Lompat ke isi

Dewan Nasional Perlawanan Timor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bahar akhirudin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bahar akhirudin (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10: Baris 10:


Sebuah periode teror dan pemukiman kembali warga sipil diikuti, diikuti oleh penganiayaan terhadap pendukung gerakan kemerdekaan oleh milisi pro-Indonesia dan tentara. Sementara FRETILIN pada awalnya masih menguasai sebagian besar Timor Timur, Indonesia berhasil semakin menekan perlawanan melalui serangan udara dan penghancuran ladang. Pada bulan Desember 1978, basis-basis gerakan perlawanan sebagian besar telah dihancurkan oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] dan lebih dari 80% pejuang FRETILIN telah terbunuh. Di bawah [[Xanana Gusmão]], FRETILIN semakin beralih ke perang [[gerilya]] melawan Indonesia. Berbagai kelompok Timor memerangi penjajah dari pegunungan dengan dukungan penduduk.
Sebuah periode teror dan pemukiman kembali warga sipil diikuti, diikuti oleh penganiayaan terhadap pendukung gerakan kemerdekaan oleh milisi pro-Indonesia dan tentara. Sementara FRETILIN pada awalnya masih menguasai sebagian besar Timor Timur, Indonesia berhasil semakin menekan perlawanan melalui serangan udara dan penghancuran ladang. Pada bulan Desember 1978, basis-basis gerakan perlawanan sebagian besar telah dihancurkan oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] dan lebih dari 80% pejuang FRETILIN telah terbunuh. Di bawah [[Xanana Gusmão]], FRETILIN semakin beralih ke perang [[gerilya]] melawan Indonesia. Berbagai kelompok Timor memerangi penjajah dari pegunungan dengan dukungan penduduk.

Pada tanggal 31 Maret 1986, ''Konvergensi Nasional Timor'' (''Convergencia Nacional Timorense CNT'') dibentuk sebagai organisasi payung oleh UDT, FRETILIN, ''[[Klibur Oan Timor Asuwain]]'' (KOTA) dan [[Partido Trabalhista]] (''Partai Buruh''). Tetapi selalu ada perpecahan dan perebutan kekuasaan di antara kelompok-kelompok individu. Pakta itu berantakan lagi. Pada tanggal 20 Agustus 1987, FALINTIL Gusmão diubah dari tentara partai FRETILIN menjadi tentara nasional Perlawanan Timor Timur. Gusmão tetap menjadi pemimpin mereka. Akhirnya, di sebuah kongres, Gusmão dan [[José Ramos-Horta]], juru bicara pemerintah Timor-Leste di pengasingan dan perwakilan mereka di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]], pada tanggal 31 Desember 1988 ''Conselho Nacional de Resistência Maubere CNRM'' (''Dewan Nasional Perlawanan Maubere'') sebagai organisasi payung baru bagi perlawanan rakyat Timor. Xanana Gusmão terpilih sebagai presiden CNRM, itulah sebabnya ia mengundurkan diri dari FRETILIN agar tidak dianggap sebagai partisan. Ramos-Horta melakukan hal yang sama. Istilah ''[[Maubere]]'' diciptakan oleh Ramos-Horta pada tahun 1970-an dan awalnya merujuk pada [[Mambai]], salah satu kelompok etnis terbesar di Timor Leste. Selama masa kolonial, Portugis menyebut penduduk pedesaan Timor ''Maubere'' untuk membedakan mereka dari pemukim Portugis dan [[mestizo]] untuk membedakan. Itu menjadi identik dengan orang-orang buta huruf yang tidak beradab. UDT dan KOTA awalnya menolak bekerja sama, diduga karena istilah ''Maubere''. Selain itu, UDT mengkritik bahwa CNRM hanyalah manifestasi lain dari FRETILIN.

Akibat [[Pembantaian Santa Cruz]] pada tahun 1991 dan penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian kepada Ramos-Horta dan Uskup [[Carlos Filipe Ximenes Belo]] pada tahun 1996, Timor Timur mendapat perhatian yang lebih besar dari publik dunia dan Indonesia semakin mendapat tekanan internasional, yang bahkan direbut Gusmão pada tahun 1992 tidak berubah. Pada konferensi 23-27 April 1998 di [[Peniche]] (Portugal), berbagai kelompok Timor Timur (FRETILIN, UDT, KOTA, [[Associação Popular Democrática Timorense|APODETI]], ''Partai Buruh'' dan [[União Democrata-Crista de Timor|UDC]] yang baru didirikan) akhirnya bersatu dan organisasi tersebut menjadi ''Conselho Nacional de Resistência Timorense CNRT'' Berganti nama menjadi CNRT Timor .

