Lompat ke isi

Heiho: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rodina35 (bicara | kontrib)
Penyesuaian huruf kanji untuk Kenpeiho dan Kaigun Heiho, penyeragaman format penulisan untuk istilah yang mengandung kanji, penyesuaian beberapa ejaan kata dan kalimat.
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Heiho uniform on mannequin, Monjali.jpg|jmpl|401x401px|Seragam Heiho.]]
[[Berkas:Heiho uniform on mannequin, Monjali.jpg|jmpl|401x401px|Seragam Heiho.]]
{{nihongo|'''Heiho'''|兵補|''Heiho''|tentara pembantu}} adalah [[pasukan]] yang terdiri dari bangsa [[Indonesia]] yang dibentuk oleh tentara pendudukan [[Jepang]] di Indonesia pada masa [[Perang Dunia II]].<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/heiho|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2020-08-17}}</ref> Heiho juga termasuk salah satu [[organisasi]] [[militer]] yang dibentuk selain [[PETA]] dan [[Gyugun]]. Tapi, pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dengan Heiho tidak pernah diberi pangkat atau jabatan yang tinggi. Berbeda bagi pemuda yang tergabung dalam PETA atau Gyugun yang selalu ada promosi kenaikan pangkat atau jabatan. Diskriminasi ini berlanjut ketika seluruh Heiho angkatan darat atau angkatan laut harus memberi hormat kepada warga Jepang, baik itu sipil maupun militer.<ref name=":1">{{Cite book|last=Pringgodigdo|first=Prof Mr Ag|date=1991-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=BJrFsQ0SwzgC&pg=PA844&lpg=PA844&dq=heiho&source=bl&ots=vLoU6mAVjN&sig=ACfU3U1rQ2IKzTprtw1E0j4aRaPllU37FQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj26_vYgqLrAhXIZSsKHa5YBZM4KBDoATADegQICBAB#v=onepage&q=heiho&f=false|title=Ensiklopedi Umum|publisher=Kanisius|isbn=978-979-413-522-8|language=id}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{nihongo|'''Heiho'''|兵補|Heiho|'Tentara Pembantu'}} adalah [[pasukan]] yang terdiri dari [[Pribumi-Nusantara|bangsa Indonesia]] yang dibentuk oleh tentara pendudukan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] di [[Indonesia: Era Jepang|Indonesia]] pada masa [[Perang Dunia II]].<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/heiho|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2020-08-17}}</ref> Heiho juga termasuk salah satu [[organisasi militer]] yang dibentuk oleh Jepang selain [[PETA]] dan [[Giyugun]]. Akan tetapi, pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dalam Heiho tidak pernah diberi pangkat atau jabatan yang tinggi. Kondisi ini berbeda dengan pemuda yang tergabung dalam PETA atau Giyugun, yang selalu mendapatkan promosi kenaikan pangkat atau jabatan. Diskriminasi ini berlanjut ketika seluruh Heiho Angkatan Darat atau Angkatan Laut harus memberi hormat kepada warga Jepang, baik itu [[Warga sipil|sipil]] maupun militer.<ref name=":1">{{Cite book|last=Pringgodigdo|first=Prof Mr Ag|date=1991-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=BJrFsQ0SwzgC&pg=PA844&lpg=PA844&dq=heiho&source=bl&ots=vLoU6mAVjN&sig=ACfU3U1rQ2IKzTprtw1E0j4aRaPllU37FQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj26_vYgqLrAhXIZSsKHa5YBZM4KBDoATADegQICBAB#v=onepage&q=heiho&f=false|title=Ensiklopedi Umum|publisher=Kanisius|isbn=978-979-413-522-8|language=id}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


