Lompat ke isi

Kerajaan Palembang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farhan Curious (bicara | kontrib)
k Sila diskusikan
Immortal Fact (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 112: Baris 112:
===Bertransformasi menjadi Kesultanan===
===Bertransformasi menjadi Kesultanan===
{{main|Kesultanan Palembang}}
{{main|Kesultanan Palembang}}
[[File:De verovering van de stad Palembang in 1659 De verovering van Palimbang door van der Laan. (titel op object), RP-P-OB-47.821.jpg|thumb|350px|Gambaran suasana wilayah Kerajaan Palembang oleh kolonial Belanda, gambaran ini berjudul "Penaklukan Kota Palembang tahun [[1659]]" yang menyiratkan bahwa masa itu adalah masa akhir Kerajaan Palembang sebelum dilakukan penyerangan oleh Belanda]]
Penjajahan Belanda keatas tanah Palembang memberikan dampak yang merugikan bagi pihak Kerajaan Palembang, pertempuran antara pihak Kerajaan Palembang dengan kolonial Belanda terjadi pada [[1659]] yang mengakibatkan Keraton Kuto Gawang terbakar. Jamaluddin Mangkurat VI pada masa itu menyerahkan kepemimpinannya kepada adiknya, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi. Sedangkan ia mengungsi ke Saka Tiga sampai akhir hayatnya dan di sana pula jasadnya dikebumikan.<ref name="Kraton Palembang"></ref>&nbsp;
Penjajahan Belanda keatas tanah Palembang memberikan dampak yang merugikan bagi pihak Kerajaan Palembang, pertempuran antara pihak Kerajaan Palembang dengan kolonial Belanda terjadi pada [[1659]] yang mengakibatkan Keraton Kuto Gawang terbakar. Jamaluddin Mangkurat VI pada masa itu menyerahkan kepemimpinannya kepada adiknya, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi. Sedangkan ia mengungsi ke Saka Tiga sampai akhir hayatnya dan di sana pula jasadnya dikebumikan.<ref name="Kraton Palembang"></ref>&nbsp;


Pada masa itu, melihat kemerosotan Kerajaan Palembang, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi tak lagi sanggup untuk meneruskan tahta kerajaan yang menyebabkan kerajaan ini mengalami transformasi menjadi [[Kesultanan Palembang]] yang dibina ulang oleh pria Jawa bernama Sri Susuhunan Abdurrahman, yang mana kesultanan tersebut merupakan bagian atau pecahan dari [[Kesultanan Mataram]].&nbsp;
Pada masa itu, melihat kemerosotan Kerajaan Palembang, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi tak lagi sanggup untuk meneruskan tahta kerajaan yang menyebabkan kerajaan ini mengalami transformasi menjadi [[Kesultanan Palembang]] yang dibina ulang oleh pria Jawa bernama Sri Susuhunan Abdurrahman, yang mana kesultanan tersebut merupakan bagian atau pecahan dari [[Kesultanan Mataram]].&nbsp;


==Daftar raja-raja==
==Daftar raja-raja==

Revisi per 11 Juli 2022 22.00

Kerajaan Palembang

ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦥꦭꦺꦩ꧀ꦧꦁ
Kraton Palembang[a]
Palembang Lamo[2]
14451659[1]
StatusKerajaan dibawah kuasa Kemaharajaan Majapahit
Ibu kotaPalembang
Bahasa yang umum digunakan
Bahasa resmi

Jawa[1]

Bahasa lain

Palembang

Agama
PemerintahanMonarki
Raja 
• 1445-1486[1]
Adipati[4][b] Arya Damar[1][5]
• 1547 - 1552[1]
Pangeran Sedo Ing Lautan[1]
• 1552-1573[1]
Ki Gede Ing Sura Tuo[1]
• 1573-1590[1]
Ki Gede Ing Sura Mudo[1]
• 1590-1595[1]
Kemas Adipati[1] 
• 1595-1596[1]
Den Arya[1]
• 1596-1629[1]
Jamaluddin Mangkurat I[1] 
• 1629-1630[1]
Jamaluddin Mangkurat II[1]
• 1630-1639[1]
Jamaluddin Mangkurat III[1]
• 1639-1650[1]
Jamaluddin Mangkurat IV[1]
• 1651-1652[1]
Jamaluddin Mangkurat V[1] 
Legislatif Majapahit[2]
Sejarah 
• Pendirian
1445
• Tranformasi menjadi Kesultanan Palembang
1659[1]
Mata uang
Pitis Palembang (akhir masa kerajaan)
Didahului oleh
Digantikan oleh
Sriwijaya
kslKesultanan
Palembang
Berkas:Bendera Kesultanan SMB II.png
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Palembang (bahasa Jawa: ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦥꦭꦺꦩ꧀ꦧꦁ, translit. Kraton Palembang) adalah sebuah kerajaan historis yang didirikan oleh pangeran Majapahit bernama Arya Damar di pulau Sumatra bagian tenggara (kini merupakan wilayah Sumatra Selatan).[1][5] Kerajaan ini merupakan kerajaan bagian dari Kemaharajaan Majapahit.[1][2]

Sejarah

Asal-usul

Sebagai salah satu kerajaan dibawah Kemaharajaan Majapahit, Kerajaan Palembang memiliki kaitan erat dengan kerajaan-kerajaan Jawa yang lainnya seperti Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, dan Kerajaan Mataram.[1][5]

