 6 Detik". iNews.ID. 2019-10-05. Diakses tanggal 2020-01-20.
- ^ "Deretan Senjata Baru TNI, Ada Buatan Indonesia". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ a b Sawiyya, Rangga Baswara (2 Oktober 2019). "Alutsista Anyar Siap Meriahkan Parade Hut TNI ke-74". Airspace Review. Diakses tanggal 22 Januari 2020.
- ^ Liputan6.com (2014-09-02). "52 Tank TNI yang Dibeli dari Jerman Tiba di Jakarta". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ Liputan6.com (2019-02-22). "TNI AD Beli Kendaraan Taktis dan Amunisi Roket ke Brasil". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "Zeni Tempur TNI AD Bersiap Terima 18 Unit M3 Amphibious Rig". Indomiliter.com. 2019-07-28. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ a b antaranews.com. "Infografik Apache alutsista canggih TNI AD". Antara News. Diakses tanggal 2020-01-20.
- ^ Hantoro, Juli (2018-05-16). "TNI AD Kini Punya 8 Helikopter Apache Paling Canggih". Tempo. Diakses tanggal 2020-01-20.
- ^ developer, mediaindonesia com (2019-11-27). "TNI AD Akan Terima 9 Helikopter Serbu Terbaru Tahun Depan". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ "Helikopter Bell-412 EPI, Alutsista Terbaru TNI - Katadata.co.id". katadata.co.id. 2019-12-28. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ KOMINFO, PDSI. "Perkuat Hankam Untuk Kedaulatan Negara". Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ a b c "3 Senjata Baru TNI AD, Canggih dan Modern". merdeka.com. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ a b "PT Pindad (Persero) - Ini Dia Amunisi Meriam Caesar 155 yang akan Diproduksi PT Pindad". www.pindad.com. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "Melihat Meriam Caesar 155 Berdaya Tembak 39 KM yang Dipesan Indonesia". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ a b c Aminudin, Muhammad. "Ini Lho Deretan Alutsista Modern yang Dimiliki TNI AD". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ Oleh (2012-11-20). "ATGM Javelin 1 TNI AD". JakartaGreater. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "NLAW: Rudal Anti Tank Infanteri TNI AD, Siap Melibas MBT!". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-10-22. Diakses tanggal 2020-01-22.
- ^ "C90-CR TNI AD: Senjata Anti Tank Sekali Pakai". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-05-26. Diakses tanggal 2021-09-20.
- ^ "PF-98 Queen Bee 120mm: Generasi Roket Anti Tank Terbaru TNI AD". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2015-11-13. Diakses tanggal 2021-09-20.