Nelly Pauna Situmorang: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RushingBot (bicara | kontrib) k →top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, removed: {{negara|Indonesia}}, {{negara|Belanda}} |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|birth_name = |
|birth_name = |
||
|birth_date = {{Birth date and age|1924|9|10}} |
|birth_date = {{Birth date and age|1924|9|10}} |
||
|birth_place = |
|birth_place = [[Solok]], [[Sumatra Barat]] |
||
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
||
|death_place = |
|death_place = |
||
|nationality = |
|nationality = [[Indonesia]] |
||
|other_names = |
|other_names = |
||
|alma_mater = Sekolah Polisi Negara (SPN), [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatra Tengah |
|alma_mater = Sekolah Polisi Negara (SPN), [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatra Tengah |
Revisi per 24 Agustus 2022 17.01
Nelly Pauna Situmorang | |
---|---|
Lahir | 10 September 1924 Solok, Sumatra Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Sekolah Polisi Negara (SPN), Bukittinggi, Sumatra Tengah |
Pekerjaan | Polisi |
Dikenal atas | Polwan Indonesia yang pertama |
Suami/istri | Mayor Jenderal Polisi Situmorang |
Anak | Rika Situmorang |
Komisaris Besar Polisi (Purn.) Nelly Pauna Situmorang (lahir 10 September 1924) adalah seorang anggota Polwan (Polisi Wanita) Indonesia.[1] Ia bersama lima orang koleganya, yaitu Mariana Saanin Mufti, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan Rosnalia Taher merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi Polwan dan juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di Tanah Air.[2]
Riwayat
Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Nelly bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di Bukittinggi, Sumatra Tengah pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika terjadinya Agresi Militer Belanda II. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer Belanda.[3]
Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan Minangkabau, dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.[4]
Referensi
- ^ https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA1200
- ^ 6 Polwan Pertama Indonesia Berdarah Minang TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.
- ^ Mengenang Sejarah Lahirnya Polwan di RI[pranala nonaktif permanen] Metrotvnews.com, 30 Agustus 2013. Diakses 9 September 2013.
- ^ Begini Sejarah Polwan di Indonesia TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.