Maharaja Majapahit, Prabu Brawijaya yang terakhir memiliki putra bernama Arya Damar (setelah memeluk Islam dikenali sebagai Aria Dilah atau Ario Abdillah)[6] yang dikirim ke Palembang untuk menjadi penguasa.[5] Di Palembang ia menikah dengan saudara Demang Lebar Daun yang bernama Putri Sandang Biduk, dan diangkat menjadi adipati[4] atau raja Kerajaan Palembang pada 1445.[1]  

Kaitan dengan Kerajaan Demak

Pada saat Raden Patah menjadi raja Demak I (1478-1518), ia berhasil memperbesar kekuasaannya dan menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Akan tetapi, kerajaan Demak tidak dapat bertahan lama karena terjadinya kemelut perang saudara dimana setelah Pangeran Trenggono Sultan Demak III (anak Raden Patah) wafat, terjadilah kekacauan dan perebutan kekuasaan antara saudaranya dan anaknya.[1] Saudaranya, mengakibatkan sejumlah bangsawan Demak melarikan diri kembali ke Palembang.[1] Rombongan bangsawan dari Demak inilah yang kemudian menjadi para pembesar Kerajaan Palembang.[1]

Bertransformasi menjadi Kesultanan

Gambaran suasana wilayah Kerajaan Palembang oleh kolonial Belanda, gambaran ini berjudul "Penaklukan Kota Palembang tahun 1659" yang menyiratkan bahwa masa itu adalah masa akhir Kerajaan Palembang sebelum dilakukan penyerangan oleh Belanda

Penjajahan Belanda keatas tanah Palembang memberikan dampak yang merugikan bagi pihak Kerajaan Palembang, pertempuran antara pihak Kerajaan Palembang dengan kolonial Belanda terjadi pada 1659 yang mengakibatkan Keraton Kuto Gawang terbakar. Jamaluddin Mangkurat VI pada masa itu menyerahkan kepemimpinannya kepada adiknya, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi. Sedangkan ia mengungsi ke Saka Tiga sampai akhir hayatnya dan di sana pula jasadnya dikebumikan.[1] 

Pada masa itu, melihat kemerosotan Kerajaan Palembang, Pangeran Kesumo Abdurrohim Kemas Hindi tak lagi sanggup untuk meneruskan tahta kerajaan yang menyebabkan kerajaan ini mengalami transformasi menjadi Kesultanan Palembang yang dibina ulang oleh pria Jawa bernama Sri Susuhunan Abdurrahman, yang mana kesultanan tersebut merupakan bagian atau pecahan dari Kesultanan Mataram

Daftar raja-raja

Ke- Periode Foto Nama raja-raja
1 1445-1486[1] Arya Damar[1][5]
2 1547-1552[1] Pangeran Sedo Ing Lautan[1]
3 1552-1573[1] Ki Gede Ing Sura Tuo[1]
4 1573-1590[1] Ki Gede Ing Sura Mudo[1]
5 1590-1595[1] Kemas Adipati[1]
6 1595-1596[1] Den Arya[1]
7 1596-1629[1] Jamaluddin Mangkurat I[1]
8 1629-1630[1] Jamaluddin Mangkurat II[1]
9 1630-1639[1] Jamaluddin Mangkurat III[1]
10 1639-1650[1] Jamaluddin Mangkurat IV[1]
11 1651-1652[1] Jamaluddin Mangkurat V[1]
12 1652-1659[1] Jamaludin Mangkurat VI[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg Abdi Dalem (Jegho) Kraton Palembang. "Asal-usul Keraton Palembang". Laman Resmi Kraton Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam. Palembang. 
  2. ^ a b c "Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Ziarah Ke Makam Aryo Dillah Pendiri Kerajaan Palembang". 2021. ...Ia sebenarnya mewakili Kemaharajaan Majapahit di Palembang Lamo (atau nantinya disebut Kerajaan Palembang), dengan gelar Adipati Ario Damar... 
  3. ^ Kurniawan, Agus (2018). Kerajaan Islam Di Wilayah Sumatera. 
  4. ^ a b "Sejarah Desa Damarjati Sukorejo". Kabupaten Kendal: Sistem Informasi Desa dan Kelurahan Kabupaten Kendal. Arya Damar memang merupakan tokoh yang pada nantinya akan menjadi Adipati (raja muda) Palembang, namun sebelum Arya Damar menjajaki bumi Palembang tentu saja napak tilas di bumi Jawa sangatlah besar pengaruhnya... 
  5. ^ a b c d e Sulistiono. Raden Patah: Pendiri Kerajaan Demak. ISBN 978-602-97650-5-2. Arya Damar memperistri istri pertama Brawijaya V yang sedang mengandung Raden Patah dan menjadi raja di Palembang 
  6. ^ "Ario Abdillah (Arya Damar): Penyebar Islam dari Palembang". 2019. 

Catatan kaki

  1. ^ Kraton Palembang adalah nama resmi dari Kerajaan Palembang[1]
  2. ^ Adipati ialah gelar raja muda (sebuah gelar raja dibawah kekuasaan maharaja), hal ini lantaran Kerajaan Palembang adalah kerajaan bagian dibawah penguasaan Kemaharajaan Majapahit