Selain itu, ada juga perbedaan gaji, akomodasi, dan makanan dengan 兵隊 ''heitai'' (tentara) yang disesuaikan dengan strata sosial anggota Heiho sendiri. Dalam satu [[Bulan (penanggalan)|bulan]], [[gaji]] seorang Heiho hanya 30,00 [[rupiah]] untuk bujangan dan 35,00 [[rupiah]] untuk anggota yang telah berumah tangga.<ref>{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|date=2019-02-25|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=5zaLDwAAQBAJ&q=Heiho#v=snippet&q=Heiho&f=false|title=Nusantara Membara "Heiho" - Barisan Pejuang Indonesia yang Terlupakan|location=|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-04-9064-9|pages=66|language=id|url-status=live}}</ref> Padahal para pemuda berharap, perekrutan masuk Heiho ini sebagai pijakan karier militer untuk meningkatkan strata sosial (digaji Jepang) dan terhindar dari sistem [[Romusa]] (kerja paksa).<ref name=":0">{{Cite web|last=Okezone|date=2015-04-22|title=Kronik Heiho dari Front Pasifik Hingga Revolusi : Okezone Nasional|url=https://nasional.okezone.com/read/2015/04/21/337/1138012/kronik-heiho-dari-front-pasifik-hingga-revolusi|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref>
Selain itu, ada juga perbedaan gaji, akomodasi, dan makanan dengan {{nihongo||兵隊|heitai|'tentara'}} yang disesuaikan dengan strata sosial anggota Heiho sendiri. Dalam satu [[Bulan (penanggalan)|bulan]], [[gaji]] seorang personel Heiho hanya 30,00 [[rupiah]] untuk bujangan dan 35,00 rupiah untuk anggota yang telah berumah tangga.<ref>{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|date=2019-02-25|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=5zaLDwAAQBAJ&q=Heiho#v=snippet&q=Heiho&f=false|title=Nusantara Membara "Heiho" - Barisan Pejuang Indonesia yang Terlupakan|location=|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-04-9064-9|pages=66|language=id|url-status=live}}</ref> Padahal, para pemuda berharap perekrutan masuk Heiho dapat dijadikan pijakan karier militer untuk meningkatkan strata sosial dan menghindari sistem [[romusa]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Okezone|date=2015-04-22|title=Kronik Heiho dari Front Pasifik Hingga Revolusi : Okezone Nasional|url=https://nasional.okezone.com/read/2015/04/21/337/1138012/kronik-heiho-dari-front-pasifik-hingga-revolusi|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref>


==Pembentukan==
==Pembentukan==
[[Berkas:Heiho propagandafilm.webm|jmpl|231x231px|Film propaganda Jepang yang mempromosikan Heiho]]
[[Berkas:Heiho propagandafilm.webm|jmpl|231x231px|Film propaganda Jepang yang mempromosikan Heiho]]
Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi [[Markas Besar Kekaisaran Jepang]] [[Kantor Staf Umum Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|Bagian Angkatan Darat]] pada tanggal [[2 September]] [[1942]] dan mulai merekrut anggota pada [[22 April]] [[1943]].<ref name=":0" /> {{Nihongo|Departemen [[Humas]]|宣伝部|Sendenbu}} mempropagandakan bahwa Heiho merupakan suatu kesempatan bagi para pemuda untuk berbakti kepada tanah air dan bangsa. Syarat menjadi anggota Heiho adalah berusia [[18]]-[[25]] tahun, memiliki tinggi minimal 110 [[Sentimeter|cm]], berat badan 45 [[kg]], sehat jasmani dan rohani, berperilaku baik, dan berpendidikan minimal tamatan [[sekolah dasar]].<ref>{{Cite web|last=Matang|first=Pozan|date=2016-06-09|title=Semangat Juang Chik Lah, Eks Tentara Heiho|url=https://www.pikiranmerdeka.co/news/semangat-juang-chik-lah-eks-tentara-heiho/|website=Pikiran Merdeka|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref> Para pemuda yang terpilih dijanjikan menjadi anggota [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|Angkatan Darat]] dan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]].
Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal [[2 September]] [[1943]] dan mulai merekrut anggota pada [[22 April]] [[1943]].<ref name=":0" />
宣伝部 ''Sendenbu'' ([[Humas]]) mempropagandakan bahwa Heiho merupakan suatu kesempatan bagi para pemuda untuk berbakti kepada tanah air dan bangsa. Syarat menjadi anggota Heiho adalah seorang pemuda yang memiliki usia [[18]]-[[25]] tahun, memiliki tinggi minimal 110 [[Sentimeter|cm]] dan berat badan 45 [[kg]], sehat jasmani dan rohani, berperilaku baik, dan berpendidikan minimal tamatan [[sekolah dasar]].<ref>{{Cite web|last=Matang|first=Pozan|date=2016-06-09|title=Semangat Juang Chik Lah, Eks Tentara Heiho|url=https://www.pikiranmerdeka.co/news/semangat-juang-chik-lah-eks-tentara-heiho/|website=Pikiran Merdeka|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref> Para pemuda yang terpilih dijanjikan menjadi anggota [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|Angkatan Darat]] dan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]].