Pada Mei 1998, penguasa lama Indonesia [[Soeharto]] mengundurkan diri setelah [[protes mahasiswa]]. Pada bulan Juni, penggantinya [[Bacharuddin Jusuf Habibie]] menawarkan [[otonomi]] Timor Timur di dalam negara Indonesia. Namun, ia mengesampingkan kemerdekaan penuh dan menyatakan bahwa Portugal dan PBB harus mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur. CNRT menolak usulan tersebut pada 11 Agustus 1998, sebaliknya menyerukan referendum kemerdekaan dan pembebasan Xanana Gusmão. Akhirnya, referendum tentang masa depan Timor Timur disepakati pada tahun 1999. 78,5% rakyat Timor Timur memilih untuk merdeka, tetapi periode sebelum dan sesudah referendum telah berakhirAksi kekerasan oleh [[Operation Donner|milisi pro-Indonesia dan militer]] membayangi ribuan korban, ratusan perempuan dan anak perempuan diperkosa, tiga perempat penduduk mengungsi dan 75% infrastruktur negara hancur. PBB akhirnya mengirim pasukan internasional [[INTERFET]], untuk menenangkan negara dan mengambil alih. Pada bulan Desember 1999 administrasi PBB Timor Timur ([[UNTAET]]) membentuk [[National Consultative Council]] (NCC) untuk mewakili penduduk.

Pada tanggal 21 Juni 2000, UNTAET dan CNRT sepakat untuk mengatur kembali NCC, yang mewakili rakyat Timor Lorosa'e dalam pemerintahan. [[National Council]] (NC) sekarang memiliki 33 anggota, semuanya orang Timor-Leste.

[[Datei:Coat of arms of East Timor (2002–2007).svg|miniatur|Lambang Timor Leste (2002–2007) dengan perisai CNRT]]

Pada saat Kongres Agustus 2000, partai-partai Timor Leste yang baru [[Partido Socialista de Timor|PST]], [[União Democrata-Crista de Timor|UDC]] dan setelah pembentukannya, [[Partido Social Democrata|PSD]] dan [[Partai Demokratik Maubere|PDM]], juga telah bergabung dengan CNRT. Namun, setelah kongres, FRETILIN dan UDT mengundurkan diri dari CNRT. Pada tanggal 23 Oktober, Presiden CNRT Xanana Gusmão terpilih sebagai juru bicara NC.

Akhirnya, pada tanggal 9 Juni 2001, CNRT dibubarkan untuk membuka jalan bagi berbagai partai untuk berkampanye untuk pemilihan pertama 30 Agustus 2001 mendatang. Timor Timur merdeka pada 20 Mei 2002. Pada [[lambang Timor Leste]] dari tahun 2002 hingga 2007, perisai CNRT tampil sebagai elemen sentral. Akibat pendudukan dan perang gerilya yang dihasilkan, sekitar 183.000 orang tewas.

Pada tahun 2007, Xanana Gusmão mengumumkan bahwa ia akan menjalankan partai barunya sendiri dalam pemilihan parlemen yang akan datang sebagai calon perdana menteri. Partai baru tersebut bernama ''[[Congresso Nacional da Reconstrução Timorense]]'' (Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor) dan juga menyandang singkatan CNRT . Karena kesamaan nama, ia telah dikritik oleh partai pemerintahan sebelumnya FRETILIN.


== Struktur CNRT ==
== Struktur CNRT ==

Revisi per 26 Agustus 2022 16.06

Bendera CNRT

CNRT (Conselho Nacional de Resistência Timorense) berfungsi sebagai organisasi payung untuk mengoordinasikan perjuangan Timor Leste untuk kemerdekaan melawan pendudukan Indonesia (1975–1999). Berbagai partai dan kelompok Timor Timur bersatu di dalamnya, seperti FRETILIN, UDT atau Colimau 2000. Dari tahun 1988 hingga 1998 organisasi tersebut bernama Conselho Nacional de Resistência Maubere CNRM (Dewan Nasional Perlawanan Maubere).

