Kerajaan Palembang: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 96: | Baris 96: | ||
Maharaja Majapahit, Prabu Brawijaya yang terakhir memiliki putra bernama [[Arya Damar]] (atau setelah memeluk Islam disebut Aria Dilah) yang dikirim ke [[Palembang]] untuk menjadi penguasa. Di Palembang ia menikah dengan saudara [[Demang Lebar Daun]] yang bernama [[Sandang Biduk|Putri Sandang Biduk]], dan diangkat menjadi raja Kerajaan Palembang pada [[1445]].<ref name="Kraton Palembang"></ref> |
Maharaja Majapahit, Prabu Brawijaya yang terakhir memiliki putra bernama [[Arya Damar]] (atau setelah memeluk Islam disebut Aria Dilah) yang dikirim ke [[Palembang]] untuk menjadi penguasa. Di Palembang ia menikah dengan saudara [[Demang Lebar Daun]] yang bernama [[Sandang Biduk|Putri Sandang Biduk]], dan diangkat menjadi raja Kerajaan Palembang pada [[1445]].<ref name="Kraton Palembang"></ref> |
||
===Kaitan dengan Kerajaan Demak=== |
|||
===Kerajaan dibawah Kemaharajaan Majapahit=== |
|||
Salah satu sumber tentang kerajaan ini dapat ditemukan dalam {{lang|jv|[[Pararaton]]}} Majapahit. |
|||
{{quote|꧋ꦱꦶꦫꦒꦗꦃꦩꦣꦥꦠꦶꦃꦄꦩꦁꦏꦸꦧ꧀ꦲꦸꦩꦶꦠꦤ꧀ꦄꦪꦸꦤ꧀ꦄꦩꦸꦏ꧀ꦠꦶꦪꦥꦭꦥ꧈ꦱꦶꦫꦒꦗꦃꦩꦣ꧇“ꦭꦩꦸꦤ꧀ꦲꦸꦮꦸꦱ꧀ꦏꦭꦃꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫꦆꦱꦸꦤ꧀ꦄꦩꦸꦏ꧀ꦠꦶꦥꦭꦥ꧈ꦭꦩꦸꦤ꧀ꦏꦭꦃꦫꦶꦁꦒꦸꦫꦸꦤ꧀ꦫꦶꦁꦱꦺꦫꦤ꧀ꦠñꦗꦸꦁꦥꦸꦫ꧈ꦫꦶꦁꦲꦫꦸ꧈ꦫꦶꦁꦥꦲꦁ꧈ꦣꦺꦴꦩ꧀ꦥꦺꦴ꧈ꦫꦶꦁꦧꦭꦶ꧈ꦱꦸꦤ꧀ꦝ꧈'''ꦥꦭꦺꦩ꧀ꦧꦁ'''꧈ꦠꦸꦩꦱꦶꦏ꧀ꦱꦩꦤꦆꦱꦸꦤ꧀ꦄꦩꦸꦏ꧀ꦠꦶꦥꦭꦥ"꧉}} |
|||
===Bertransforasi menjadi Kesultanan=== |
===Bertransforasi menjadi Kesultanan=== |
Revisi per 7 Juli 2022 20.58
Kerajaan Palembang ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦥꦭꦺꦩ꧀ꦧꦁ Kraton Palembang | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1445–1659[1] | |||||||||
Status | Keraton | ||||||||
Ibu kota | Palembang | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan |
| ||||||||
Agama | |||||||||
Pemerintahan | Keraton dibawah Kemaharajaan | ||||||||
Raja | |||||||||
• 1445-1486[1] | Arya Damar[1] | ||||||||
• 1547 - 1552[1] | Pangeran Sedo Ing Lautan[1] | ||||||||
• 1552-1573[1] | Ki Gede Ing Sura Tuo[1] | ||||||||
• 1573-1590[1] | Ki Gede Ing Sura Mudo[1] | ||||||||
• 1590-1595[1] | Kemas Adipati[1] | ||||||||
• 1595-1596[1] | Den Arya[1] | ||||||||
• 1596-1629[1] | Jamaluddin Mangkurat I[1] | ||||||||
• 1629-1630[1] | Jamaluddin Mangkurat II[1] | ||||||||
• 1630-1639[1] | Jamaluddin Mangkurat III[1] | ||||||||
• 1639-1650[1] | Jamaluddin Mangkurat IV[1] | ||||||||
• 1651-1652[1] | Jamaluddin Mangkurat V[1] | ||||||||
Legislatif | Majapahit | ||||||||
- Istana kerajaan | Keraton Palembang | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Pendirian | 1445 | ||||||||
• Tranformasi menjadi Kesultanan Palembang | 1659[1] | ||||||||
Mata uang | Pitis Palembang (akhir masa kerajaan)
| ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | ![]() | ||||||||
Kerajaan Palembang (bahasa Jawa: ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦥꦭꦺꦩ꧀ꦧꦁ, translit. Kraton Palembang) adalah sebuah kerajaan historis yang didirikan oleh pria Jawa bernama Arya Damar di pulau Sumatra bagian tenggara (kini merupakan wilayah Sumatra Selatan).[1] Kerajaan ini merupakan kerajaan bagian dari Kemaharajaan Majapahit.[1]
Sejarah
Asal-usul
Sebagai salah satu kerajaan dibawah Kemaharajaan Majapahit, Kerajaan Palembang memiliki kaitan erat dengan kerajaan-kerajaan Jawa yang lainnya seperti Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, dan Kerajaan Mataram.[1]
Maharaja Majapahit, Prabu Brawijaya yang terakhir memiliki putra bernama Arya Damar (atau setelah memeluk Islam disebut Aria Dilah) yang dikirim ke Palembang untuk menjadi penguasa. Di Palembang ia menikah dengan saudara Demang Lebar Daun yang bernama Putri Sandang Biduk, dan diangkat menjadi raja Kerajaan Palembang pada 1445.[1]
Kaitan dengan Kerajaan Demak
Bertransforasi menjadi Kesultanan
Kerajaan ini mengalami transformasi menjadi Kesultanan Palembang pada tahun 1659 yang didirikan ulang oleh pria Jawa bernama Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai bagian atau pecahan dari Kesultanan Mataram.
Daftar raja-raja
Ke- | Periode | Foto | Nama raja-raja |
---|---|---|---|
1 | 1455-1486 | Arya Damar | |
2 | 1547 - 1552 | Pangeran Sedo Ing Lautan | |
3 | 1552-1573 | Kiai Gede ing Suro Tuo | |
4 | 1573-1590 | Kiai Gede ing Suro Mudo (Kiai Mas Anom Adipati Ing Suro) | |
5 | 1590-1595 | Kiai Mas Adipati | |
6 | 1595-1629 | Pangeran Madi Angsoko | |
7 | 1629-1630 | Pangeran Madi Alit | |
8 | 1630-1639 | Pangeran Sedo in Puro | |
9 | 1639-1650 | Pangeran Sido ing Kenayan | |
10 | 1651-1652 | Pangeran Sido Ing Pesarean | |
11 | 1652-1659 | Jamaludin Mangkurat VI |