Tapi, kenyataannya Heiho malah membantu pekerjaan kasar militer pada satuan angkatan perang Jepang, seperti membangun kubu, parit pertahanan, dan menjaga tahanan. Oleh karena itu, Heiho disebut juga barisan tenaga pekerja yang tidak diberi senjata kemiliteran lengkap. Senjata yang diberikan hanya satu 隊剣 ''taiken'' ([[sangkur]]) yang sudah menjadi bagian mutlak perlengkapan yang dipakai. Kemudian, para anggota ''Heiho'' diberi senjata ketika Jepang sudah terdesak oleh [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|pasukan Sekutu]]. Mereka pun ikut berperang bersama para serdadu Jepang.<ref>{{Cite book|last=Sihombing|first=O. D. P.|date=1962|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=6ipNVMtlUakC&focus=searchwithinvolume&q=Heiho|title=Pemuda Indonesia menantang fasisme Djepang|publisher=Sinar Djaya|language=ms}}</ref> Selain itu, Heiho justru turut diikutkan ke berbagai medan [[Perang Pasifik]] yang sesungguhnya, seperti di [[Filipina]], [[Thailand]], [[Morotai]], [[Rabaul]] (kini bagian dari [[Papua Nugini]]), [[Balikpapan]], dan [[Burma]].<ref name=":1" />
Akan tetapi, pada kenyataannya, Heiho malah ditugaskan membantu pekerjaan kasar militer pada satuan angkatan perang Jepang, seperti membangun kubu, parit pertahanan, dan menjaga tahanan. Oleh karena itu, Heiho disebut juga barisan tenaga pekerja yang tidak diberi senjata kemiliteran lengkap. Senjata yang diberikan hanya satu {{Nihongo|2=隊剣|3=taiken|4='[[sangkur]]'}} yang sudah menjadi bagian mutlak perlengkapan yang dipakai. Para anggota Heiho baru diberi senjata ketika Jepang sudah terdesak oleh [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|pasukan Sekutu]].<ref>{{Cite book|last=Sihombing|first=O. D. P.|date=1962|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=6ipNVMtlUakC&focus=searchwithinvolume&q=Heiho|title=Pemuda Indonesia menantang fasisme Djepang|publisher=Sinar Djaya|language=ms}}</ref> Mereka kemudian turut diikutkan untuk berperang bersama para serdadu Jepang di berbagai medan [[Perang Pasifik]] yang sesungguhnya, seperti di [[Filipina]], [[Thailand]], [[Morotai]], [[Rabaul]] (kini bagian dari [[Papua Nugini]]), [[Balikpapan]], dan [[Burma]].<ref name=":1" /> Lantaran masih kurangnya pelatihan, mereka lebih sering dijadikan tameng peluru atau martir [[bom bunuh diri]] ketika Jepang menyerah.


