Mbah Maridjan: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Mas Panewu Suraksaharga itu gelarnya |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 43: | Baris 43: | ||
</ref> |
</ref> |
||
Sejak kejadian [[Gunung Merapi]] akan meletus tahun [[2006]], Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan |
Sejak kejadian [[Gunung Merapi]] akan meletus tahun [[2006]], Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan [[minuman energi]] [[Kuku Bima Ener-G|Kuku Bima Ener-G!]].<ref>{{Cite web|title='Kuku Bima' Terus Tayangkan Iklan Mbah Maridjan Tapi Tak Ada Lagi 'Roso'!|url=https://news.detik.com/berita/d-1476825/kuku-bima-terus-tayangkan-iklan-mbah-maridjan-tapi-tak-ada-lagi-roso|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-07-07}}</ref> |
||
Selain itu, Mbah Maridjan juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah MWC [[Nahdlatul Ulama]] Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga akhir hayatnya. |
Selain itu, Mbah Maridjan juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah MWC [[Nahdlatul Ulama]] Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga akhir hayatnya. |
Revisi per 7 Juli 2022 09.19
Mbah Maridjan | |
---|---|
Lahir | Dukuh Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda | 5 Februari 1927
Meninggal | 26 Oktober 2010 Sleman, Yogyakarta, Indonesia | (umur 83)
Sebab meninggal | Letusan Gunung Merapi 2010 |
Nama lain | Mas Panewu Suraksaharga |
Pekerjaan | Juru kunci Gunung Merapi |
Mbah Maridjan (bergelar Mas Penewu Surakso Hargo; 5 Februari 1927 – 26 Oktober 2010[1]) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi.[butuh rujukan]Dia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu disandangnya sejak tahun 1982.[2]
Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan minuman energi Kuku Bima Ener-G!.[3]
Selain itu, Mbah Maridjan juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga akhir hayatnya.
Kematian
Pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer.[4] Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim.[5] Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius. Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010.[6]
Penghargaan
Almarhum Mbah Maridjan mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, dalam kategori pelestari adat dan tradisi. Pemberian penghargaan dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, pada tanggal 29 November 2011, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.[7]
Iklan
- Kuku Bima (2006-2010)
Talkshow
- Talkshow Mbah Maridjan menjadi "mainan" bintang iklan, Radio Trijaya FM 97.0 Yogyakarta, 2010
Referensi
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-07. Diakses tanggal 2010-11-03.
- ^ Malik, Candra (27 October 2010). "Yogyakarta Palace Claims Premonition of Mbah Maridjan's Death". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 October 2010. Diakses tanggal 28 October 2010.
- ^ "'Kuku Bima' Terus Tayangkan Iklan Mbah Maridjan Tapi Tak Ada Lagi 'Roso'!". detiknews. Diakses tanggal 2022-07-07.
- ^ Merapi Meletus sejak Pukul 17.02
- ^ Merapi Meletus, Warga Panik
- ^ Mbah Maridjan Ditemukan Meninggal Dunia dalam Posisi Sujud di kamar mandi
- ^ Artikel: "Mbah Maridjan Dapat Anugerah Budaya 2011" di kompas.com