Latar belakang

Acara CNRT pada referendum kemerdekaan 1999
Acara CNRT pada referendum kemerdekaan 1999

Setelah Revolusi Bunga di Portugal pada tahun 1974, koloni Timor Portugis akan dipersiapkan untuk kemerdekaan, tetapi pada bulan Agustus 1975 terjadi perebutan kekuasaan antara dua partai terbesar, UDT dan FRETILIN. Dengan bantuan organisasi militernya, FALINTIL, FRETILIN mampu bertahan. Sebagian besar pendukung UDT harus mengungsi ke Timor Barat. Pada tanggal 28 November 1975, FRETILIN memproklamasikan kemerdekaan dari Portugal dalam menghadapi invasi Indonesia. Diharapkan ini akan mendapat dukungan dari dunia internasional, tetapi hanya sembilan hari kemudian Indonesia mulai secara terbuka menduduki negara itu.

Sebuah periode teror dan pemukiman kembali warga sipil diikuti, diikuti oleh penganiayaan terhadap pendukung gerakan kemerdekaan oleh milisi pro-Indonesia dan tentara. Sementara FRETILIN pada awalnya masih menguasai sebagian besar Timor Timur, Indonesia berhasil semakin menekan perlawanan melalui serangan udara dan penghancuran ladang. Pada bulan Desember 1978, basis-basis gerakan perlawanan sebagian besar telah dihancurkan oleh Tentara Nasional Indonesia dan lebih dari 80% pejuang FRETILIN telah terbunuh. Di bawah Xanana Gusmão, FRETILIN semakin beralih ke perang gerilya melawan Indonesia. Berbagai kelompok Timor memerangi penjajah dari pegunungan dengan dukungan penduduk.

Pada tanggal 31 Maret 1986, Konvergensi Nasional Timor (Convergencia Nacional Timorense CNT) dibentuk sebagai organisasi payung oleh UDT, FRETILIN, Klibur Oan Timor Asuwain (KOTA) dan Partido Trabalhista (Partai Buruh). Tetapi selalu ada perpecahan dan perebutan kekuasaan di antara kelompok-kelompok individu. Pakta itu berantakan lagi. Pada tanggal 20 Agustus 1987, FALINTIL Gusmão diubah dari tentara partai FRETILIN menjadi tentara nasional Perlawanan Timor Timur. Gusmão tetap menjadi pemimpin mereka. Akhirnya, di sebuah kongres, Gusmão dan José Ramos-Horta, juru bicara pemerintah Timor-Leste di pengasingan dan perwakilan mereka di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tanggal 31 Desember 1988 Conselho Nacional de Resistência Maubere CNRM (Dewan Nasional Perlawanan Maubere) sebagai organisasi payung baru bagi perlawanan rakyat Timor. Xanana Gusmão terpilih sebagai presiden CNRM, itulah sebabnya ia mengundurkan diri dari FRETILIN agar tidak dianggap sebagai partisan. Ramos-Horta melakukan hal yang sama. Istilah Maubere diciptakan oleh Ramos-Horta pada tahun 1970-an dan awalnya merujuk pada Mambai, salah satu kelompok etnis terbesar di Timor Leste. Selama masa kolonial, Portugis menyebut penduduk pedesaan Timor Maubere untuk membedakan mereka dari pemukim Portugis dan mestizo untuk membedakan. Itu menjadi identik dengan orang-orang buta huruf yang tidak beradab. UDT dan KOTA awalnya menolak bekerja sama, diduga karena istilah Maubere. Selain itu, UDT mengkritik bahwa CNRM hanyalah manifestasi lain dari FRETILIN.

Akibat Pembantaian Santa Cruz pada tahun 1991 dan penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian kepada Ramos-Horta dan Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo pada tahun 1996, Timor Timur mendapat perhatian yang lebih besar dari publik dunia dan Indonesia semakin mendapat tekanan internasional, yang bahkan direbut Gusmão pada tahun 1992 tidak berubah. Pada konferensi 23-27 April 1998 di Peniche (Portugal), berbagai kelompok Timor Timur (FRETILIN, UDT, KOTA, APODETI, Partai Buruh dan UDC yang baru didirikan) akhirnya bersatu dan organisasi tersebut menjadi Conselho Nacional de Resistência Timorense CNRT Berganti nama menjadi CNRT Timor .

Pada Mei 1998, penguasa lama Indonesia Soeharto mengundurkan diri setelah protes mahasiswa. Pada bulan Juni, penggantinya Bacharuddin Jusuf Habibie menawarkan otonomi Timor Timur di dalam negara Indonesia. Namun, ia mengesampingkan kemerdekaan penuh dan menyatakan bahwa Portugal dan PBB harus mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur. CNRT menolak usulan tersebut pada 11 Agustus 1998, sebaliknya menyerukan referendum kemerdekaan dan pembebasan Xanana Gusmão. Akhirnya, referendum tentang masa depan Timor Timur disepakati pada tahun 1999. 78,5% rakyat Timor Timur memilih untuk merdeka, tetapi periode sebelum dan sesudah referendum telah berakhirAksi kekerasan oleh milisi pro-Indonesia dan militer membayangi ribuan korban, ratusan perempuan dan anak perempuan diperkosa, tiga perempat penduduk mengungsi dan 75% infrastruktur negara hancur. PBB akhirnya mengirim pasukan internasional INTERFET, untuk menenangkan negara dan mengambil alih. Pada bulan Desember 1999 administrasi PBB Timor Timur (UNTAET) membentuk National Consultative Council (NCC) untuk mewakili penduduk.