Lantaran masih kurangnya pelatihan, mereka lebih sering dijadikan tameng peluru atau martir [[bom bunuh diri]] ketika Jepang menyerah. Setelah mendapat pelatihan beberapa bulan, pasukan Heiho dianggap memiliki kemampuan militer yang lebih baik ketimbang pasukan [[PETA]]. Atas dasar itu, pasukan Heiho banyak ditugaskan di unit-unit penangkis serangan udara, artileri lapangan, tank, mortir, dan transportasi. Perekrutan Heiho pada angkatan darat Jepang kemudian diikuti oleh perekrutan 憲兵法 ''kempeiho'' (Polisi Militer Hukum) bagi ''[[Kempetai]]'' maupun 軍兵 ''keigun heiho'' (Tentara Strategis) bagi angkatan laut Jepang. Heiho tidak memiliki komandan dari bangsa Indonesia, tapi berada di bawah komando tentara Jepang. Latihan yang diberikan tidak berkaitan dengan organisasi dan dan latihan teori kemiliteran, melainkan berkaitan dengan stamina fisik, 精神 ''seishin'' (semangat), dan keberanian yang tidak mengenal rasa sakit dan tidak takut kematian. <ref>{{Cite book|last=Mhd|first=Syafaruddin Usman|last2=Din|first2=Isnawita|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=QDbFjJBQgm8C&pg=PA31&lpg=PA31&dq=heiho&source=bl&ots=BzDFFEd3CB&sig=ACfU3U1_1LQ5wBnrUyeV-_5N6tct-L2zlQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj26_vYgqLrAhXIZSsKHa5YBZM4KBDoATACegQICRAB#v=onepage&q=heiho&f=false|title=Peristiwa Mandor berdarah|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-109-2|language=id}}</ref> Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang (Jawa 24.873, Timor 2.504, dan 15.000 daerah lain) dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan oleh PPKI setelah Jepang menyerah pada [[Belanda]] dan sebagian anggotanya dialihkan menjadi anggota [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR).<ref>{{Cite web|title=Amat Jantan Indonesia|url=https://historia.id/politik/articles/amat-jantan-indonesia-DrZED|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref>
Setelah mendapat pelatihan beberapa bulan, pasukan Heiho dianggap memiliki kemampuan militer yang lebih baik daripada pasukan [[PETA]]. Atas dasar itu, pasukan Heiho banyak ditugaskan di unit-unit [[pertahanan udara]], [[Artileri Medan|artileri medan]], [[tank]], [[mortir]], dan [[Logistik militer|logistik]]. Perekrutan Heiho pada Angkatan Darat Kekaisaran Jepang kemudian diikuti oleh perekrutan {{nihongo||憲兵補|Kenpeiho|'Pembantu Polisi Militer'}} bagi [[Kempetai]] dan {{nihongo||海軍兵補|Kaigun Heiho|'Tentara Pembantu Angkatan Laut'}} bagi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Heiho tidak memiliki komandan dari bangsa Indonesia, tapi berada di bawah komando tentara Jepang. Latihan yang diberikan tidak berkaitan dengan organisasi dan teori kemiliteran, melainkan berkaitan dengan stamina fisik, {{nihongo||精神|seishin|'mental'}}, dan keberanian yang tidak mengenal rasa sakit dan tidak takut kematian.<ref>{{Cite book|last=Mhd|first=Syafaruddin Usman|last2=Din|first2=Isnawita|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=QDbFjJBQgm8C&pg=PA31&lpg=PA31&dq=heiho&source=bl&ots=BzDFFEd3CB&sig=ACfU3U1_1LQ5wBnrUyeV-_5N6tct-L2zlQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj26_vYgqLrAhXIZSsKHa5YBZM4KBDoATACegQICRAB#v=onepage&q=heiho&f=false|title=Peristiwa Mandor berdarah|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-109-2|language=id}}</ref> Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang ([[Jawa]] 24.873, [[Pulau Timor|Timor]] 2.504, dan 15.000 di daerah lain) dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan oleh [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] setelah Jepang menyerah pada [[Belanda]] dan sebagian anggotanya dialihkan menjadi anggota [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR).<ref>{{Cite web|title=Amat Jantan Indonesia|url=https://historia.id/politik/articles/amat-jantan-indonesia-DrZED|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-08-17}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 13 Juli 2022 08.34

Seragam Heiho.

Heiho (兵補, Heiho, 'Tentara Pembantu') adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II.[1] Heiho juga termasuk salah satu organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang selain PETA dan Giyugun. Akan tetapi, pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dalam Heiho tidak pernah diberi pangkat atau jabatan yang tinggi. Kondisi ini berbeda dengan pemuda yang tergabung dalam PETA atau Giyugun, yang selalu mendapatkan promosi kenaikan pangkat atau jabatan. Diskriminasi ini berlanjut ketika seluruh Heiho Angkatan Darat atau Angkatan Laut harus memberi hormat kepada warga Jepang, baik itu sipil maupun militer.[2]

Selain itu, ada juga perbedaan gaji, akomodasi, dan makanan dengan heitai (兵隊, 'tentara') yang disesuaikan dengan strata sosial anggota Heiho sendiri. Dalam satu bulan, gaji seorang personel Heiho hanya 30,00 rupiah untuk bujangan dan 35,00 rupiah untuk anggota yang telah berumah tangga.[3] Padahal, para pemuda berharap perekrutan masuk Heiho dapat dijadikan pijakan karier militer untuk meningkatkan strata sosial dan menghindari sistem romusa.[4]