Pada tanggal 21 Juni 2000, UNTAET dan CNRT sepakat untuk mengatur kembali NCC, yang mewakili rakyat Timor Lorosa'e dalam pemerintahan. National Council (NC) sekarang memiliki 33 anggota, semuanya orang Timor-Leste.

miniatur|Lambang Timor Leste (2002–2007) dengan perisai CNRT

Pada saat Kongres Agustus 2000, partai-partai Timor Leste yang baru PST, UDC dan setelah pembentukannya, PSD dan PDM, juga telah bergabung dengan CNRT. Namun, setelah kongres, FRETILIN dan UDT mengundurkan diri dari CNRT. Pada tanggal 23 Oktober, Presiden CNRT Xanana Gusmão terpilih sebagai juru bicara NC.

Akhirnya, pada tanggal 9 Juni 2001, CNRT dibubarkan untuk membuka jalan bagi berbagai partai untuk berkampanye untuk pemilihan pertama 30 Agustus 2001 mendatang. Timor Timur merdeka pada 20 Mei 2002. Pada lambang Timor Leste dari tahun 2002 hingga 2007, perisai CNRT tampil sebagai elemen sentral. Akibat pendudukan dan perang gerilya yang dihasilkan, sekitar 183.000 orang tewas.

Pada tahun 2007, Xanana Gusmão mengumumkan bahwa ia akan menjalankan partai barunya sendiri dalam pemilihan parlemen yang akan datang sebagai calon perdana menteri. Partai baru tersebut bernama Congresso Nacional da Reconstrução Timorense (Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor) dan juga menyandang singkatan CNRT . Karena kesamaan nama, ia telah dikritik oleh partai pemerintahan sebelumnya FRETILIN.

Struktur CNRT

Kepemimpinan CNRT terdiri dari tiga badan: Komisi Politik Nasional, Komisi Eksekutif dan Komisi Yudisial. Xanana Gusmão (sebelumnya FRETILIN) menjadi Presiden CNRT dan Ketua Komisi Politik Nasional. Di tempat kedua adalah Wakil Presiden José Ramos-Horta, yang juga menjadi Ketua Komite Eksekutif. Mário Viegas Carrascalão (PSD)., yang tinggal di Timor Timur, menjadi Wakil Presiden yang “pendiam” .

Presidium Juventude Lorico Ass'wain Timor Loro Sa'e menjadi organisasi payung bagi kelompok perlawanan pemuda dan mahasiswa . Melibatkan 14 kelompok, antara lain OJETIL, OPJLATIL, Fuan Domin, RENETIL, Uniamorte, Sagrada Família, IMPETTU, FITUN, UJTL, dan BPPM. Juvêncio Martins menjadi koordinator Biro.[1]

Perwakilan partai dan perwakilan non-partai diwakili di Komisi Politik Nasional dan Komisi Eksekutif. Seorang imam ditambahkan ke Komisi Politik Nasional, sementara para ahli duduk di Komisi Kehakiman.

Komisi-komisi tersebut, sebagaimana diputuskan di Peniche pada April 1998, pada awalnya terdiri dari 22 orang Timor yang diasingkan. Pada bulan September, Gusmão mengangkat 12 anggota Komisi Politik Nasional lagi yang tinggal di Timor Timur.

Anggota Komisi Politik Nasional:

Ada juga empat pemain pengganti:

Adapun perwakilan dari Timor Leste sendiri adalah:

Anggota Komite Eksekutif:

Anggota Komisi Yudisial:

Pejabat CNRT lainnya:

Meski menjadi anggota CNRT, PDM tidak memiliki perwakilan di kantor.

Lihat juga

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Dan Nicholson: The Lorikeet Warriors: East Timorese new generation nationalist resistance, 1989–99, Department of History, Faculty of Arts, The University of Melbourne, Oktober 2001.
  2. ^ Ben Kiernan: Genocide and Resistance in Southeast Asia: Documentation, Denial, and Justice in Cambodia and East Timor, S. 179/180, 2008.