Pembentukan

Film propaganda Jepang yang mempromosikan Heiho

Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Markas Besar Kekaisaran Jepang Bagian Angkatan Darat pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.[4] Departemen Humas (宣伝部, Sendenbu) mempropagandakan bahwa Heiho merupakan suatu kesempatan bagi para pemuda untuk berbakti kepada tanah air dan bangsa. Syarat menjadi anggota Heiho adalah berusia 18-25 tahun, memiliki tinggi minimal 110 cm, berat badan 45 kg, sehat jasmani dan rohani, berperilaku baik, dan berpendidikan minimal tamatan sekolah dasar.[5] Para pemuda yang terpilih dijanjikan menjadi anggota Angkatan Darat dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Akan tetapi, pada kenyataannya, Heiho malah ditugaskan membantu pekerjaan kasar militer pada satuan angkatan perang Jepang, seperti membangun kubu, parit pertahanan, dan menjaga tahanan. Oleh karena itu, Heiho disebut juga barisan tenaga pekerja yang tidak diberi senjata kemiliteran lengkap. Senjata yang diberikan hanya satu taiken (隊剣, 'sangkur') yang sudah menjadi bagian mutlak perlengkapan yang dipakai. Para anggota Heiho baru diberi senjata ketika Jepang sudah terdesak oleh pasukan Sekutu.[6] Mereka kemudian turut diikutkan untuk berperang bersama para serdadu Jepang di berbagai medan Perang Pasifik yang sesungguhnya, seperti di Filipina, Thailand, Morotai, Rabaul (kini bagian dari Papua Nugini), Balikpapan, dan Burma.[2] Lantaran masih kurangnya pelatihan, mereka lebih sering dijadikan tameng peluru atau martir bom bunuh diri ketika Jepang menyerah.

Setelah mendapat pelatihan beberapa bulan, pasukan Heiho dianggap memiliki kemampuan militer yang lebih baik daripada pasukan PETA. Atas dasar itu, pasukan Heiho banyak ditugaskan di unit-unit pertahanan udara, artileri medan, tank, mortir, dan logistik. Perekrutan Heiho pada Angkatan Darat Kekaisaran Jepang kemudian diikuti oleh perekrutan Kenpeiho (憲兵補, 'Pembantu Polisi Militer') bagi Kempetai dan Kaigun Heiho (海軍兵補, 'Tentara Pembantu Angkatan Laut') bagi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Heiho tidak memiliki komandan dari bangsa Indonesia, tapi berada di bawah komando tentara Jepang. Latihan yang diberikan tidak berkaitan dengan organisasi dan teori kemiliteran, melainkan berkaitan dengan stamina fisik, seishin (精神, 'mental'), dan keberanian yang tidak mengenal rasa sakit dan tidak takut kematian.[7] Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang (Jawa 24.873, Timor 2.504, dan 15.000 di daerah lain) dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan oleh PPKI setelah Jepang menyerah pada Belanda dan sebagian anggotanya dialihkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).[8]

Referensi

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-08-17. 
  2. ^ a b Pringgodigdo, Prof Mr Ag (1991-01-01). Ensiklopedi Umum. Kanisius. ISBN 978-979-413-522-8. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Oktorino, Nino (2019-02-25). Nusantara Membara "Heiho" - Barisan Pejuang Indonesia yang Terlupakan. Elex Media Komputindo. hlm. 66. ISBN 978-602-04-9064-9. 
  4. ^ a b Okezone (2015-04-22). "Kronik Heiho dari Front Pasifik Hingga Revolusi : Okezone Nasional". Diakses tanggal 2020-08-17. 
  5. ^ Matang, Pozan (2016-06-09). "Semangat Juang Chik Lah, Eks Tentara Heiho". Pikiran Merdeka. Diakses tanggal 2020-08-17. 
  6. ^ Sihombing, O. D. P. (1962). Pemuda Indonesia menantang fasisme Djepang (dalam bahasa Melayu). Sinar Djaya. 
  7. ^ Mhd, Syafaruddin Usman; Din, Isnawita (2009). Peristiwa Mandor berdarah. Media Pressindo. ISBN 978-979-788-109-2. 
  8. ^ "Amat Jantan Indonesia". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-08-17.